ABRI adalah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Menjadi tulang punggung dan kebanggan Indonesia dalam perang kemerdekaan.
Senjata standar ABRI adalah senapan Springfield 1903 yang berasal dari Amerika Serikat. Setelah membeli hak paten dan transfer teknologi senjata ini mulai dibuat di dalam negeri dengan sedikit modifikasi.
Memiliki total 24 divisi angkatan darat, 2 divisi angkatan laut dan 1 divisi angkatan udara.
Standar untuk satu divisi ABRI adalah 13.000 pasukan sehingga total tentara ABRI adalah 338.000 personil.
Angkatan darat terdiri dari 23 divisi infanteri dan 1 divisi lapis baja yang tersebar di 4 daerah militer di Indonesia.
1 daerah militer Indonesia adalah terdiri dari 6 divisi angkatan darat dan membawahi beberapa provinsi.
Angkatan laut Indonesia terdiri dari 2 divisi dengan kekuatan 26.000 personil. Memiliki 16 kapal tempur yang terdiri dari 1 kapal penjelajah berat, 2 kapal penjelajah ringan, 10 kapal perusak dan 3 kapal selam.
Pada awal kemerdekaan Indonesia merampas kapal-kapal tempur Belanda yang berjumlah 7. Setelah kemerdekaan Indonesia membeli kapal bekas dari Inggris untuk memenuhi angkatan laut Indonesia sampai kapal pesanan Amerika selesai.
Angkatan laut Indonesia dibagi menjadi 2 koarmada yang terletak di Jakarta dan Surabaya.
Secara de jure angkatan udara Indonesia belum diakui secara luas, angkatan udara hanya terdiri dari 12 pesawat biplane dan beberapa pesawat angkut kecil.
Herman sudah berusaha untuk memesan pesawat dari luar negeri dan belum menemukan kepastian sehingga angkatan udara hanya bergerak dalam unit kecil.
Tetapi mesin-mesin yang diciptakan oleh pabrik Volkswagen mampu menjadi mesin pesawat. Hal ini membuat Herman senang dan hanya perlu riset lebih lanjut.
1 Februari 1933
Markas Besar ABRI, BandungHerman pergi ke Bandung lagi untuk mengikuti rapat bersama para perwira militer ABRI.
Dia ingin memperluas ABRI sehingga keamanan negara semakin terjamin dan menghilangkan niat buruk negara asing yang ingin menyinggung Indonesia.
Menurut Herman musuh Indonesia tidak sedikit, sebut saja Belanda saat perjanjian di tandatangani dan Belanda dipaksa membayar ganti rugi mereka menolak dan berkata perjanjian itu ilegal.
Sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Belanda tidak pernah mengakui Indonesia sebagai negara dan masih menganggap Indonesia adalah negara pemberontak.
Sudah beberapa kali Belanda memaksa Indonesia memasuki jalur hukum yang hanya dihiraukan oleh Indonesia.
Sikap Belanda lama-lama tidak populer di Eropa dan hanya dianggap tangisan bayi saja. Negara-negara Eropa lebih suka berkerja sama dengan Indonesia dalam perdagangan yang adil.
"Menurut data kami sekarang sudah ada 338.000 personil ABRI di Indonesia, saya merasa jumlah ini kurang dan kami dapat melebarkannya sampai 37 divisi. Saya harap pada akhir tahun 1935 kami mempunyai 45 divisi untuk bergerak mengepung Portugis."ucap Herman kepada jendral-jendral ABRI.
Asep selaku Panglima ABRI mengangguk tanda paham dengan ucapan Herman. Asep dan Herman adalah kawan lama sehingga dia paham cara berpikir Herman.
Dia menggunakan seragam pdh yang bertengger 4 bintang perak menandakan dia adalah Panglima ABRI.
Untuk membantu kawan lamanya membangun ABRI, Asep akan mencurahkan separuh raganya demi kemajuan ABRI di Indonesia.
Walaupun Herman adalah presiden dia secara tidak langsung menjadi jendral besar bintang 5 untuk menghormati perjuangannya memimpin pemberontakan melawan Belanda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indonesia 1932
Ficção HistóricaSebuah pemberontakan pecah pada tahun 1932 di Hindia Belanda, gerakan ini bertujuan untuk meruntuhkan pengaruh Belanda di Hindia Belanda untuk menuju kemerdekaan negara yang baru. Herman pemimpin pemberontakan Hindia Timur Belanda membuat Belanda p...