10. Rokok Ajaib

385 33 6
                                        

George adalah seorang yang bekerja sebagai pekerja tambang batu bara di Jerman. Dia merasa bahwa hidupnya sudah cukup baik.

Dia memiliki istri dan satu orang anak, dapat minum 2 kali dalam seminggu bersama teman-temannya.

Menurutnya hidup seperti ini sudah sempurna sampai dia melihat temannya menghisap rokok yang aneh.

"Hei Muller, apa yang sedang kau hisap itu? Baunya sangat harum sekali"tanya George kepada temannya Muller.

"Oh ini? Ini rokok yang baru saja aku beli dari toko dibawah, orang bilang ini rokok dari Indonesia dengan berbagai macam rasa dan aroma"jawab Muller sambil menunjukkan rokoknya kepada George.

George memegang bungkus rokok yang ditunjukkan oleh Muller. Dia membaca bahwa merk-nya adalah Gudang Rokok Indonesia yang dia tidak bisa baca dikarenakan ditulis dengan bahasa Indonesia.

Hanya saja hanya ada satu kalimat yang bisa dia baca dalam bahasa Jerman. "Rokok membunuhmu" ucapnya membaca tulisan dibungkus rokok.

"Hei, disini tertulis 'rokok membunuhmu' apa kamu tidak takut?"tanya George menunjuk kalimat di bungkus rokok.

"Memang awalnya aku tidak berani hanya saja saat aku mencoba menghisapnya aku menjadi ketagihan dengan rasanya. Kenapa kamu tidak mencoba satu?"balas Muller menawarkan rokok itu.

George ingin menolak tetapi asap rokok yang dihembuskan oleh Muller membuatnya penasaran. Jadi dia mengambil satu batang rokok dan menyusutnya dari rokok Muller.

Di tarik rokok tersebut dan menghembuskan ya keluar. Ini benar-benar ajaib?

"Rokok apa ini? Rasanya sedikit berbeda dengan rokok-rokok yang ada di Jerman"ucap George penasaran.

Rokoknya tidak berat saat dihisap dan dia merasakan rasa yang tidak pernah dia rasakan di mulutnya.

"Ini rasa cengkeh, ada banyak rasa seperti mint, mild dan yabg lainnya"jawab Muller.

George hanya mengangguk walaupun dia tidak mengerti rasa-rasa yang diucapkan oleh Muller.

"Berapa harganya?"tanya George penasaran dengan harga dari rokok ini.

"Tidak terlalu mahal tetapi tidak murah juga hanya 5 Mark saja"jawab Muller.

5 Mark walaupun dia sanggup untuk membelinya tetapi itu juga angka yang tidak sedikit jika dibandingkan gajinya.

Dia menggelengkan kepalanya dan berkata "Ini aku tidak mampu untuk membelinya, aku takut bahwa kebutuhanku yang lainnya tidak tercukupi"

"Santai saja kita bisa patungan jika ingin merokok, disini cukup dingin jadi aku menghisap rokok untuk menghangatkan badan"balas Muller kemudian pergi meninggalkan George.

George termenung memang rokok yang dia hisap tadi membuat badannya hangat, mungkin ini karena rasa cengkeh yang keluar dari rokok yang dia hisap.

Dia berjalan mengikuti Muller untuk pergi ke tempat istirahat para pekerja tambang. Dia sudah cukup banyak menggali hari ini.

Tidak hanya George dan Muller tetapi gelombang rokok telah mengguncang Eropa bagai badai.

Bagi Eropa yang memiliki musim dingin bersalju rokok-rokok dari Indonesia terlihat bagaikan obat penghilang dingin.

Rasanya yang manis, pahit dan pedas membuat mereka tidak tidak merasakan dingin yang menggigil.

Walaupun hanya usia 18 tahun keatas yang bisa memberi rokok dan mempunyai identitas kewarganegaraan saja yang bisa membeli rokok.

Tidak hanya di Eropa saja Amerika Serikat yang relatif jangan juga merasakan gelombang rokok dimana-mana.

Orang-orang berlomba-lomba membeli rokok karena ketagihan dengan rasa yang ditawarkan. Menurut mereka kapan lagi memiliki pengalaman menghisap rokok dengan berbagai rasa dan aroma.

Indonesia 1932Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang