17. Indo-Portugis War

306 35 10
                                    


Sudah setahun sejak Indonesia membangun militernya secara gila-gilaan. Dengan PDB yang meningkat tajam, Indonesia mampu mempersenjatai angkatan daratnya dengan 10 divisi lapis baja.

Standar divisi lapis baja Indonesia telah naik hingga 500 tank untuk 1 divisi lapis baja.

Tank Indonesia terdiri dari 1.000 Leopard 1, 4.000 M32 Herman, 20.000 panser Anoa. Ini angka yang sangat gila untuk sebuah negara di Asia.

Jepang saja tidak mampu memproduksi semua ini dalam waktu 2 tahun. Indonesia harus mengorbankan 10% PDB nya untuk militer. Pada tahun 1935 saja Indonesia memiliki PDB sebesar 51 miliar dolar.

Amerika Serikat pada tahun yang sama memiliki PDB sebesar 81 miliar dolar. Jika diurutkan maka Indonesia ada diperingkat  ke-4 dibawah Jerman dan Inggris.

Itu artinya pada tahun 1935, anggaran militer Indonesia adalah 5.1 miliar dolar. Walaupun Herman sedikit sungkan dengan angka ini dikarenakan bisa membangun ratusan pabrik untuk industri Indonesia.

Tetapi dia harus melakukannya selama dua tahun ini untuk menyiapkan militer Indonesia yang kuat dan berkualitas.

Kenapa Herman membangun militer yang besar padahal musuhnya hanya koloni kecil Portugis? Jawabannya satu, dia takut efek berantai ini akan menyebabkan perang dunia lebih awal.

Dia takut Inggris akan merasa terancam dengan Indonesia di Asia dan menyatakan perang dengan Indonesia.

Herman juga tidak tahu sikap Amerika dan Perancis bagaimana, yang pasti Perancis tidak menyukai Indonesia yang sedang maju-majunya.

Inggris kalah di berbagai sektor perdagangan yang ada, mereka mencoba mobil tetapi Volkswagen terlalu kuat. Mereka mencoba membuat rokok tetapi rokok Indonesia terlalu populer.

Mereka ingin berjuang di makanan instan dan mereka juga kalah di sana dan sekarang pengaruh Perancis di Asia seperti tidak ada dihadapan Indonesia.

Sudah cukup bagi Perancis untuk menyalakan genderang perang yang mereka butuhkan hanyalah pemicu agar mereka tidak menyerang duluan.

Untung saja suka Amerika berbeda, Indonesia memesan puluhan kapal perang dari Indonesia yang di dominasi oleh kapal perang (Battleship) dan kapal penjelajah berat (Battlecruiser).

Pada tahun 1936 Indonesia memiliki 150 kapal perang yang terdiri dari 3 kapal induk, 12 kapal perang (Battleship), 20 kapal penjelajah, 30 kapal penjelajah ringan, 50 kapal perusak dan 35 kapal selam.

Pembangunan kapal-kapal ini menelan dana hingga 2,8 miliar dolar dan belum dihitung dengan kapal-kapal yang masih dalam pembangunan di dalam negeri, Jerman dan Amerika.

Belum termasuk pesawat, tank, panser dan senapan serbu. Harga 1 tank M32 Herman adalah 50.000 dolar, tank Leopard 1 adalah 200.000 dolar, panser Anoa adalah 10.000 dolar. Untuk divisi lapis baja saja mengeluarkan dana hingga 600 juta dolar.

Angkatan udara pada tahun 1936 terdiri dari 4.000 GF-101 dan 500 GK-271. Pesawat pejuang GF-101 dihargai 70.000 dolar, GK-271 dihargai 500.000 dolar membuat angkatan udara mengeluarkan dana hingga 530 juta dolar.

Indonesia memiliki 4 juta tentara yang satu juta diantaranya dilengkapi dengan senapan serbu IR-33. Harga satu senapan IR-33 adalah seratus dolar sehingga mengeluarkan dana hingga 100 juta dolar.

Tapi tentu saja pengeluaran di atas belum termasuk peluru, bom, suku cadang, bensin dan gaji tentara.

Hasil yang di berikan tentu sepadan dan tidak mengecewakan dengan jumlah yang sekian banyak ini dia tidak ragu untuk menyatakan perang kepada seluruh negara Asia.

Sekitar 100.000 tentara sudah berada di Kupang dan membuat Timor Portugis ketakutan. Portugis menyatakan keberatan kepada Indonesia untuk mengurangi tentaranya yang berada di Kupang.

Tentara Portugis dana di Timor hanya ada 30.000 saja dan Indonesia secara terang-terangan menaruh 100.000 tentara di Kupang.

Ini adalah provokasi! Portugis tidak akan menerimanya sampai kapanpun. Indonesia menolak permintaan Portugis dan berkata bahwa itu untuk melindungi Kupang.

Akhirnya hal ini menjadi pembicaraan di dunia internasional. Inggris, Perancis dan Spanyol menentang keputusan Indonesia memobilisasi tentara secara besar-besaran di Asia.

Mereka meminta Indonesia untuk mengurangi tentara dengan dalih perdamaian dunia.

Indonesia terus menyangkal dan menolak usulan dari mereka dan berkata bahwa mereka tidak bisa mencampuri urusan negara lain.

Hal ini membuat Indonesia menjadi pembicaraan di banyak surat kabar Eropa dan memperpanas suasana.

Jerman menjadi satu-satunya negara di Eropa yang menunjukkan dukungan kepada Indonesia. Nasib mereka sama dengan Indonesia yang sedang membangun tentaranya dan negara lain tidak berhak ikut campur.

Sedangkan Amerika Serikat sedang sibuk membangun kembali ekonomi mereka yang baru saja pulih dari Great Depresion. Mereka tidak siap untuk ikut perang lagi.

Terutama melawan Indonesia yang merupakan mitra terpenting Amerika Serikat di Asia.

Jepang memilih netral dalam menyikapi masalah ini, mereka punya rencana sendiri untuk perang dengan cina dan tidak bisa ikut campur dengan urusan lain.

Uni Soviet memilih netral dan berkata urusan ini bukan urusan mereka. Tidak ada alasan bagi mereka ikut perang dengan negara yang jauh dari mereka.

Akhirnya pada tanggal 1 Februari 1936, Indonesia meluncurkan serangan yang dinamakan "Operasi Seroja".

——

Herman sedang duduk bersama para petinggi militer Indonesia. Tidak hanya militer terdapat menteri-menteri yang juga bertanggung jawab dengan operasi ini.

Di depannya terdapat peta super besar yang merupakan peta wilayah Timor. Di peta itu sudah ditandai beberapa tanda untuk menunjukkan unit apa yang berada di sana.

Di Kupang terdapat 1 divisi lapis baja dan beberapa skuadron pengebom dan divisi lintas udara.

Mereka siap untuk merebut Timor hanya dalam waktu satu hari saja. Mereka akan menggunakan strategi serangan kilat yang telah dilatih bertahun-tahun dalam ABRI.

Menurut strategi ini serangan akan dimulai dengan mengirim 10 Skuadron pengebom ke Dili sehingga meruntuhkan markas tentara Portugis di sana.

Selanjutnya akan disusul dengan divisi lapis baja yang menerobos masuk ke Timor melalui perbatasan. 1 divisi infanteri senapan serbu akan menyerang ke daerah enklave Portugis yang berada di dekat Kupang.

Setelah lapis baja masuk maka pasukan marinir akan mendarat di daerah Timur dekat Dili yang disusul dengan divisi penerjun payung yang akan mendarat di selatan Dili.

RPKAD akan bergerak bersama divisi lapis baja untuk membersihkan tentara garis depan dan langsung mengepung Dili.

Segitiga: Divisi lapis baja dan RPKADKotak: KKO marinirBintang: Divisi lintas udaraLingkaran: Skuadron pengebomKotak lonjong: Divisi senapan serbu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segitiga: Divisi lapis baja dan RPKAD
Kotak: KKO marinir
Bintang: Divisi lintas udara
Lingkaran: Skuadron pengebom
Kotak lonjong: Divisi senapan serbu

Serangan akan dimulai pada tanggal 1 Februari 1936 pada pukul 6 pagi waktu setempat. ABRI harus merebut Dili sebelum malam hari dan memaksa pemerintah Timor Portugis untuk menyerah.

Operasi Seroja akan melibatkan 50.000 lebih tentara ABRI, 500 tank, 2.000 panser Anoa, 240 GK-271.

Ini adalah operasi terbesar Indonesia dan pertama dalam sejarah Indonesia. Operasi ini harus berhasil bagaimanapun juga.

Indonesia 1932Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang