3. Rapat Nasinonal

424 40 10
                                        

6 Februari 1932
Gedung Walikota Bogor

Hari ini sedang terjadi rapat nasional pertama bersama beberapa tokoh penting seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Syahrir dan lain sebagainya.

Topiknya adalah:

1. Bentuk Negara Indonesia
2. Ideologi Negara Indonesia
3. Pemimpin Negara Indonesia
4. Menteri-menteri Indonesia
5. Deklarasi Kemerdekaan

"Tuan-tuan dikumpulkan disini untuk membahas hal penting, negara ini akan merdeka dan lepas dari Belanda saya berani jamin itu. Saya ingin berdiskusi dengan saudara-saudara untuk membahas nasib penting negara ini"ucap Herman selaku ketua rapat.

Saat para tokoh penting bertemu dengan Herman mereka terkejut bahwa yang memulai pemberontakan adalah orang yang masih sangat muda.

Mereka sedikit malu bahwa perjuangan mereka selama ini terlalu lambat jika dibandingkan dengan Herman yang menggunakan militer.

"Bentuk negara ini haruslah Republik dan tidak boleh terpecah-pecah kembali, kami perlu ini untuk menyatukan seluruh Indonesia dibawah satu kesatuan"ujar Tan Malaka membeberkan pikirannya.

Bagi Tan Malaka ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk Merdeka, mereka semua harus cepat-cepat merdeka.

"Saya tidak setuju dengan apa yang diucapkan oleh Tan Malaka, saya berpikir bahwa ada baiknya Indonesia itu negara serikat saja seperti Amerika Serikat"balas Tan Malaka menanggapi pemikiran Tan Malaka.

"Tida bisa! Jika seperti itu maka kami akan jatuh kedalam perang saudara seperti Amerika Serikat yang ada bicarakan"tolak Tan Malaka tidak sependapat.

Susana seketika menjadi ricuh dengan dua kubu yang berbeda, ada yang ingin Indonesia Republik Kesatuan ada yang ingin Indonesia Serikat Federal.

Tok! Tok! Tok!

Herman segera memukul palunya mencegah keributan lebih besar lagi dia tidak ingin rapat sakral ini jadi ajang debat kusir.

"Harap tenang tuan-tuan, ingat anda dikumpulkan disini untuk membahas masa depan bangsa bukan untuk debat kusir!"tegas Herman menenangkan anggota rapat nasional ini.

Soekarno yang melihat ini menaikan tangannya dan berkata "Izin ketua, apakah ketua ada saran untuk bentuk negara ini?"

Anggota rapat yang mendengar ini juga penasaran dan mereka yang tadinya berdebat juga diam ingin tahu pemikiran Herman.

"Negara kita tidak boleh kerajaan itu sudah pasti, tetapi kami perlu memerintah rakyat dengan tangan besi agar tidak terjadi perang saudara. Saya ingin Indonesia itu negaranya Republik tetapi dipimpin oleh satu orang Presiden tanpa wakil.

Daerah-daerah akan diberikan otonomi khusus bagi provinsi-provinsi untuk membangun daerahnya tapi masih dalam pengawasan pusat."jawab Herman memuntahkan pemikirannya.

Para anggota mengangguk bahkan yang tadinya berselisih tentang Serikat dan Republik semuanya mengangguk.

Pemikiran Herman menggabungkan keduanya menjadi satu tetapi tidak bertabrakan melainkan berkolaborasi.

Negara Serikat yang dibalut Republik Kesatuan ini adalah sistem yang cocok untuk Indonesia.

"Saya sendiri setuju dengan pemikiran ketua mengenai hal ini tetapi apakah dengan memimpin rakyat dengan tangan besi akan membuat rakyat tidak puas?"tanya Syahrir kepada Herman terkait memimpin dengan tangan besi.

Herman mengangguk sejenak dan sudah menunggu pertanyaan itu, dia akan kecewa jika tidak ada yang bertanya tentang hal ini.

"Menurut saya awal-awal kemerdekaan adalah saat-saat yang kritis bagi sebuah negara, tidak baik bagi suatu negara untuk berpindah-pindah dari satu kepemimpinan ke kepemimpinan lain.

Indonesia 1932Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang