8. Menteri Ketenagakerjaan

286 31 0
                                    

15 Juni 1932
Bandung, Pasundan

Herman sedang melakukan inspeksi terhadap pabrik Volkswagen di Bandung untuk mengecek kinerja pekerja.

Segera Herman disambut oleh manajer umum yang bernama Danu. Dia sangat bersemangat untuk mengajar Herman mengecek kinerja pekerja pabrik.

"Tuan presiden selamat datang di pabrik kami, saya mewakili seluruh jajaran pabrik menyambut Anda disini"sambut Danu kepada Herman dengan hormat.

Herman mengangguk dan berjabat tangan dengan Danu. Segera mereka pergi berkeliling pabrik dikawal oleh tentara ABRI.

"Sehari berapa mobil truk yang bisa kalian produksi?"tanya Herman kepada Danu selaku manajer umum.

"Dalam sehari kami mampu memproduksi sekitar 400 mobil truk dan akan terus bertambah seiring pelebaran pabrik yang sedang dilakukan"ucap Danis dengan bangga kepada Herman.

Herman puas dengan kinerja Danu dan pekerja pabrik yang bekerja keras dalam membuat mobil truk untuk dijual.

"Berapa jam pekerja bekerja?"tanya Herman penasaran.

Herman bertanya demikian karena takut jam kerja yang diberikan tidak manusiawi dan dia tidak ingin ini menjadi aib bagi Indonesia.

"Tuan presiden, pekerja bekerja selama 11 jam setiap hari dan mendapat istirahat pada jam makan siang selama 30 menit"jawab Danu ragu-ragu perasaannya tidak enak.

"Apa! Ini tidak manusiawi, kami memang mencari untung tetapi tidak berarti kami ini tidak memberikan para pekerja istirahat yang layak!"teriak Herman dengan marah membuat para pekerja berhenti bekerja dan memperhatikan Herman.

Memang mereka bekerja sangat lam tetapi mereka tidak mengeluh dikarenakan mereka rasa ini sepadan dengan gajinya. Tetapi mendengar Herman marah mereka terkejut mengetahui jam kerja yang menurut mereka normal tidak manusiawi di mata Herman.

"Tuan presiden maafkan saya, tetapi ini untuk mengejar target yang banyak dari luar negeri"ucap Danu pelan takut dengan amarah Herman.

"Tidak! Sekarang para pekerja akan bekerja selam 9 jam perhari dan tidak lebih!"tegas Herman kepada Danu membuat dirinya mengernyit.

"Tapi pak, kami tidak akan mencapai target untuk permintaan pasar yang besar"bela Danu ingin mempertahankan kebijakannya.

Bukannya Danu kejam tetapi dia sendiri dia tekan untuk memproduksi lebih banyak mobil truk membuatnya pusing.

"Keputusan saya tetap, tetapi saya punya saran. Pekerja akan dibagi menjadi dua shift pagi sampai sore dan sore sampai malam dengan ini efektifitas pabrik akan meningkat dan kesehatan pekerja pabrik terjamin"ujar Herman memberikan saran kepada Danu.

Herman sendiri tidak menyalahkan Danu, tetapi dia menyalahkan sistem yang kurang ajar terhadap manusia.

"Itu bisa saja pak, tetapi kami akan merekrut pekerja lagi dan memberikan gaji lebih banyak untuk produksi"balas Danu mengenai beban gaji yang meningkat jika merekrut lebih banyak karyawan hanya untuk 1 pabrik.

"Tidak masalah! Saya akan mengurusnya dan mengeluarkan undang-undang ketenaga kerjaan! Saya minta mulai besok pabrik merekrut lebih banyak pekerja dan membangun asrama lagi untuk tempat tinggal pekerja pabrik!"tegas Herman dengan keputusan yang dia buat.

Danu tahu bahwa keputusan Herman tidak bisa diganggu gugat, di negara ini siapa yang berani kepada Herman? Tidak ada yang berani!

"Kalau begitu saya akan menjalankan perintah dengan patuh"ucap Danu pasrah dengan keputusan yang dibuat.

Herman mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan pabrik bersama para tentara ABRI yang mengawalnya.

Kali ini dia tidak didampingi oleh menteri perdagangan dan logistik sehingga dia hanya datang dengan beberapa staf menteri dan tentara ABRI.

Indonesia 1932Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang