9. Membeli Kapal

324 30 4
                                    

1 Juli 1932
Surabaya, Jawa Timur

Surabaya salah satu kota pelabuhan terpenting bagi sejarah Indonesia. Di kota ini pernah menjadi Medan perang dashyat antara tentara NICA dan Inggris melawan tentara rakyat Indonesia.

Tetapi itu cerita masa lalu yang tidak akan pernah terjadi dimasa depan. Indonesia telah merdeka sebelum waktunya dan menghadapai pembangunan besar-besaran.

Herman datang ke Surabaya untuk mengecek galangan kapal PT PAL. Galangan kapal nasional untuk memproduksi kapal-kapal perang angkatan laut Indonesia.

Walaupun tidak sebagus galangan kapal negara lain tetapi ini telah memberikan Indonesia tumpuan untuk perkembangan industri perkapalan Indonesia.

"Bagaimana pembangunan kapal perusak kami?"tanya Herman kepada manajer umum PT PAL Haris.

Haris ditunjuk menjadi manajer umum PT PAL dikarenakan pernah berkerja di galangan kapal Jerman saat dirinya bersekolah di sana.

Oleh karena itu dia punya pengalaman ikut pembuatan kapal yang membuatnya terpilih menjadi manajer PT PAL.

"Situasinya cukup baik pak, tetapi kami benar-benar kekurangan alat dan tenaga ahli. Kami tidak dapat mempercepat pembangunan kapal dan diperkirakan baru siap satu tahun lagi"ucap Haris kepada Herman dengan malu.

Walaupun Herman kecewa dengan hasilnya tetapi dia tidak bisa menyalahkan Haris. Memang mereka kekurangan dari berbagai aspek.

Pinjaman dari Amerika Serikat digunakan Herman untuk memfokuskan pembangunan Industri yang dapat memberikan untung bagi Indonesia.

Dia untuk sementara tidak terlalu memperhatikan industri lainnya yang tidak memberikan untung bagi Indonesia.

Sekarang hasilnya sudah mulai terlihat dan sudah dapat memperhatikan Industri seperti persenjataan dan pembuatan kapal.

"Untuk alat berat dan tenaga ahli tidak bisa dipungkiri kami memang kurang, oleh karena itu saya meminta menteri luar negeri Hatta untuk membeli kapal-kapal perang dari Amerika Serikat. Kami juga ingin mereka memberikan kami transfer teknologi dan kami akan mengirimkan teknisi kami ke sana."ujar Herman membuat Haris bahagia.

Jika yang Herman katakan benar maka Haris dapat mengirim teknisi-teknisi untuk belajar di galangan kapal Amerika.

Hal ini akan melahirkan teknisi-teknisi yang ahli untuk pembangunan PT PAL kedepannya.

"Bagaimana hasilnya pak?"tanya Herman penasaran dengan kerjasama pembuatan kapal dengan Amerika Serikat.

Herman menggelengkan kepalanya dan berkata "Belum ada hasil yang dilaporkan oleh Hatta, doakan saja dia memberi kami kabar baik. Syukur-syukur Amerika mau memberi kami transfer teknologi dan mengizinkan kami membeli alat berat pembuatan kapal."

Haris mengangguk mendengar jawaban Herman dan diam-diam berdoa agar Hatta dapat meyakinkan Amerika.

--

Mohammad Hatta atau yang biasa dipanggil Hatta adalah seorang menteri luar negeri Indonesia. Dia saat ini berada di Washington DC untuk melobi pemerintah Amerika Serikat untuk menjual kapal perang mereka kepada Indonesia.

Hatta bertemu dengan Henry L. Stimson yang juga menteri luar negeri seperti dirinya.

"Tuan Hatta selamat datang di Washington DC, kami sangat menyambut tuan Hatta di sini"ucap Henry sambil memegang tangan Hatta dan menjabat tangannya.

Hatta membalas jabatan tangan itu dan berkata dengan sopan "Tuan Stimson terimakasih sudah menyambut saya, saya membawa perintah dari presiden Herman untuk Amerika Serikat"

Indonesia 1932Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang