🦋: Menjenguk Granpa

291 51 1
                                    

🦋🦋🦋


"Loh kok bisa? Terus sekarang ayah gimana? Gapapa kan"

Pagi ini dahyun dikejutkan dengan berita ayah nya yang terpapar sakit.

Sebenarnya wajar aja sih, nama nya manusia, cuman dahyun ga nyangka aja kalau ayahnya itu bisa jatuh sakit, terlebih lagi sampai pingsan begitu.

Soohyun sendiri memang jarang sakit dan kalau sakit ya paling demam biasa, tapi sekarang kabarnya soohyun terbaring lemah di kasurnya.

"Biasalah kak, ayah tuh akhir-akhir ini memang kerja terus, udah tua juga, jadi ya begitu. tepar deh." Jawab mark santai

Dahyun berdecak kesal menatap mark.

"Ck, kamu juga mark! Bukannya jagain ayah malah kesini!"

"Kan mark hanya menyampaikan kabar tentang ayah kak."

"Ngeles aja kamu! Apa guna nya alat komunikasi kalau begitu?"

Mark hanya terkekeh kecil sebagai balasan.

🦋🦋🦋


"Granpa sakit apa buna?" Tanya gaeul penasaran.

Saat ini dahyun, kiddos, mark, serta Veronica berada di dalam mobil, tentu saja tujuan mereka adalah untuk menjenguk soohyun di kediaman keluarga kim.

"Hanya terlalu lelah bekerja." Balas dahyun

"Buna juga sering bekerja kan? Jangan terlalu sering bekerja buna, nanti buna sakit gimana?" Ucap wony mengkhawatirkan buna nya.

Dahyun tersenyum tipis.

"Tenang aja, buna kalian itu kayak hulk tahan banting" Ujar mark mengejek dahyun.

Oh dan tentu saja setelahnya mark mendapatkan tatapan tajam dari dahyun.

🦋🦋🦋

"Lihat itu ayah kalian, dibilangin susah sekali untuk menjaga kesehatan nya"

Baru saja datang, dahyun sudah mendengar ocehan kekesalan yeaji bunda nya.

"Ada beberapa masalah di perusahaan, tentu saja aku harus memperbaiki nya kan, bunda kamu saja yang terlalu lebay." Balas soohyun tak ingin di salah kan.

"Tetap saja ayah, ayah sudah berada di usia rentan kematian, seharusnya ayah jaga kesehatan dong!" Mark yang pada dasarnya tengil menggoda ayah nya itu.

Plak

"Aduh bun, sakit!" Rintih mark kesakitan karna pukulan dari yeaji.

"Dasar anak kurang ajar ini! Mulut itu di jaga!"

Dahyun mengehela nafas, susah sekali memang melihat yang waras di keluarga nya.

"Ayah, masalah perusahaan bisa ayah serahkan ke aku kan? Ayah hanya perlu mengontrol perusahaan kita saja, jika seperti ini, ayah akan terus jatuh sakit, umur ayah bukan muda lagi."

Soohyun tersenyum kecil, putri kecilnya memang sudah dewasa.

"Semua urusan perusahaan hampir kamu yang urus kan? Sudah cukup, kamu juga perlu menjaga kesehatan kamu. "

"Dan lagi, kamu sekarang memiliki tanggung jawab yang besar, ada enam anak yang perlu perhatian kamu, jangan semua nya kamu alihkan ke pekerjaan itu, perbanyak waktu untuk mereka."

Dahyun tau dan setuju dengan ucapan ayahnya tapi tetap saja, soohyun juga perlu menikmati masa tua nya.

"Tenang aja, aku sudah terbiasa. Aku bisa membagi waktu ku untuk pekerjaan dan juga anak-anak ku."

"Untuk sekarang ayah istirahat saja, jangan pikirkan masalah perusahaan, biar aku yang handle." Final dahyun.

Dahyun itu memang keras kepala dan tidak ada yang bisa menentang keputusan nya sama seperti yeaji.

"Ah benar, aku membawa kiddos kesini."

Soohyun membelak kaget begitupun dengan yeaji.

"Kenapa kamu tidak membawa nya masuk? " Tanya yeaji.

"Tentu saja kami akan mengomeli ayah dulu, dan itu tidak baik didengar oleh kiddos." Balas mark.

"Sekarang panggil mereka."

🦋🦋🦋

"Granpa! Apa granpa tidak apa?"

"Mana yang sakit? Apa perlu wony pijat?"

"Kenapa granpa sakit? Granpa pasti ga pernah bobo siang!"

Ocehan polos dan tatapan khwatir kiddos membuat mereka terhibur.

"Benar, kalian harus mengomeli granpa kalian, setiap hari tidur malam dan tidak pernah tidur siang." Ujar yeaji

"Itu tidak sehat granpa!" Omel Liz

"Benal!" Balas leeso.

Akhir-akhir ini leeso memang sedikit ceriwis.

"Hahahaa, tenang saja, granpa hanya sakit sedikit, tidak perlu khawatir!" Ujar soohyun.

Dahyun membiarkan kiddos berbincang dengan soohyun dan yeaji.

"Kak, kamu juga harus jaga kesehatan, ingat di belakang mu masih ada enam anak ayam yang mengekor."

Mark terkekeh kecil menggoda dahyun.

"Pikirkan dirimu sendiri, kau harus belajar yang giat dan segera lulus, lalu bantu aku dan ayah mengelola perusahaan."

"Jangan khawatir! Sudah cita-cita ku untuk mengelola berbagai bisnis ayah, setelah itu kakak hanya perlu menjadi pengangguran kaya raya."

"Dasar sialan mark!"

Sudah bukan rahasia lagi jika hobi mark adalah membuat kakak satu-satu nya itu marah

𝐊𝐈𝐃𝐃𝐎𝐒 &𝒎𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang