MINGGU

36 3 0
                                    

Hari ini Azizah membantu ibunya membersihkan rumah. Seperti menyapu semau ruangan.Ruang tamu yang tidak luas dan sempit, ruang tv, dan dua kamar tidur. Kamarnya dan kamar ibunya. Zizah sudah di tinggal ayahnya sejak ia masih SMP kelas 8 karna penyakit TBC yang di derita ayahnya. Itu, membuat zizah merasa terpukul dan kehilangan. Namun, ia tidak boleh sedih karna masih ada Farah sosok ibu yang sekaligus menjadi tulang punggung keluarga. Zizah haruslah bersyukur. Ibunya tidak menikah lagi dan memilih merawat dirinya dengan sepenuh hati.

Farah menghampiri putrinya yang sedang melamun dengan sapu di tangannya.
"Itu, nyapunya yang bersih. Mau kamu nanti suaminya brewokan"

Zizah tersadar dari lamunannya. Dan segera menyelesaikan pekerjaannya. Dirinya takut jika ucapan ibunya benar nyatanya.

Zizah mengusap peluh di dahinya. Akhirnya pekerjaan rumahnya telah selesai.

"Nak, sarapan dulu. Ibu sudah masakin capai"suara Farah dari dapur.

"Iya bu, Zizah mau mandi dulu biar seger"
Zizah pergi kekamar untuk membersihkan badan.

Zizah keluar kamar menggunakan kaus pendek putih di balut cardigan dongker dengan bawahan rok plisketplisket hitam,dan jilbab instan dongker melekat di kepalanya.
Zizah memang sudah menutup aurotnya sejak ia masuk SMA. Jadi, sudah 3 tahun dia hijrah. Seperti ibunya yang selalu menjaga aurotnya. Karna menutup aurot bagi seorang perempuan adalah anjuran agama. Ia juga takut jika ayahnya nanti masuk neraka.
Karna Rasulullah pernah bersabda"Bagi seorang perempuan. Satu langkah keluar rumah tanpa menutup aurotnya. Maka, satu langkah pula bagi ayahnya dan saudara laki-lakinya menuju nekara. Dan satu langkah keluar rumah seorang istri tanpa menutup aurotnya. Maka, satu langkah pula bagi suaminya menuju neraka "

TOK TOK TOK

"Assalamu'alaikum! "

Zizah mencegah ibunya saat hendak membuka pintu.

Biar ia saja yang melihat siapa? pagi-pagi begini datang. Mungkin, baru jam 09.00 pagi.

"Walaikumsalam" Yang ia lihat Nafi temannya berdiri di depannya memakai hudy pink, celana jins, dan rambut yang di kucir kuda.

"He he he nggak di suruh masuk nih"
Sebelum Zizah menjawab Nafi sudah masuk terlebih dahulu. Emang dasar! tamu tak beretika.

"Eh, nak Nafi, sisi ikut sarapan"
Nafi menyalami Farah lalu duduk di samping Farah. Sedangkan Zizah duduk di samping Nafi.

"Wah, enak tante. Kapan-kapan ajarin ya tan" Nafi makan dengan semangat.

"Halah, sok-soan mau masak. Goreng tempe aja mau nangis"
Ucap Zizah terpingkal-pingkal. Sedangkan Nafi hanya meringis membayangkan praktik masak Tata Boga minggu lalu. Ia, kira masak mudah. Tapi nyatanya butuh keberanian dan perjuangan.

Farah senang Zizah mempunyai teman seperti Nafi. Walaupun dari keluarga berada. Ia tidak sombong dan sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

Sekarang Zizah dan Nafi berada di kamar zizah yang bernuansa biru laut .

Zah, ini novel ceritanya keren nggak? "Nafi membuka-buka novel tersebut. Zizah jadi ingat. Ketika akan mengambil novel, ia tidak sampai dan yang mengambilkan pria itu. Lebih tepatnya Aziz kakak sabatnya.

" Kok, malah ngelamun. Hayo, mikirin siapa? "Nafi menatap Zizah seperti menatap tensangka.

" Eng..... ga mikirin siap-siap"jawab Zizah tergagap.

"Eh, kok. Aku nggak pernah tahu, kalau kamu punya kakak" Zizah berusaha mengalihkan pemikiran Nafi dengan pertanyaan.

"Ya, karna kamu nggak nanya. Lagian kak Aziz sibuk dengan kuliahnya di Bandung. Dan sekarang udah lulus"
Zizah hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Drakor yuk, selagi hari minggu" Ucap Nafi dengan menaik turunkan alisnya. Dengan semangat Zizah setuju. Selain novel Zizah juga suka drakor. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama.    

                           *****

Aziz sekarang berada di cafe. Lebih tepatnya di ruangannya.

"Masuk" Salah satu pegawainya memberika segelas kopi lalu keluar. Aziz meminum kopi late lalu kembali sibuk dengan laptopnya.

Brak

Aziz hanya menatap datar tamu yang tak di undang masuk ruangannya. Sedangkan Rama hanya senyum-senyum tidak jelas.
"Serius amat lo? "
Aziz tidak menjawab ucapan Rama.

Membuat Rama kesal. Jika sedang serius temanya itu tidak peduli dengan sekitarnya.

Aziz melirik Rama yang sibuk bermain handphone.
"Ada perlu apa lo kesini?"
Aziz menutup laptopnya.

"Oh, ya. Gue mau bilang ada undangan reuni dari SMA JAYA BANGSA minggu depan" Rama menyodorkan undangan.

SMA JAYA BANGSA banyak kenangan yang ia dan teman-temannya ukir. Seperti basket yang selalu ia dan timnya juarai, bolos bareng, tawuran, dan masih banyak lagi kenangan lainnya.

Selamat membaca☺

Cinta Suci AzizahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang