SAKIT

25 2 0
                                    

Selesai mandi Azizah mengerikan rambut dengan handuk.Hujan di luar sudah mulai reda. Zizah mengambil jaket Revan yang basah. Lalu ia hanger agar kering.

Baterai lobet(suara hp)

Zizah mencharge hp. Lalu membuka whatsapp 'Kak Revan' ia menamai nomor Revan. Zizah menaikkan satu alisnya ketika melihat pesan masuk dari Aziz.

"Lagi apa? " Entahlah, Tiba-tiba ia tersenyum. Apa? Ia sudah mulai membuka hati untuk Aziz. Setelah membaca pesan dari Aziz ia meletakkan hp tanpa ada niat untuk membalasnya. Karna ia bingung harus menjawab apa.

                           🍁🍁🍁
Sang mentari mulai menampakkan diri. Aziz merapatkan selimut. Sepertinya ia demam karna pulang dari rumah Fian kemarin kehujanan.

Cklek

Nafi menongolkan kepalanya ke dalam kamar. Ia melihat kakanya masih tidur padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan. Tidak biasanya? Pikirnya.

Nafi menyingkap korden dan mematikan lampu.

"Kak, bangun udah pagi jangan ngebo terus" Nafi menggoyang-goyangkan tubuh Aziz tapi tak ada respon.

"Demam" Nafi meletakkan punggung tangannya pada dahi Aziz.

"Gimana ini, apa yang harus ku lakukan" Ucap Nafi panik karna orang tuanya belum pulang.

"Berfikir Nafi" Jalan mondar-mandir sesekali melirik kakaknya yang terbaring di atas ranjang.

"Aha! Tunggu ya kak" Nafi segera berlari mengambil handphone di kamarnya.

"Alhamdulillah selesai" Ucap Azizah usai masak perkedel, sayur asam, dan sambal goreng.

Azizah mengambil handphone yang berada di meja lalu mengangkat nya.

"Hal-"Sebelum Zizah selesai bicara sudah di potong

" Zah! Cepet kesini Zah"Azizah menjauhkan handphone dari telinga.

"Asalamualaikum Fi, bicaranya pelan-pelan" Ucap Zizah menenangkan

"Walaikumsalam Zah, kak Aziz demam. Bunda, Ayah belum pulang Zah"

Azizah terdiam. Kak Aziz sakit

"Zah, halo Zah! "

"Iya, aku siap-siap"
Azizah mematikan sambungan. Segera mengambil tas slempang lalu kembali ke dapur untuk mengambil rantang.

Sepertinya Nafi tidak masak karna ia memang tidak bisa masak. Jadi, Zizah berinisiatif membawa makanan.

Turun dari bus Zizah sampai di rumah Nafi yang cukup besar. Walaupun ia berteman selama tiga tahun baru kali ini Zizah kerumah Nafi. Karna biasanya Nafilah yang kerap kerumahnya.

"Asalumu-ehh" Belum selesai salam. Zizah sudah di tarik masuk oleh Nafi.

"Mau kemana? " Nafi terus menarik Azizah sampai kamar Aziz.

Aizah dapat melihat Aziz terbaring lemah di atas ranjang.

"Dapur sebelah mana? " Tanya Azizah

"Belok kanan! " Teriak Nafi karna Zizah sudah pergi terlebih dahulu.

Zizah kembali dengan membawa baskom berisi air dan handuk di bahunya.

Nafi tersenyum. Ia mengerti akan apa yang di lakukan di Azizah.

Azizah mengompres Aziz dengan handuk. Kenapa ia panas dingin.

Aziz mulai membuka mata saat merasa ada sesuatu di dahinya.

"Zizah" Ucap Aziz pelan. Apa dia bermimpi?

"Kakak sih, hujan-hujanan demam kan " Ucap Nafi pada Aziz.

"Jangan di ulang lagi ya kak"
Ucapan Azizah membuat Aziz menghangat.

"Duh, Zah, perutku sakit. Aku tinggal ya"Nafi memegangi perutnya. Sepertinya akibat seblak level sepuluh kemarin.

" Tapi Fi, aku cuma berdua dengan kak Aziz? "Y
Tanya Azizah ragu.

" Tenang pintunya aku buka kok"setelah berucap Nafi segera pergi menuju kamar mandi

Azizah duduk di kursi dekat ranjang.

Aziz bingung harus bicara apa. Ia melirik rantang yang di bawa Zizah.

"Itu apa? " Tanya Aziz

"Ini, aku bawa buat kakak. Pasti kamu belum makan"
Zizah membuka rantang yang berisi nasi, perkedel, dan sayur asem.

Kalau begini gue mau sakit terus. Batin Aziz. Ia berusaha bangun lalu duduk bersandar.

"Kakak bisa makan sendiri? "
Aziz mengangguk sebagai jawaban .

Aziz memasukkan satu sendok pada mulutnya lalu tersenyum.

Zizah takut makanannya tidak enak.
"Rasanya gimana? " Tanya Aziz membuat Aziz tertawa karna muka Zizah yang lucu.

"Uhuk-uhuk" Zizah memberikan minum pada Aziz.

Aziz menenggak habis air putihnya.

"Minum obat ya kak" Seketika Aziz merinding mendengar kata obat. Dari dulu sampai sekarang ia tak bisa minum obat. Malah tidak pernah. Zizah tersenyum melihat perubahan raut muka Aziz.

"Kakak nggak bisa minum obat ya? "

"Bisa, ngapain takut sama obat"
Jawab Aziz gengsi. Ia mengambil satu butir obat yang ada di tangan Zizah. Seketika Azizah terkikik geli.

Zizah memberikan pisang pada Aziz.
"Pakai ini biar nggak pahit" Aziz menuruti perintah Azizah.

Benar! Tidak pahit jika seperti ini ia mau minum obat.

Azizah mengalihkan pandangannya karna Aziz terus menatapnya.

"Jangan liatin terus kak" Aziz tersenyum melihat kegugupan Azizah.

"Emang kenapa? " Goda Aziz

"Nggak boleh! Aku belum halal kakak lihat" Jawab Azizah sebal.

"Ya udah, besok aku halalin"

Zizah membulatkan mata mendengar jawaban Aziz.

"Kakak! " Aziz tertawa ia sukses membuat Azizah kesal.

Tanpa mereka sadari sedari tadi Pandu dan Maya berdiri di depan pintu. Mereka bahagia melihat Aziz bisa tertawa lepas. Semoga, Zizah adalah wanita yang tepat untuk putranya.

Halo gaiss, sorry lama nggak publish. Selamat membaca☺

Cinta Suci AzizahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang