Azizah meletakkan kepalanya di atas meja. Hari ini kelas sangat ramai.Seperti Nafi dan Dito yang bermain lempar-lemparan kertas yang di remas menjadi bulat.
"Kena-kena kalah kamu To! " Nafi terus melempari Dito tanpa ampun.
"Apaan, lo yang kalah! " Dito menyudahi lempar-lemparannya. Lalu memberi kode pada Nafi kenapa Azizah.
"Zah, kenapa sakit? " Nafi duduk di samping Azizah dan Dito duduk di atas meja mereka.
Azizah mengangkat kepala "enggak papa"
"Nggak papanya cewek pasti ada apa-apanya" Ucap Dito menopang dagu.
"Sotoy lu! " Timpal Nafi
Tet tet tet
Bel pulang sekolah berbunyi. Aizah, Nafi, dan Dito berencana akan makan siang di cafe dan Ditolah yang mentraktir.
Di dalam mobil Dito kesal dengan dua sahabatnya yang tertawa duduk di belakang dan ia duduk di depan jadi sopir.
"Kenapa Dit, kok di tekuk mukanya? " goda Azizah
"Nggak papa"
"Nggak papanya cowok pasti ada apa-apanya" Ucap Nafi mengikuti gaya bicara Dito.
"Ha ha ha! " Nafi dan Azizah tertawa lepas setelah sukses membuat Dito kesal.
🍁🍁🍁
Arira senang bisa bertemu lagi dengan Tama sahabat kecil nya yang ia tinggal ikut orang tuanya di Bandung.
"Tama, gimana kalau kita ke cafe kamu? " Ucap Arira antusias.
"Ayo, selagi lo suka gue ikut" Jawab Aziz. Ia senang melihat sahabatnya bahagia. Mereka berjalan menuju cafe.
Azizah, Nafi, dan Dito memilih meja pojok. Disana juga ada Revan, duduk berhadapan dengan Zizah. Edo berhadapan dengan Nafi. Dan Rama berhadapan dengan Dito.
"Kak Aziz, nggak ikut kalian? " Tanya Nafi. Biasanya mereka selalu bersama.
"Nggak tahu, tadi sama Arira" Jawab Edo. Rama melirik Azizah yang sibuk ngaduk minuman.
"Zah, jaketnya lo bawa? " Tanya Revan.
Semua mata tertuju pada Azizah. Sedangkan Azizah merasa seperti tersangka.
"Iya kak, ada di tas. Aku ambil dulu" Zizah pergi mengambil jaket Revan.
Arira dan Aziz sudah sampai di cafe. Mereka mencari tempat duduk.
"Kesana yuk, itu ada yang lain" tunjuk Arira pada meja yang ada teman-temannya.
"Hai, ikut ya" Arira dan Aziz ikut duduk dengan mereka.
"Dari mana kak? " Tanya Nafi.
"Jalan-jalan" Jawab Arira sedangkan Aziz hanya diam.
"Kak Revan, ini jaketnya" Azizah terdiam ketika melihat Arira dan Aziz.
Aziz terkejut saat melihat Azizah. Sejak kapan di disini?.
"Ok, lain kali kalau hujan pakai payung" Revan berucap dengan senyum manis. Itu membuat Aziz panas. Nafi memalingkan wajah nya.
"Kamu yang kemarin di rumah Tamakan? " Tanya Arira pada Azizah yang di jawab dengan senyum canggung.
"Arira sahabat Tama"
"Azizah" Jawab Zizah kikuk
Dito membaca pesan yang menyuruh nya pulang.
"Zah, gue disuruh pulang. Lo, mau bareng nggak? "
Zizah berfikir. Mungkin lebih baik ia pulang duluan.
"Iya, aku pu-" Sebelum selesai bicara ucapannya sudah di potong.
"Biar gue aja yang anter dia pulang" Ucapa Revan membuat Aziz terbakar api cemburu.
Dito mengangguk lalu keluar dari cafe.
"Wah-wah, tumben Van" Tukan Edo merasa heran. Zizah juga terkejut dengan ucapan Revan. Ada dengannya?
"Kalian kekasih? " Tanya Arira
"Bukan! " Jawab Aziz dan Rama spontan. Membuat Edo tertawa. Ia mengerti sekarang.
"Nafi, bunganya baguskan? Tama yang pilihin" Arira meletakkan bunga mawar merahnya di atas meja.
"Bagus" Jawab Nafi seadanya.
Wajah Azizah tiba-tiba pucat. Bunga itu terlalu dekat dengannya.
"Zizah kenapa? " Tanya Aziz dengan rasa khawatir saat melihat perubahan raut wajah Azizah. Itu, bisa Arira lihat dari tatapan Aziz.
"Dia alergi bunga" Ucap Revan lalu menjauhkan bunga itu dari depan Azizah.
"Dari mana kakak tahu? " Tanya Azizah terkejut tidak ada yang tahu jika dirinya alergi bunga kecuali ibunya.
"Iya, dari mana lo tahu?" Tanya Rama penasaran.
Nafi merasa ada cubitan di hatinya. Revan begitu perhatian dengan Azizah yang nota-benenya sahabatnya.
Revan memandang Nafi lalu Azizah. Ia tersenyum. "Zah, ayo gue antar pulang" Revan berdiri dari kursi dan berjalan keluar cafe. Zizah segera menyusul.
Aziz menatap Zizah yang sudah keluar cafe. Ini salahnya ia belum bilang pada Arira jika Azizah calon istrinya.
Kenapa ya Revan perhatian banget sama Azizah ? 🤔
Penasaran. Jangan lupa baca☺ dan jangan lupa vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Suci Azizah
Teen FictionJodoh, kematian, dan nasib seseorang hanya Allah yang tahu. Manusia hanya bisa menerima dan menjalani sekenario yang telah di buat_Nya. Seperti Azizah yang tak pernah berfikir akan menikah di usia yang masih terbilang muda dengan seorang lelaki yang...