KECELAKAAN

22 2 0
                                    

Azizah sibuk berkutat di dapur memasak capcai dan perkedel untuk sarapan.

"Astafirullah" Azizah terkejut ketika ada tangan yang melingkar di pinggangnya.

"Hemm enak" Ucap Aziz. Ia meletakkan dagunya di bahu Azizah.

"Kemarin kan mas minta di buatin" Ucap Azizah dengan tangan sibuk mengaduk capai. Setelah matang kompor di matikan.

"Mas duduk aja" Ucap Azizah pada suaminya. Aziz tak bergeming. Membuat Azizah jengah.

"Mas" Panggil Azizah selembut mungkin.

"Iya istriku" Aziz melepas pelukkannya. Lalu berjalan menuju ruang makan. Zizah tersenyum ketika mendengar langkah suaminya menjauh.

"Zah" Azizah berbalik

Cup

Setelah mencium pipi Azizah. Aziz segera berlari dari dapur. Azizah mengerjap merasa pipinya panas.

Setelah semua siap mereka duduk bersama. Aziz makan dengan hati senang karna di suapi istrinya.

"Aaaa" Aziz membuka mulut lebar-lebar layaknya anak kecil yang di suapi ibunya.

Aziz duduk di ruang tamu menunggu istrinya yang masih beres-beres. Aziz menoleh memandangi istrinya yang sangat cantik bagai bidadari bergamis hitam polos di pasukan dengan rompi abu-abu dan pasmina hitam.

"Mas, mas Aziz! " Azizah melambaikan tangan di depan wajah suaminya.

"Hah" Aziz tersadar lalu tersenyum. Ia menarik tangan istrinya lembut agar duduk di sampingnya.

"Aku jadi tidak rela melepas kamu pergi kuliah" Ucap Aziz. Ia tak bisa membayangkan jika istrinya akan bertemu dengan pria-pria di campus. Apalagi ia pernah dengar dari Dito bahwa ada salah satu temannya yang mendekati istrinya.

Azizah tersenyum"jika mas nggak rela, aku nggak kuliah juga nggak papa"jawaban Zizah membuat Aziz bersyukur mempunyai istri yang patuh pada suami.

"Aku percaya istriku ini akan selalu setia pada suamimu ini" Aziz menggenggam tangan istrinya yang di  jarinya tersemat cincin pernikahan mereka. Berukir 'Aziz' sedangkan cincinnya ia gunakan sebagai bandul kalung yang berukir 'Azizah'.

"Sekarang aku minta kamu tutup mata"

Zizah menuruti perintah Aziz.
"Udah belum? " Tanya Azizah

"Sekarang buka matanya! " Saat Azizah membuka mata ia melihat kalung emas putih berbandul liontin. Aziz memakaikan pada leher Azizah.

"Makasih mas" Azizah memeluk suaminya.

"Sama-sama sayang" Aziz mencium puncak kepala istrinya yang terhalang jilbab. Mereka segera berangkat karna Aziz ada meeting di luar kota. Tapi ia akan mengantar Azizah terlebih dahulu.

                           🍁🍁🍁
Seorang gadis turun dari angkot lalu berdiri di depan kantor. Nama mendengus kesal. Sebenarnya darinya tidak ingin bertemu Fian. Tapi karna tante Fitri memberi perintah untuk mengantar dokumen penting dan handphone yang tertinggal terpaksa ia mau.

Nama segera masuk dan bertanya pada resepsionis.

"Maaf mbk, tahu ruangannya Fian? " Tanya Nala sopan.

Sedangkan yang di tanya meneliti Nala dari atas sampai bawah. Nala memandangi dirinya. Kenapa dengan pakainya ada yang salah?. Ia memakai baju kodok warna biru di bawah lutut dengan kaos putih pendek, sepatu kets putih dan rambut yang di kucir kuda mirip anak SMP.

"Ada urusan apa? " Tanya resepsionis bername tage Dewi.

Nala jengah. Susah sekali ingin bertemu Fian. Apa ia harus bilang dulu bahwa ia calon istri Fian.

Cinta Suci AzizahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang