Kelas XII IPA begitu ramai dan gaduh dengan suara siswa-siswi karena Pak Doni guru yang mengajar hari ini tidak bisa hadir.
Nafi sedang membaca novel yang telah di belikan kakaknya kemarin.
"Zah, ih keren banget!" Zizah jengah dengan Nafi yang sedari tadi senyam-senyum sendiri tiba-tiba berbicara sendiri karna novelnya itu.
Zah, Nafi kenapa?"tanya Dito pada Azizah saat melihat sahabatnya senyam-senyum tidak jelas.
"Biasa novel" Jawab Azizah acuh tak acuh. Ia kembali mengerjakan tugas agar nanti ketika Pak Doni hadir tugas nya sudah selesai.
Tet Tet Tet
Akhirnya bel kemerdekaan berbunyi. Seluruh siswa-siswi berbondong-bondong keluar gerbang sekolah.
"Zah, aku pulang dulu ya udah di jemput"
Zizah hanya mengangguk dan melambaikan tangan pada Nafi yang sudah masuk mobil.Zizah turun dari bus yang ia naiki secara terpaksa. Karna jarak sekolah dengan cafe lumayan jauh jika harus di tempuh dengan jalan kaki.
"Hai, kak. Bagaimana sekolahmu? " Tanya Lila yang sudah menjadi teman kerjanya.
"Hari ini jam kos" Zizah segera mengganti seragam sekolahnya dengan baju putih panjang, rok hitam, dan jilbab hitam. Selesai berganti pakaian Zizah mulai bekerja melayani para pelanggan.
🍁🍁🍁
Aziz sampai rumah pukul 19.15 padahal rencananya malam ini akan menginap di rumah Revan bersama teman-temannya.
"Asalamualaikum" Aziz melihat ayah dan bundanya duduk di sofa ruang tamu dengan setelan rapi.
"Walaikumsalam, udah sholat belum nak?" Tanya Maya pada putranya.
"Udah bun" Aziz tadi sudah sholat di rumah Revan yang di imami om Rimba.
Aziz masuk kamar untuk siap-siap. Aziz berdiri di depan cermin. Menyisir rambutnya yang lurus kesamping. Ia memakai hem maroon yang di gulung sampai siku. Di padukan dengan jins hitam. Tak lupa jam tangan yang melekat di tangan kirinya.
Huft...... Aziz menarik nafas.
Hari ini adalah hari perjodohaannya dengan anak teman ayanhnya yang belum ia ketahui siapa orangnya. Tapi, tak apalah mungkin ini yang terbaik untuknya.Aziz pun keluar kamar menghampiri kedua orang tuanya di ruang tamu.
"Gantengnya, anak bunda" Aziz hanya tersenyum melirik ayahnya.
"Iyalah ganteng, siapa dulu ayahnya" Ucap Pandu bangga. Membuat Maya jengan dengan sikap suaminya.
"Ayo berangkat" Ajak Pandu.
"Tunggu yah, masa anak tercantik ayah mau di tinggal" Nafi datang memakai dress dongker panjang dengan rambut yang di biarkan tergerai.
"Ayo berangkat!" Nafi menggandeng Aziz menuju mobil. Pandu dan Maya mengikuti mereka dari belakang dengan tersenyum melihat Nafi begitu semangat.
🍁🍁🍁
"Shodaqowlahul'adzim" Azizah mencium mushaf nya setelah membaca surah yasin. Karna hari ini adalah malam jumat. Azizah melipat mukena nya.
"Nak, Siap-siap ya" Farah masuk kamar Zizah dan memberikan satu stel gamis.
"Buat apa bu?" Tanya Zizah menerima baju dari ibunya.
"Udah nanti kamu juga tahu. Ibu tunggu di luar" Farah menutup pintu kamar putrinya.
Zizah memperhatikan gamis maroon yang ada di tangannya. Ia mengikat rambutnya yang panjang.
Zizah sudah rapi dengan memakai pasmina hitam tak lupa memberikan lip blam sebagain sentuhan terakhir.Tin Tin Tin
Zizah mendengar suara mobil di luar. Mungkinkah ada tamu? Pikirnya.
"Nak, tolong buatkan minum biar ibu yang buka pintunya"
Zizah menurut lalu menuju dapur."Asalamualaikum"
"Walaikumsalam" Farah menyambut Pandu dan Maya. Mereka adalah teman sedari masa SMA.
"Tante" Nafi memeluk Farah hangat.
"Hai, nak. Cantik sekali" Farah dapat melihat Aziz yang berdiri di belakang Nafi.
"Wah, ini anak pertamamu" Ucap Farah dengan senyum.
"Tampankan sepertiku" Ucap Pandu bangga.
"Mana anak kamu?" Tanya Maya pada Pandu.
Aziz jadi penasaran. Sepertinya kedua orang tuanya sudah begitu akrab dengan tante Farah apa lagi adiknya. Nafi hanya tersenyum saat melihat kebingungan kakaknya.
Tak berapa lama Azizah keluar dari dapur dengan membawa teh dan cemilan.
"Silahkan" Azizah terkejut melihat Aziz dan Nafi.
Zizah lalu duduk di sebelah ibunya.Aziz antara kaget dan terpesona dengan Azizah. Apa mungkin?...
"Biasa aja kakak liatnya" Aziz tersadar lalu menatap tajam adiknya. Itu membuat Nafi terkikik geli.
"Jadi, kedatangan kami kemari ingin menjodohkan Aziz dengan nak Azizah" Ucap Pandu.
Tiba-tiba Aziz merasa panas dingin.
Azizah menatap ibunya tidak mengerti. Farah menggenggam tangan putrinya.
"Nak, sebenarnya ini adalah permintaan almarhum ayah kamu atas pernodohan ini"
Azizah terdiam untuk beberapa saat. Rasanya, ini semua terlalu cepat dan tiba-tiba.
"Izinkan saya istikharah" Ucapnya kemudian.
Pandu tak salah memilih calon mantu.
Subhanallah.ucap Aziz dalam hati. Ia kira Azizah akan langsung menolak tapi ternyata tidak.
"Baik, kami akan menunggu" Jawab Pandu di angguki Maya.
Gimana ya? Jawaban Azizah? Penasaran jangan lupa baca dan beri vote⭐
Selamat membaca😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Suci Azizah
Fiksi RemajaJodoh, kematian, dan nasib seseorang hanya Allah yang tahu. Manusia hanya bisa menerima dan menjalani sekenario yang telah di buat_Nya. Seperti Azizah yang tak pernah berfikir akan menikah di usia yang masih terbilang muda dengan seorang lelaki yang...