Azizah banya menerima ucapan selamat dari teman-temanya dan juga Dito. Sedangkan Nafi katanya pergi sebentar ke toilet.
"Azizah"
Azizah berbalik. Ia melihat Revan berjalan kearah ia berdiri bersama ibu nya.
Deg
Tanpa aba-aba Revan memeluk dirinya. Azizah diam membeku di tempat. Padahal berdekatan dengan lelaki ia tak mau. Tapi, mengapa tubuhnya tak memberontak di peluk Revan.
"Selamat" Ucap Revan
Aziz, Edo, dan Arira melihat kejadian di mana Revan memeluk Azizah. Aziz dengan amarah membara menarik kerah baju Revan.
"Kurang ajar! "
Bug bug bug
Aziz memberi beberapa pukulan pada wajah Revan.
"Kak Aziz berhenti! " Azizah berteriak tapi Aziz masih dalam amarah. Revan tidak membalas pukulan Aziz ia hanya diam.
"Cepet itu pisahin! "
Edo dan Dito mencoba memisahkan mereka. Tapi sia-sia pukanya terpisah malah Edo terkena pukulan pada wajahnya."Sialan wajah gue" Keluh Edo kesal
"Berhenti jangan pukul putraku! "
Aziz menahan tangannya yang sedikit lagi mengenai wajah Revan. Semua yang disana terkejut.
"Maksud ibu apa? " Tanya Aziah tak mengerti akan ucapan ibunya. Nafi yang mendengar dari kejauhan menghampiri mereka.
"Revan putra ibu dan dia kakak kandung kamu nak, yang di asuh paman kamu"
Azizah belum mengerti. Itu membuat kepalanya sakit."Benar nak, Revan adalah kakak kamu"
"Om Rimba? " Aziz melihat om Rimba yang tak lain papa Revan berdiri di samping tante Farah.
"Jadi waktu itu........ "
Seorang gadis kecil dengan kakak laki-lakinya sedang bermain kejar-kejaran ditaman kota.
"Awas ya dek, kakak tangkap kamu! " Sang kakak mengejar adiknya.
Mereka terus berlari sampai tak menyadari bermain lari-larian sudah tidak di taman melainkan jalan raya. Dari arah depan melaju bus dengan kencang.
Tin tin tin
"Aaaa! "
Braaak
Revan dan Azizah terpental di pinggil jalan dengan darah yang telah mengucur dari dahi dan tubuh mereka. Para warga yang melihat kejadian segera menghampiri mereka.
"Setelah kejadian itu, Revan ikut saya ke luar negeri untuk pengobatan" Ucap Rimba
"Dan sejak kecelakaan itu, kamu mengalami amnesia. Kamu tak ingat jika mempunyai seorang kakak" Farah melihat Zizah yang memegangi kepala.
Azizah mencoba mengingat-ingat serpihan memori ingatannya.
"Paman Rimba! " Zizah memeluk pamannya.
"Ya ini paman" Rimba mengusap kepala Azizah.
Aziz, Edo,Arira dan Dito merasa terharu atas pertemuan mereka.
Zizah melepas pelukkanya. Menoleh pada Revan berlari memeluknya.
"Kak Evan Putri hiks... rindu" Revan membalas pelukkan adiknya. Air matanya terjatuh.
"Kakak juga rindu kamu"
Nafi mengalihkan atensinya saat Revan menatapnya. Ia ikut senang Revan bisa bertemu kembali dengan adiknya.
"Van, gue minta maaf atas kesalah pahaman ini"Aziz merasa tidak enak hati apa Revan.
Bug
Revan menonjok wajah Aziz.
" Kak Aziz! "Teriak Zizah
Melihat Aziz tersungkur di atas tanah." Belum seberapa. Liat nih, muka ganteng gue! "Revan mengulurkan tangan pada Aziz yang di terima lalu memeluknya.
" Jaga adik gue baik-baik"bisik Revan pada Aziz.
"Pasti" Jawab Aziz
Revan menatap sekeliling lalu tersenyum. Ia menarik tangan Nafi.
"Gue pinjem adik lo! " Ucap Revan pada Aziz yang di jawab "ok"
"Apa sih, lepas! "Nafi berusaha melepas genggaman Revan tapi sia-sia.
Sekarang Nafi berada di UKS karna Revan yang membawanya kemari.
" Ngapain kesini"Nafi berniat pergi tapi gagal karna pintunya di kunci oleh Revan dan kuncinya tersebut di masukkan saku bajunya.
"Mau kemana hem" Revan berjalan maju. Sedangkan Nafi terus melangkah mundur sampai ia terpentok brankar.
"Mau ngapain jangan macem-macem" Ucap Nafi berusaha menyembunyikan rasa takutnya.
"Gue mau lo.... "
Revan masih terus maju belok kiri dan dan duduk di atas brankar lalu memberikan kotak P3K pada Nafi."Obatin gue. Nih, gara-gara kakak lo" Nafi menarik nafas lega. Ia pun mengobati luka Revan.
Dari dekat Revan dapat melihat keseriusan pada Wajah Nafi. Dengan telaten mengobati luka lebam di wajahnya.Dalam hati Revan tersenyum.
"Auw.. Auw.. Pelan-pelan napa"
Nafi tertawa melihat Revan mengaduh kesakitan."Katanya cowok, gitu aja sakit" Nafi menutup kotak P3K lalu ia kembalikan pada tempatnya.
"Fi"
Nafi menoleh ia mendapati Revan menatapnya dengan intens. Itu kabar buruk untuk jantungnya.
"Kak, cepet buka pintunya aku mau pulang" Ucap Nafi sedikit gugup.
Revan menuruti ucapan Nafi. Ia mengambil kunci dari saku.
Cklek
Pintu terbuka. Nafi segera berlari meninggalkan Revan. Sedangkan Revan hanya tersenyum melihat Nafi sudah menghilang di belokkan.
Dah tau kan siapa Revan?, 😊 selamat membaca. Jangan lupa vote⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Suci Azizah
Fiksi RemajaJodoh, kematian, dan nasib seseorang hanya Allah yang tahu. Manusia hanya bisa menerima dan menjalani sekenario yang telah di buat_Nya. Seperti Azizah yang tak pernah berfikir akan menikah di usia yang masih terbilang muda dengan seorang lelaki yang...