BAIKAN

22 3 0
                                    

Sepulang dari rumah Azizah. Nala ingin jalan-jalan terlebih dahulu. Berbeda dengan Nafi yang memilih pulang karna tugas kuliahnya belum selesai.

Nala berdiri di perempatan jalan menunggu lampu lalu lintas berwarna merah agar dirinya bisa menyebrang.

"Tunggu" Nala menoleh ketika tangannya di tahan seseorang.

"Boleh kita bicara sebentar" Cukup lama Nala terdiam akhirnya ia pun mengangguk mereka pun pergi ke cafe terdekat.

Setelah memesan minuman mereka memilih duduk di pojok dekat jendela.

"Perkenalkan nama ku Syafira"

"Nala" Jawabnya singkat. Syafira tersenyum.

"Kamu waktu itu pasti salah paham saat Fian tak sengaja menyentuh tangan ku"

Nala diam, ketika mengingat kejadian itu membuatnya tak nyaman.

"Karna aku menumpahkan kopi di bajunya" Syafira tersenyum kecut mengingat nya.

"Kamu tahu? Fian adalah lelaki paling berjasa dalam hidup ku"

Entah mengapa rasanya sesak mendengarnya.

"Apa, kalian pernah punya hubungan? " Tanya Nala ragu

Syafira tersenyum. Ia meminum jus alpukatnya. Nala menunggu jawaban Syafira.

"Pernah tapi itu dulu, kamu tahukan dia playboy"

Nala mengangguk. Memang benar Fian adalah playboy kelas kakap.

"Benar, pasti banyak perempuan yang ia cintai" Ucap Nala sendu

"Kamu salah. Dia hanya mencintai satu perempuan"

Nala napak terkejut mendengarnya.

"Tapi mereka terpisah. Maka dari itu Fian menjadi lelaki yang gemar berganti -ganti pacar sebagai pelampiasan salah satunya diriku"
Syafira memandang lurus jalannan. Nala syok mendengarnya. Sebegitu cintanya kah Fian sampai seperti itu.

"Kak Fira, nggak papa? " Tanya Nala pasti berat baginya.

" Aman kok tenang aja. Sebenarnya aku dan Fian sahabatan waktu kuliah. Dia begitu baik padaku ketika aku butuh dia selalu ada untukku dan sebaliknya. Sampai perasaan ini tumbuh" Syafira mengenang masa dimana dia mengungkapkan perasaannya pada Fian jika ia mencintainya. Awalnya Fian diam tapi tak lama kemudian Fian menerimanya walaupun ia tahu Fian tidak ada rasa padanya. Namun dirinya tetap bahagia sampai akhirnya ia mengetahui sesuatu.

"Tapi hubungan kami tak bertahan lama"

"Kenapa? " Tanya Nala penasaran.

"Waktu itu aku di kabari bahwa Fian Sedang mabuk. Aku pun segera pergi ke apartemen Fian. Sampai di depan pintu yang terbuka aku berhenti melangkah mendengar rancauannya"

"Gadisku kemana kamu? gue rindu, gue kangen saat liat lo nangis terus meluk gue" Fian masih merancau"

"Lo tau, hidup gue hampa nggak ada lo! " Ucap Fian pada sebuah foto yang ia pegang dengan tersenyum.

"Mungkin lo nggak bakal tau kalau gue suka sama lo. Karna gue suka jailin lo, marah-marah tapi... " Fian mengusap foto tersebut.

"Itu cara gue biar bisa deket sama lo" Setelahnya Fian terlelap.

Syafira kembali melangkah. Ia berdiri di depan Fian. Air matanya telah jatuh beberapa kali. Betapa sakit mendengar semua itu. Syafira memotret foto yang di pegang Fian lalu segera keluar dengan perasaan yang hancur.

"Setelah itu aku meminta putus dengan Fian dan menjaga jarak" Tak terasa Syafira meneteskan air mata mengingat nya. Nala mengusap tangan Syafira. Ia tahu bagaimana sakitnya.

Cinta Suci AzizahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang