.
.
.
Pagi ini langit begitu cerah, seluruh anggota keluarga kecil Kim Seokjin berkumpul dimeja makan dan menikmati semua hidangan yang sudah berada diatas meja. Nara yang melayani suami dan juga anak-anaknya terlihat cukup sibuk karena harus berpindah menyesuaikan duduk dari orang-orang tersayangnya itu. Setelah semua selesai Nara kembali duduk di samping Seokjin kemudian ikut sarapan bersama keluarga kecilnya.
Setelah Tujuh tahun berlalu anak-anak Seokjin dan Nara kini sudah berada di bangku sekolah menengah. Dimana, Jungkook berada di tahun ketiga sekolah menengah atas dan Jimin yang masih berada ditahun pertama sekolah menengah pertama. Seokjin beruntung mendapatkan Nara karena istrinya itu adalah sosok ibu yang sangat menyeyanginya dan juga anak-anaknya, Nara juga ibu yang sabar. Tapi didunia ini tidak ada yang sempurna, selain Nara sangat perhatian dan juga sabar namun diwaktu tertentu Nara harus memprioritaskan kewajibannya sebagai seorang dokter.
Jungkook dan Jimin tidak lagi berangkat sekolah bersama karena sekolah mereka yang saat ini berbeda dan juga karena Jungkook yang memilih menggunakan motor sport kesayangannya. Jungkook menjadi lebih mandiri sekarang dan Jimin tentu saja berusaha mandiri karena entah mulai kapan Seokjin dan Nara menjadi overprotektif padanya. Bahkan Jungkook sang kakak sempat iri pada perhatian orangtuanya yang diberikan kepada Jimin.
Walaupun Jungkook dan Jimin dibesarkan oleh orangtua yang sama namun terkadang mereka mendapat perhatian yang berbeda. Jungkook merasa kedua orangtua mereka lebih menyayangi Jimin dan terlalu keras pada dirinya. Jungkook tidak tau apa alasan mereka melakukan itu tapi dilubuk hati Jungkook yang paling dalam dirinya merasa kalau ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh kedua orangtuanya. Ntahlah, semoga itu hanya firasat Jungkook, semua orangtua itu sama mereka akan selalu menyayangi anak-anaknya dengan cara yang berbeda.
Disela-sela waktu mereka menikmati sarapannya Seokjin mengatakan sesuatu kepada Jungkook. Apa yang disampaikan Seokjin mungkin tidak diperhitungkan sebelumnya sampai-sampai membuat Jungkook sangat kesal pada sang papa.
"Jungkook, Nanti siang datanglah ke kantor papa setelah pulang sekolah. Papa ingin mengenalkanmu kepada rekan kerja papa." Ucap Seokjin yang menatap Jungkook dengan senyum. Jimin dan Nara masih fokus menikmati makanannya.
"Nanti pulang sekolah Jungkook ada kegiatan dance pa, Jungkook tidak bisa datang." Jawab Jungkook sekenanya. Tanpa Jungkook sadari wajah sang papa sudah berubah kesal.
"Apa kamu ingin membantah papa?" Ucap Seokjin dingin.
"Bukan begitu pa tap-" Ucapan Jungkook dipotong oleh Seokjin
"Papa tidak mau tau nanti siang kamu harus datang ke kantor" Putus Seokjin
"Sudahlah pa ini di meja makan, sebaiknya kita selesaikan sarapannya. Jungkook habiskan makananmu" Nara mencoba untuk menengahi permbicaraan Seokjin dan Jungkook.
Ntah kenapa suasana yang sebelumnya hangat menjadi begitu dingin, Jimin sesekali melirik kepada sang kakak dan juga kepada orangtuanya Seokjin dan Nara. Jimin ikut tegang dan menghentikan kegiatan makannya, Jimin tidak biasa dengan suasana yang seperti ini.
"Jiminie kamu juga harus menghabiskan makananmu !" Ucap Nara yang kemudian mengusap lembut surai Jimin.
"Iya ma.." Jawab Jimin sembari mengangguk cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry
FantasyDidalam keluarga yang hangat harusnya memiliki rasa kasih, rasa peduli dan juga rasa percaya. Perhatian yang berlebihan membuat salah satu dari keluarga menjadi disisihkan dan diabaikan. Apa karena sakitnya dia harus jauh dari saudaranya. Bukankah...