.
.
.
Yoongi berjalan menuju kamar dimana Jimin berada, setelah mendengar ucapan kakak iparnya Yoongi semakin khawatir dengan kondisi Jimin. Banyak hal yang dipikirkan Yoongi apalagi setelah melihat laporan kesehatan Jimin beberapa minggu lalu. Yoongi sudah menyampaikannya pada Seokjin dan Nara, namun Yoongi belum sempat mengatakannya pada Jimin karena takut membuat keponakannya itu sedih.
Yoongi terus berjalan sampai akhirnya dia sampai didepan pintu, sebelum akhirnya Yoongi meletakkan kartu akses masuk kamar tersebut tiba-tiba yoongi dikagetkan oleh sebuah tangan yang menyentuh bahunya yang membuat yoongi kaget.
"Paman!" Yoongi langsung berbalik melihat orang yang telah lancang memegang bahunya.
"Jungkook!" Bentaknya, Yoongi sempat kaget dan berencana mematahkan tangan lancang itu, tapi setelah mendengar suara seseorang yang dikenalnya dengan sangat baik Yoongi tidak jadi melakukan rencananya.
"Ada apa paman? Apa yang paman lakukan disini" Tanya Jungkook, orang yang berhasil membuat Yoongi kaget dan hampir kehilangan jantungnya.
"Harusnya paman yang bertanya padamu. Kenapa kamu ada disini bukannya tadi kamu bersama kolega papamu." Yoongi penasaran bagaimana Jungkook bisa sampai didepannya bukannya tadi dia masih mengobrol dengan kolega bisnis Seokjin.
"Aku tadi sempat melihat paman dan papa bicara cukup serius. Saat aku memanggil paman, paman malah pergi yasudah akhirnya aku disini sekarang." Jungkook menjelaskan.
"..." Yoongi hanya mengangguk dan tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Jungkook.
"..." Jungkook memang sangat paham sifat sang paman, tapi bukankah harusnya pamannya itu menjelaskan sesuatu.
"Paman!" Jungkook mengehentikan aktivitas Yoongi yang akan membukan pintu kamar.
"Bukankah paman harus menjelaskan sesuatu terlebih dahulu padaku." Jungkook masih ingin mendengar penjelasan dari Yoongi.
"Penjelasan apa maksud kamu kook!" Walaupun sebenarnya Yoongi tau apa yang dicari tau oleh Jungkook.
"Kondisi Jimin. Seharusnya paman juga menjelaskan atau mungkin memberitahuku semua tentang Jimin. Jangan buat aku melakukan hal konyol lagi paman. Aku tidak ingin salah paham dengan kondisi Jimin sekarang." Ucap Jungkook dengan wajah sendu. Dirinya berhasil membuat Yoongi tersentuh dengan ucapannya.
"Kalau begitu ayo kita bawa adikmu pulang terlebih dahulu, paman akan menjelaskan semuanya nanti dirumah. " Yoongi akhirnya memutuskan untuk memberitahukan kondisi Jimin pada Jungkook, bagaimanapun Jungkook adalah kakak Jimin. Yoongi merasa semakin banyak keluarga yang tau maka semakin banyak orang yang akan ikut menjaga Jimin dengan baik.
.
.
.
Mereka semua sudah sampai dirumah, sebelumnya Jungkook meminta izin kepada sang papa untuk pulang bersama paman juga adiknya. Jungkook juga berpamitan kepada kolega sang papa karena bagaimanapun Jungkook harus menghargai tamu dan juga Jungkook akan lebih sering bertemu mereka kedepannya.
Jungkook mengantar Jimin ke kamarnya dan membantu merapikan selimut sang adik. Jungkook bahkan membantu Jimin untuk minum obat sebelum tidur karena saat di mobil tadi Jungkook merasakan kalau tubuh Jimin panas, Jungkook dan Yoongi sudah menawarkan untuk Jimin dibawa ke rumah sakit tapi Jimin bersikeras untuk istirahat saja dirumah.
Jungkook menemani Jimin sampai akhirnya sang adik tertidur. Jungkook memandang wajah Jimin secara intents dan baru sadar kalau ternyata Jimin mulai kurus, ntah sejak kapan pipi chuby Jimin berubah tirus seperti ini. Jungkook mengusap surai sang adik dengan lembut, setelahnya dia meninggalkan kamar sang adik dan pergi menuju kamar sang paman untuk mendengar penjelasan tentang kondisi Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry
FantasíaDidalam keluarga yang hangat harusnya memiliki rasa kasih, rasa peduli dan juga rasa percaya. Perhatian yang berlebihan membuat salah satu dari keluarga menjadi disisihkan dan diabaikan. Apa karena sakitnya dia harus jauh dari saudaranya. Bukankah...