.
.
.
Hai, dear readers! 🤗 Sebelum kalian mulai membaca, aku ingin mengingatkan: jangan lupa untuk vote jika kalian suka dengan chapter ini, ya! 🥰 Dan tinggalkan komentar kalian, karena aku sangat menghargai setiap feedback dari kalian.
Tapi, aku juga mau kasih heads-up. 🙌 Chapter ini mengandung beberapa kata dan adegan yang mungkin sensitif untuk pembaca di bawah umur. Jadi, mohon bijak dalam membaca, ya. Untuk yang merasa kurang nyaman, bisa skip dulu dan tunggu chapter selanjutnya.
Semoga kalian menikmati cerita ini, dan seperti biasa, terima kasih atas dukungan luar biasa kalian! 💕✨
.
.
.
Waktu terus berjalan, hingga malampun datang. Malam itu, tanpa memberi tahu siapa pun, Jungkook menyelinap keluar dari rumah. Ia membawa beberapa perlengkapan dan sebuah ponsel cadangan. Ia tahu bahwa ia tidak bisa menghadapi Kim Daeho sendirian, tapi ia juga tidak bisa hanya duduk diam.
Dalam perjalanan, ia menghubungi Eunwoo dan Mingyu, dua sahabatnya yang selalu siap membantu.
Jungkook: "Aku butuh bantuan kalian. Jimin dalam bahaya."
Eunwoo: "Kami sudah mendengar kabar ini dari Taehyung. Jangan khawatir, Jungkook. Kami di sini untukmu."
Mingyu: "Kau tahu di mana mereka membawa Jimin adikmu?"
Jungkook: "Gudang tua di pinggir kota. Aku akan kirim koordinatnya. Tapi kita harus berhati-hati. Aku tidak mau mereka tahu kita datang."
Dengan bantuan Eunwoo dan Mingyu, Jungkook menyusun rencana penyelamatan. Mereka memutuskan untuk mengalihkan perhatian geng Kim Daeho, sementara Jungkook menyusup ke dalam untuk membawa Jimin keluar.
Di Gudang
Jimin masih terikat di kursi, tubuhnya lemah dan napasnya pendek. Namun, ia terus berusaha menjaga harapan. Tiba-tiba, suara gaduh terdengar dari luar. Young Jae dan anak buahnya segera keluar untuk memeriksa, meninggalkan Jimin sendirian di ruangan itu.
Monolog Jimin (dalam hati): "Apa yang terjadi di luar? Apakah mungkin... Kak Jungkook?"
Ketika ia mendengar langkah kaki mendekat, pintu terbuka perlahan. Jungkook muncul, wajahnya penuh tekad.
Jungkook (berbisik): "Jimin, aku di sini. Kita harus keluar sekarang."
Jimin (tersenyum lemah): "Kak, aku tahu kau akan datang."
Jungkook menghampiri Jimin dan berusaha melepas tali yang mengikatnya, setelahnya Jungkook membantu adiknya berdiri dan menggendong karena tubuh sang adik sudah sangat lemah. Jungkook merasa nyilu melihat luka yang ada pada sekujur tubuh Jimin yang mengeluarkan banyak cairan merah. Namun, sebelum mereka bisa bergerak lebih jauh, suara Young Jae terdengar dari belakang.
Young Jae: "Kalian pikir bisa melarikan diri begitu saja ha?"
Jungkook menurunkan Jimin perlahan dan berdiri di depan Jimin, melindunginya.
Jungkook: "Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh adikku lagi."
Young Jae melangkah maju dengan santai, senyum meremehkan terukir di wajahnya. Beberapa anak buahnya muncul di belakangnya, membuat Jungkook sadar bahwa situasinya tidak akan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry
ФэнтезиDidalam keluarga yang hangat harusnya memiliki rasa kasih, rasa peduli dan juga rasa percaya. Perhatian yang berlebihan membuat salah satu dari keluarga menjadi disisihkan dan diabaikan. Apa karena sakitnya dia harus jauh dari saudaranya. Bukankah...