.
.
.
Sekarang tiba waktunya untuk semua murid beristirahat, tepat di jam 12 semua murid menikmati waktu yang sejak tadi mereka tunggu. Taehyung yang bersiap keluar kelas tiba-tiba mengalihkan perhatiannya pada sahabat yang beberapa minggu ini tidak bersamanya.
"Jim, apa kamu baik-baik saja?" Taehyung menanyakan keadaan Jimin karena melihat sang sahabat hanya berdiam diri di bangku miliknya.
"..." Jimin hanya diam, ntah apa yang sedang dia pikirkan sekarang.
"Jimin apa kamu mendengarku?" Ulang Taehyung sembari mengguncang tubuh Jimin pelan.
"Ada apa tae?" Tanya Jimin yang kaget dengan sikap Taehyung.
"Ada apa denganmu? Kenapa melamun?" Taehyung yang sebelumnya berdiri, kini duduk didepan bangku dan mengubah posisi menghadap sahabatnya.
"Aku tidak melamun Tae? Itu hanya perasaanmu saja." Jimin mengelak karena menurutnya dia tidak melamun.
"Jelas-jelas tadi kamu melamun Jim, apa yang sedang kamu pikirkan? Ayo katakan padaku, siapa tau aku bisa membantumu. Atau ada yang sakit ayo kita ke UKS .." Taehyung menjelaskan apa yang dia lihat dan meminta Jimin untuk bercerita padanya. Taehyung juga sempat khawatir pada kondisi Jimin. Bukan tanpa alasan, wajah Jimin memang masih terlihat pucat dan sepertinya kondisinya belum sepenuhnya pulih.
Taehyung merasa kalau hari ini Jimin lebih diam. Apa ada yang Jimin sembunyikan darinya. Taehyung tau tentang penyakit Jimin dari Namjoon papanya, tapi Taehyung tidak menyangka kalau Jimin akan berubah seperti ini. Hal apa yang sudah Taehyung lewatkan tentang Jimin.
"Jimin. Kamu kenapa? Kamu sakit?" Taehyung mengulang-ulang pertanyaannya karena masih merasa sangat khawatir.
"Tidak usah bersikap berlebihan seperti ini tae, aku risih melihatnya. Dan aku katakan padamu kalau aku baik-baik saja, aku hanya sedang berpikir kenapa Senior Young bisa dikeluarkan dari sekolah" Jimin menjawab satu persatu pertanyaan Taehyung dan memberi tau apa yang sedang dipikirnya.
"Ah... jadi kamu sedang memikirkan senior."
"Kamu tidak usah bingung seperti itu Jim, tentu saja karena paman Seokjin yang meminta pihak sekolah mengeluarkan senior." Lanjut Taehyung menjawab dengan santai.
"Apa katamu? Papa?" Ucap Jimin kaget.
"Iya Jim, papa mu paman Kim Seokjin."
"Bagaimana bisa tae?" Jimin tidak mengerti maksud Taehyung.
"Kamu ini kenapa sih Jim? Kenapa tidak bisa?"
"Papamu itu kan punya perusahaan besar dan aku yakin kamu tau kalau keluargamu itu kaya raya, bahkan sangat kaya. Dan apa kamu lupa kalau mama dan pamanmu itu seorang dokter spesialis, kakekmu juga salah seorang pengusaha terkaya di negara ini. Jangankan mengeluarkan senior yang sudah membuatmu cidera, bahkan membeli sekolah ini pun keluargamu sangatlah mampu." Taehyung mengatakan apa yang dia tau tanpa berpikir apa yang sedang Jimin rasakan sekarang.
"Apa kamu bilang tadi Tae? Orang yang membuatku cidera?" Tanya Jimin, sepertinya dia sedang memastikan sesuatu.
"Iya Jim, Senior dikeluarkan karena ketahuan membully murid-murid disini termasuk kamu."
"Dan satu lagi, saat kamu pingsan dilapangan basket waktu itu banyak saksi yang melihat kalau senior dengan sengaja melempar bola basket ke arahmu. Aku rasa paman Seokjin sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik untuk melindungimu Jimin" Taehyung menjelaskan semua hal yang terjadi.
"Jadi keluargaku sudah tau semuanya tae?" tanya Jimin yang membuat Taehyung bingung.
"..." Taehyung sebenarnya bingung dengan pertanyaan Jimin, bukankah yang terkena bola itu tubuhnya bukan kepalanya tapi kenapa sepertinya Jimin menjadi sedikit telmi alias telat mikir. Opps... (Jangan bully aku ya readers)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry
FantasyDidalam keluarga yang hangat harusnya memiliki rasa kasih, rasa peduli dan juga rasa percaya. Perhatian yang berlebihan membuat salah satu dari keluarga menjadi disisihkan dan diabaikan. Apa karena sakitnya dia harus jauh dari saudaranya. Bukankah...