.
.
.
Hujan yang turun tadi malam membuat seluruh tanah kota menjadi basah. Dedaunan menyimpan titik-titik embun yang begitu lembut, hembusan ringan angin pagi membuat suasana menjadi lebih dingin. Rasa dingin yang membuat Jimin tidak bergeming untuk bangun dan memilih menghangatkan tubuhnya di balik selimut tebal miliknya.
Krek..
"Jiminie bangun! Ini sudah pagi." Jungkook membuka pintu kamar Jimin kemudian mendekat ke ranjang dimana Jimin tidur.
"Jimin-ah ayo bangun, papa dan mama menunggu kita dibawah" Ucapnya lagi sembari menarik pelan selimut yang membungkus tubuh kecil Jimin. (Disini aku buat Jungkook sebagai kakak)
"Kakak aku masih ngantuk, lima menit lagi ya..." Rengek Jimin menarik selimut yang tadi ditarik oleh Jungkook.
"Susah sekali sih dibangunin, awas ya!" Ucap Jungkook kesal, tapi setelah berdiam cukup lama Jungkook menemukan cara pamungkas untuk membangunkan sang adik.
Perlahan Jungkook mendekat pada Jimin dan membisikkan sesuatu ditelinga Jimin. "Jiminie, kalau kamu tidak mau bangun tak apa, ehhmmm aku akan menghabiskan nasi goreng kimchi buatan mama!"
"ANDWEEE!" Teriak Jimin membuat semua orang kaget termasuk papa mama mereka yang berada di ruang makan.
Strategi Jungkook berhasil, Jimin memang sangat menyukai dan bahkan bisa dibilang dia sangat gila dengan nasi goreng kimchi buatan mamanya. Kim Jimin akan melakukan apapun untuk melindungi nasi goreng kimchi kesukaannya dari sang kakak yaitu Kim Jungkook.
Di Ruang Makan
"Pa kenapa anak kita berteriak" Ucap nyonya Kim yang khawatir mendengar teriakan keras si bungsu.
"Sebentar aku harus mengeceknya" Tambahnya yang mempercepat langkahnya bersiap menuju kamar si bungsu tapi ditahan oleh sang suami.
"Sudahlah biarkan saja! Aku yakin Jungkook sedang menggoda adiknya. Kamu tau sendiri kan kalau Jungkook suka menggoda Jimin, dia itu gemas dengan adiknya sayang! Kita tunggu saja, pasti sebentar lagi mereka akan turun. Sudahlah selesaikan pekerjaanmu aku sudah sangat lapar." Seokjin menarik lengan Nara pelan saat istrinya berjalan melewatinya menahan untuk tidak pergi ke kamar si bungsu, setelah itu Seokjin mendorong pelan sang istri menuju dapur.
"Kau ini ya pa, anak-anak sedang ribut tapi perut saja yang dipikirkan." Nara mengomel mendengar ucapan Seokjin.
Tuan dan Nyonya Kim rumah tersebut adalah Kim Seokjin dan Min Nara.
"..." Seokjin hanya mengulas senyum lebar, memang benar apa yang dikatakan istrinya.
"Iya sayang, kamu tidak pernah salah" Seokjin tidak bisa mengelak.
"Yasudah tunggu sebentar, aku akan buatkan kopi untukmu." Tambah Nara lembut kemudian berbalik ke arah dapur dan Seokjin beralih menuju meja makan untuk duduk dan menunggu semuanya siap.
Beberapa saat setelah Nara pergi ke dapur, suara anak-anak mereka menggelegar.
"MAMA! PAPA!" Teriak si bungsu saat menuruni tangga.
"Jimin pelan-pelan sayang, kamu bisa jatuh!" Seokjin yang melihat Jimin berlari menuruni tangga langsung berdiri, berjaga-jaga takut jika anak bungsunya jatuh.
"MAMA! PAPA!" Suara si sulung juga tidak kalah keras dari si bungsu.
Seokjin menarik tubuh Jimin dan menggendongnya, Seokjin juga menuntun Jungkook menggandengnya saat sampai diujung tangga bawah menuju meja makan. Keluarga yang terlihat sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry
FantasíaDidalam keluarga yang hangat harusnya memiliki rasa kasih, rasa peduli dan juga rasa percaya. Perhatian yang berlebihan membuat salah satu dari keluarga menjadi disisihkan dan diabaikan. Apa karena sakitnya dia harus jauh dari saudaranya. Bukankah...