.
.
.
Malam yang sangat indah, bintang bertaburan dan bulan yang berukuran penuh dengan cahaya yang begitu terang membuat siapapun akan betah menatap langit sampai kapanpun. Malam yang indah ini terasa begitu dingin karena hembusan angin yang datang sedikit kencang.
"Jimin, diluar sangat dingin dek ayo kita masuk?" Ajak Jungkook pada Jimin yang berada di balkon kamarnya.
"Sebentar lagi ya kak..." Jawab Jimin tanpa melihat Jungkook.
"Jim bisa kita masuk sekarang, kakak tidak mau kena marah papa dan mama lagi kal-" Jungkook seketika menghentikan ucapannya karena melihat Jimin yang menoleh padanya dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Baik kak aku akan masuk sekarang, maaf ya kak, karena aku kak Jungkook selalu dimarahi papa dan mama." Jimin masuk melewati Jungkook kemudian merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya...
"..." Setelah Jungkook melihat Jimin berbaring, dirinya segera menutup pintu dan jendela kamar Jimin. Jungkook mengikuti sang adik menuju kasur dan berbaring di samping adiknya itu.
"Kak Jungkook mau tidur disini?" Tanya Jimin yang melihat Jungkook berbaring disampingnya.
"Hmmmm... sudah malam Jim, ayo cepat kita tidur. Besok acara kelulusan kakak kamu harus hadir ya, jangan sampai terlambat." Jungkook mengalihkan permbicaraan. Sebenarnya Jungkook tau apa yang ingin dikatakan Jimin padanya, kenapa Jungkook memilih tidur dikamar Jimin. Bukankah Jungkook pernah bilang kalau tidur bersama Jimin itu sangat merepotkan.
"Kak Jungkook tidak kembali ke kamar kakak? Aku janji akan langsung tidur setelah ini, kakak tidak akan mendapat masalah karenaku. Aku janji." Jimin bangun dan memastikan kalau Jungkook tidak akan terkena omelan dari kedua orangtua mereka.
Greep...
Jungkook ikut bangun dan langsung memeluk Jimin dengan erat.
"Jiminie, maafkan kakak ya. Selama ini kakak terlalu egois kakak tidak mau mengerti perasaanmu" Ucap Jungkook yang masih memeluk Jimin dengan erat.
"Kak Jungkook tidak salah kok, maafkan aku ya kak. Karena penyakit ini kakak harus menjagaku dan selalu mengalah karenaku. Kakak pasti sangat membenciku dan malu punya adik lemah seperti aku?" Jawab Jimin yang malah membuat Jungkook sedih.
"Hei, kamu ini bicara apa? Kak Jungkook tidak pernah malu punya adik sepertimu Jim. Kak Jungkook malah bersyukur punya adik semanis dan sebaik kamu. Bahkan kakak tidak akan biarkan Eunwoo mengambilmu dari kakak lagi eoh..." Jungkook melepas pelukannya dari Jimin dan menangkup kedua pipi Jimin, Jungkook menatap adiknya dengan senyum, dia meyakinkan sang adik kalau dia sangat bersyukur memiliki Jimin dihidupnya.
"Terimakasih kak Jungkook, tapi apapun itu aku akan meminta maaf padamu. Karena aku kakak sering mendapat omelan dari papa dan juga mama bahkan kadang kakek Kim dan juga paman Yoongi ikut memarahi kak Jungkook" Jimin tersenyum dan kemudian memeluk Jungkook.
"Yasudah ayo kita tidur sekarang!" Ajak Jungkook yang melihat mata sayu Jimin, dirinya paham kalau sang adik sudah sangat mengantuk.
Terbukti belum ada dua menit keduanya berbaring Jimin sudah terlelap dan mungkin kini dirinya sudah mengarungi alam mimpi, Jimin tersenyum dalam tidurnya membuat Jungkook ikut tersenyum melihat adiknya itu tersenyum. Sepertinya saat ini Jimin memimpikan sesuatu yang indah.
"Maafkan kakak ya Jim, kakak sempat lalai dan bahkan menjadi kakak yang jahat padamu."
Sebelumnya karena diselimuti rasa bersalah Jungkook memilih menjauh dari sang adik dan itu malah membuat hubungannya dan sang adik semakin asing. Jungkook sadar kalau apa yang dilakukannya selama ini membuat Jimin semakin sakit dan kesepian, sikap dingin dan ketidakpedulian Jungkook pada Jimin membuatnya semakin jauh dari sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry
FantasyDidalam keluarga yang hangat harusnya memiliki rasa kasih, rasa peduli dan juga rasa percaya. Perhatian yang berlebihan membuat salah satu dari keluarga menjadi disisihkan dan diabaikan. Apa karena sakitnya dia harus jauh dari saudaranya. Bukankah...