.
.
.
Matahari yang muncul langsung memancarkan sinar keemasan yang menyelimuti rumah keluarga Kim. Suasana pagi di rumah itu selalu penuh dengan kehidupan dan kehangatan. Di dalam rumah, aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan harum roti panggang, menciptakan suasana yang mengundang siapapun untuk segera bangun dari tidurnya.
Di kamar Jimin dan Jungkook masing-masing bunyi alarm berbunyi nyaring, membangunkan kedua anak itu dari tidur nyenyak mereka. Jimin, dengan mata masih setengah tertutup, meraih alarm dan mematikannya. Di kamar sebelah, Jungkook menguap lebar, lalu segera bangkit dari tempat tidurnya, siap memulai hari.
Setelah Jungkook bersiap, dirinya langsung menuju kamar sang adik sebagai rutinitasnya untuk membangunkan sang adik. Tanpa mengetuk pintu Jungkook langsung masuk kamar Jimin dan terkejut dengan apa yang pertama kali dia lihat pagi ini.
"Jimin? Kamu sudah bangun ternyata, dan apa ini? Kamu sudah siap untuk berangkat?" Kaget Jungkook saat melihat Jimin sudah bersiap diwaktu yang biasanya dia masih tertidur lelap didalam selimut hangatnya.
"..." Jimin tak menjawab, dia hanya tersenyum dan kemudian meneruskan kegiatannya merapikan buku untuk dimasukkannya kedalam tas.
"Apa kamu merasakan sakit Jim, makanya kamu bangun sepagi ini? Kalau iya biar aku bilang ke mama ya, kalau memang benar kamu merasakan sakit sebaiknya kamu tidak usah masuk sekolah hari ini!" Jungkook mendekat pada Jimin dan memeriksa suhu tubuh Jimin juga membolak-balikkan tubuh Jimin jikalau ada sesuatu yang membuat Jimin tidak nyaman.
"Aku baik-baik saja kak Jungkook. Kamu tidak usah khawatir seperti ini eoh." Jimin menghentikan kegiatan Jungkook yang membuat Jimin sedikit risih.
"Apa itu benar? Kamu sedang tidak berbohong pada kakak kan Jim? Jangan membuat kita semua khawa-." Jungkook langsung menghentikan ucapannya karena ingat kalau sebelumnya sang adik memang selalu berbohong karena tidak ingin melihat keluarganya khawatir.
"Kenapa tidak diteruskan kak? Memang benar apa yang dikatakan kak Jungkook, selama ini aku selalu membuat kalian semua khawatir. Maafkan aku kak." Ucap Jimin dengan nada lembut dan kemudian menunduk karena menurutnya apa yang dikatakan oleh sang kakak memanglah benar.
"Hey jangan seperti ini Jim, maafkan kak Jungkook yang bicara sembarangan. Maksud kakak malah sebaliknya Jim, kakak ingin kamu jujur pada kami dan jangan membuat kami khawatir karena tidak mengetahui kondisimu dengan benar." Jungkook mengangkat dagu Jimin dan sedikit menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan Jimin, menguatkan sang adik sembari menepuh kedua bahu Jimin mencoba menyalurkan semangat untuk sang adik.
"..." Jimin tersenyum bahagia.
"Terimakasih kak.." Ucap Jimin kemudian.
"Oh ya kak, apa kak Jungkook sedang terburu-buru sekarang?" Tanya Jimin setelah menggendong tasnya.
"Sepertinya tidak, kelas kak Jungkook dimulai sekitar jam sembilan nanti. Ada apa memangnya Jim?" Jawab Jungkook, dan melanjutkan dengan pertanyaan karena Jungkook penasaran dengan niat Jimin.
Jimin sudah selesai bersiap-siap, kini kakak dan adik itu berjalan keluar dari kamar dengan Jungkook berjalan didepan Jimin.
"Apa kak Jungkook penah naik bus?" Tanya Jimn tiba-tiba.
"Naik bus? Ya, didunia ini mana ada orang yang tidak pernah naik bus. Kamu ada-ada saja ahahha" Jawab Jungkook kemudian tertawa menganggap pertanyaan Jimin itu konyol.
"Jika kak Jungkook lupa, aku tidak pernah naik bus kak." Jawaban Jimin sepenuhnya membuat Jungkook kikuk dan berhenti tertawa, Jungkook berhenti kemudian berbalik menghadap sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry
FantasyDidalam keluarga yang hangat harusnya memiliki rasa kasih, rasa peduli dan juga rasa percaya. Perhatian yang berlebihan membuat salah satu dari keluarga menjadi disisihkan dan diabaikan. Apa karena sakitnya dia harus jauh dari saudaranya. Bukankah...