ASG'011

12.2K 710 163
                                    

PEMBACA SETIA GARION MANA NICH?

AKU RAJIN UPDATE ASALKAN KALIAN MAU VOTE

JANGAN LUPA SHARE CERITA GARION KE TEMEN ATAU SOSMED KALIAN YA BIAR TAMBAH RAMEEEEEE

ENJOY




-menjadi sebuah keharusan-

-GARION-



HAPPY READING























Freya mendesah putus asa kala pesannya sama sekali tidak dibalas oleh Erlan. Apakah pria itu benar-benar marah kepadanya? Sudah sekitar tiga puluh menit Freya menunggu balasan pesan dari Erlan, tapi sepertinya pria itu tidak berniat untuk membalasnya.

Tatapan Freya menoleh ke arah pintu yang tertutup rapat, bersamaan dengan itu lamunannya buyar kala mendengar suara mesin mobil dibarengi suara klakson menyala.

Freya lantas beranjak dari tempat duduk, berlari kecil menuju pintu utama dan mengintip lewat kaca jendela untuk memastikan jika yang akan keluar dari dalam mobil adalah Erlan.

Senyum manis di bibirnya terbit begitu saja ketika harapannya tidak pupus ketika melihat siapa yang keluar dari dalam mobil.

Bukankah seharusnya Erlan sudah membaca pesannya? Tidak apa jika tidak di balas, yang terpenting pria itu sudah membaca dan memahami isi pesannya.

Ketika pintu terbuka lebar, Freya bisa melihat jelas wajah tampan Erlan yang terlihat tidak berekspresi dan tatapannya yang selalu membuat orang ketakutan.

Sama halnya dengan Erlan, pria itu menatap wajah Freya, gadis itu sudah memakai pakaian biasa dan rambutnya dibiarkan tergerai bebas sehingga kecantikannya semakin terpancar.

"Kau lelah?" tanya Freya sembari melangkahkan kakinya mendekat ke arah Erlan yang masih setia berdiri di ambang pintu.

"Bukankah di luar sangat dingin?" Lagi, Freya bertanya seraya menatap wajah Erlan yang semakin terlihat jelas.

Entah apa yang Freya lakukan, yang pasti perlakuan Freya mampu membuat jantung Erlan mulai berdetak kencang tidak karuan.

"Tanganmu sangat dingin," gumam Freya sembari meniup kedua tangan milik Erlan dan sesekali menggosoknya menggunakan telapak tangannya yang mungil.

Perlakuan Freya tentu tidak lepas dari pandangan Erlan, pria itu hingga tidak sadar bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil saat melihat telapak tangannya yang lebar dan telapak tangan Freya yang mungil, sangat menggemaskan.

GARIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang