ASG'016

9.9K 595 61
                                    

PENANTI GARION MARI ACUNGKAN JARI KALIAN DI SINI

TERIMAKASIH SUDAH SETIA MENUNGGU GARION UPDATE

JANGAN LUPA VOTE 500 & KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA OKE!

JANGAN LUPA SHARE CERITA GARION KE TEMAN-TEMAN ATAU SOSMED KALIAN YUPS!!






JANGAN LUPA SHARE CERITA GARION KE TEMAN-TEMAN ATAU SOSMED KALIAN YUPS!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-MABUK?-

-GARION-






HAPPY READING


























Satu bulan lamanya Jem mendekam di jeruji besi. Keadaan yang jauh dari kata baik-baik saja membuat tubuhnya semakin terlihat kurus dan begitu banyak luka di sekitar tubuhnya.

Jem pikir semuanya akan benar-benar berakhir setelah menyerahkan Freya kepada Erlan. Nyatanya, ini menjadi awal kehancuran untuk hidupnya sendiri.

Entahlah, Jem hanya memikirkan uang kala itu. Dengan menyimpan bom di rumah sakit, hingga membuat sebagian bangunannya hancur lebur dan hanya menyisakan satu ruangan bayi yang memang dijadikan tujuannya sedari awal.

Setelah mendengar berita yang di informasikan oleh anak buah Aston, siapapun yang telah menculik anaknya, maka hanya kematian yang akan menghampiri mereka.

Itulah alasan Jem terus bersembunyi hingga Freya tumbuh dewasa. Tidak, sebenarnya Jem terus menawarkan Freya sebagai bahan pertukaran kepada orang yang terus menagih hutang kepadanya.

Tapi, entah kenapa tidak ada yang menerimanya satu orangpun, hanya Erlan satu-satunya yang mau menerima Freya. Entah Erlan sudah mengetahui semuanya atau bagaimanapun itu, Jem tidak mengerti.

"B-bukankah aku sudah mengatakan semuanya? Kapan aku akan bebas?" tanya Jem dengan suara terbata karena bernafas sedetik saja rasanya menyakitkan pun sesak.

"Kau berharap akan bebas?" Alano tertawa sinis sembari berjongkok agar bisa lebih jelas melihat wajah Jem.

"Selama dua puluh tahun kau menyembunyikannya, menurutmu, imbalan apa yang harus kau terima?" tanya Alano seraya menatap lekat kedua mata Jem.

"Bunuh dia, siapkan sebuah rumah untuk dijadikan tempat duka," perintah Alano kepada dua orang anak buahnya yang sedari tadi berdiri di belakangnya.

"Siap, Tuan muda!"

"Apakah wanita itu sudah tiba di sini?" tanya Alano kepada asisten pribadinya.

Suara tembakan terdengar dari ruang bawah tanah, Alano tetap melanjutkan langkahnya bersama asistennya menuju keluar dari ruangan bawah tanah.

GARIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang