ASG'015

11.3K 647 116
                                    

PENANTI GARION MARI ACUNGKAN JARI KALIAN DI SINI

TERIMAKASIH SUDAH SETIA MENUNGGU GARION UPDATE

JANGAN LUPA VOTE 500 & KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA OKE!

JANGAN LUPA SHARE CERITA GARION KE TEMAN-TEMAN ATAU SOSMED KALIAN YUPS!!

JANGAN LUPA SHARE CERITA GARION KE TEMAN-TEMAN ATAU SOSMED KALIAN YUPS!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-CARE?-

-GARION-





HAPPY READING

















Sekali membenci maka selamanya akan membenci, itulah Erlan. Maka dari itu, Nerva memilih untuk pergi dari rumah setelah malam di mana Erlan menamparnya karena sudah masuk ke dalam kamarnya tanpa izin.

"Aku dengar, Erlan sedang dekat dengan seorang wanita, siapa dia? Berasal dari keluarga mana?" tanya Lumi bertubi-tubi sembari menatap wajah Nerva yang kini duduk di hadapannya.

"Kau bertanya darimana asal wanita itu?" Nerva mengulang pertanyaan yang sama.

"Benar, selama ini aku tidak pernah mendengar Erlan dekat dengan seorang wanita manapun. Aku penasaran, siapa wanita yang sudah berhasil menaklukan pria yang memiliki hati sekeras batu sepertinya?" papar Lumi.

"Jika aku menjawabnya, kau akan percaya?" Nerva mengulas senyum tipis saat Lumi mengalihkan tatapannya.

"Wanita itu berasal dari keluarga yang miskin, dan dia seorang pelayan di rumah Erlan, bagaimana menurutmu?"

Lumi, wanita paruh baya itu membulatkan kedua matanya seolah tidak percaya dengan perkataan Nerva. Selang beberapa detik, Lumi memecahkan tawanya, wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Benarkah? Aku tidak percaya jika selera anak itu ternyata sangat rendahan," ucap Lumi sembari tertawa.

"Seperti apa wajahnya? Ah.. Aku sangat penasaran seperti apa paras wajahnya sehingga anak itu bisa terpikat kepadanya," lanjut Lumi berucap.

"Tapi, aku rasa Erlan hanya mempermainkannya--"

"Sudah seharusnya seperti itu, Erlan tidak boleh menikahi wanita yang kastanya jauh berbeda dengannya, aku sangat senang jika Erlan hanya mempermainkan wanita pelayan itu," pungkas Lumi menyela perkataan Nerva.

"Grandma, kau tidak ingin mencari tahu siapa wanita itu? Aku rasa ada yang janggal dengan perlakuan Erlan kepada wanita itu," ucap Nerva serius membuat Lumi menghentikan tawanya dan kembali menatap ke arah Nerva.

"Apa yang kau khawatirkan? Bukankah wanita itu hanya seorang pelayan? Biarkan saja untuk beberapa saat, aku yakin Erlan akan segera mencampakkannya," pungkas Lumi lalu meneguk tehnya sedikit demi sedikit dan kembali menyimpan cangkir kecilnya di atas meja.

GARIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang