21+ [ mengandung adegan kekerasan, adult scenes and dark romance scenes ]
bijak dalam membaca, this is just fiction!
Semua pandangan manusia akan sama. Freya Chatriona, gadis mungil yang harus merelakan masa remajanya untuk bekerja demi sang Ayah ya...
INI CERITA KESEKIAN YANG AKU BUAT DENGAN LATAR BELAKANG YANG SEDIKIT BERBEDA
SO, ENJOY TO READ❤️
JANGAN LUPA KLIK BINTANG DI POJOK BAWAH KIRI ⭐ & KOMEN SEBAGAI TANGGAPAN TENTANG CERITA GARION! THANK YOU❤️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-masa lalu?-
-GARION-
HAPPY READING
Membayangkan jika semuanya adalah mimpi, justru kini Freya terbangun dalam keadaan saling berpelukan dengan seorang pria yang berada dalam mimpinya. Terlebih, dirinya pun begitu nyaman saat menyembunyikan wajahnya di pelukan pria itu.
Perlahan, Freya mengangkat kepalanya untuk memastikan bahwa pria yang kini berada di dekatnya adalah Erlan.
Wajah yang damai saat terlelap pulas. Namun, berbeda ketika pria itu membuka kedua matanya. Kedamaian dalam wajahnya lenyap begitu saja digantikan dengan wajah sangar pun dingin.
"Ketika seharusnya mereka menganggap dirimu keluarga, tapi apa yang mereka lakukan kepadamu, Tuan?" monolog Freya sembari menyentuh ujung hidung mancung milik Erlan, mengusapnya secara perlahan.
"Begitupun dengan orang yang sudah kau anggap sebagai seorang Adik, apakah menurutmu dia mengkhianatimu?" lanjut Freya bermonolog. Jemarinya tidak berhenti untuk mengusap wajah tampan Erlan.
"Aku tahu, kehidupanmu hingga mencapai di titik ini tidak mudah. Kau menjadi seseorang yang kasar, arogan dan tidak tahu apa itu artinya mengasihi.." Freya menjeda ucapannya untuk sejenak. Freya mendekatkan diri agar bisa memberi ciuman pada pipi tirus pria itu.
"Bisakah aku mempercayaimu sekarang dan seterusnya, Tuan?"
"Tentu. Kau bisa mempercayaiku mulai saat ini sampai seterusnya, gadis kecil.."
Tentu saja Freya dibuat terkejut atas sahutan Erlan yang tiba-tiba. Padahal kedua matanya masih terpejam. Jadi, Erlan mendengarkan semua perkataannya?
"Selamat pagi, gadis kecil.." sapa Erlan dengan suara serak nan pelan. Bibirnya membentuk sebuah senyuman manis pun semakin merapatkan pelukannya dengan Freya.
"Kau tahu kesulitan apa yang aku alami akhir-akhir ini?" tanya Erlan sembari merubah posisinya menjadi bersandar pada kepala ranjang.
"Mengendalikan diriku sendiri. Ini lebih sulit daripada menghadapi musuh-musuhku," lanjut Erlan menjawab pertanyaannya sendiri.