Keputusan Aisyah

45 9 2
                                    

Seminggu berlalu akhirnya yang kita tunggu tunggu akan tiba. Dimana aisyah akan menjawab pertanyaan keluarga Al Muftar perihal perjodohan waktu itu.

Keluarga inti Al Muftar sudah berkumpul di ruang tamu, mereka semua masih diam tak ada yang memulai percakapan. Hingga akhirnya sang adik bungsu (ning putri) Mencoba untuk memulai obrolan.

"Gimana kak, apa sudah ada jawabannya?"Tanya ning putri.

"Alhamdulilah sudah, tapi..."jawab aisyah yang menjeda perkataannya.

"Tapi kenapa nak?"Tanya umi nyai yang akhirnya bersuara.

"Sebelum menjawab keputusan ini, aisyah ingin bertanya dulu boleh?"Tanya aisyah.

"Tentu boleh nak"jawab umi nyai.

"Sebenernya yang di jodohkan dengan aisyah siapa mi?"Tanyanya lagi.

"Kamu ingin tau sekarang nak?"Tanya kiyai.

"Nggih kiyai. Soalnya ketika aisyah shalat istikharah, ada jawaban datang dari salah satu mimpi aisyah tersebut"curhatnya.

"Sebelum itu abi sama umi minta maaf terlebih dahulu belum kasih tau siapa orang yang di jodohkan dengan aisyah. Cucu umi yang akan di jodohkan sama kamu, adalah Gus fathi, cucu pertama kami nak"jawab kiyai.

Deg

Jantung aisyah begedup kencang dan membeku di tempatnya. Apa mimpinya semalam benar? Aisyah masih berdiam diri di tempat, sehingga perkataan umi nyai membuyarkan lamunannya.

"Nak, apa kamu baik baik saja? Bagaimana dengan jawabannya"ujar umi nyai yang hatinya sudah ingin tau apa jawaban aisyah.

"Maafkan kami nak, baru bisa bicara sekarang siapa orangnya. Jika kamu tidak mau menerima perjodohan ini tidak apa apa kok"tambah bunda fatim sambil tersenyum.

"Eh bukan begitu kok bunda, maksud aisyah tuh...."ujarnya yang kembali menjeda perkataannya.

"Baik karena Gus fathi yang akan di jodohkan dengan aisyah, apa aisyah boleh bertanya kepada gus?"Tanyanya gugup.

"Boleh nak, silahkan tanyakan apa yang ingin kamu tanyakan"ujar umi nyai.

"Gini mi, sebenarnya aisyah ingin menanyakan apakah jika nanti aisyah menjawab setuju dengan perjodohan ini. Kita harus meminta restu keluarga aisyah? Kan umi tau keluarga aisyah itu...."lirih aisyah yang tidak bisa melanjutkan lagi ucapannya.

Aisyah memang terus memikirkan hal ini sedari seminggu yang lalu, apalagi setelah semalam mimpi itu datang menghampirinya. Mereka semua mengerti mengapa aisyah menanyakan hal tersebut, karena orang tua Gus fathi dan yang lain sudah di beri tau tentang kehidupan aisyah sebelumnya.

"Tentu"jawab gus fathi dengan enteng.

"Tapi kan keluarga aisyah...."gugupnya yang meremas bajunya dengan kuat.

"Kami paham nak, insyallah jika jawaban kamu memang setuju dengan perjodohan ini. Kami akan membantu untuk meminta restu keluargamu nanti"ujar kiyai, dan aisyah menganggukan kepalanya lemah. Karena jujur aisyah takut keluarganya tidak akan setuju dengan hal ini. Atau mungkin keluarganya sudah tidak peduli dengan dirinya. Gumam aisyah dalam hatinya.

"Jadi apa jawaban istikharahmu nak?"Tanya bunda fatim yang membuat aisyah kembali gugup.

"Tidak apa apa nak, jawab saja. Tidak perlu takut"tambah gus bagas (ayah gus fathi).

Aisyah menghela nafas sebentar sambil menetralkan debaran jantungnya terlebih dahulu, barulah setelah itu ia menjawabnya.

"Bismillahirrahmanirrahim dengan mengucap kalam Allah, aisyah setuju dengan perjodohan ini"ujar aisyah tenang, tetapi percayalah jantung aisyah seperti ingin melompat dari tempatnya sekarang.

"Alhamdulilah"ucap syukur mereka.

"Karena kamu sudah setuju, besok kita akan meminta restu keluargamu"ujar umi.

"Apa tidak terlalu cepat mi?"Tanya aisyah.

"Lebih cepat lebih baik nak, kamu akan kami temani"

"Baik mi aisyah manut aja"ujarnya yang kembali menghela nafas.

Umi nyai menganggukan kepalanya dan aisyah pamit untuk siap siap karena ada jadwal untuk ia mengaji di aula bersama yang lain. Sebenarnya aisyah sudah di tunggu oleh teman temannya, tetapi karena harus ke rumah ndalem dulu. Jadi mereka sudah lebih dulu meninggalkan aisyah seorang diri. Aisyah berlari menuju ruang aula sehingga tidak sengaja hampir menabrak seseorang.

"Eh afwan tidak sengaja"ujar aisyah yang menundukan kepalanya.

"Tidak apa apa, silahkan di lanjutkan"jawabnya yang langsung mengeserkan badan.

Aisyah menganggukan kepalanya dan berlari masuk ke ruang aula, karena sebentar lagi pengajian akan di mulai. Sedangkan pria tadi menatap punggung aisyah sambil bergumam"Cantik"dalam hatinya.

Di sisi lain seorang pria menatapnya dengan tajam dan menghampirinya.

"Ingat bukan mahram!"ujarnya ketus.

"Apaan sih, gue biasa aja kali. Kenapa lu yang sewot"jawab pria itu yang mengunakan bahasa dengan santai.

"Terserah"jawabnya ketus yang langsung pergi begitu saja.

"Dasar kutub es"ledeknya.

"Kutub teriak kutub"balasnya.

Pria itu menatap kesal terhadap temannya, demi apapun dia ingin memasukan temannya yang satu ini ke lautan yang paling dalam. Karena tidak mau terlalu lama dengan rasa kesalnya, akhirnya pria itu pun pergi dengan perasaannya yang campur aduk, antara kesal dan senang.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang