Sebelumnya:"waduh berat ya seleranya" gumamnya
____________________________Happy Reading
.
.
.
.
.
Dua minggu berlalu, hari ini mood Naren benar-benar kacau. Jean yang meminta tolong padanya untuk membantu mendekati Shaka membuat Naren Jengah.Bagaimana tidak? Lelaki jangkung yang berstatus sebagai mantannya itu terus-menerus menanyai Naren tentang Shaka, seperti apa yang Shaka suka, apa yang sedang Shaka lakukan ketika berkumpul, apa makanan dan minuman kesukaannya, apa hal unik yang sering ia lakukan
Ketika Naren sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, tapi tetap saja Jean menanyainya lagi dengan pertanyaan yang baru dan itu berhasil membuat Naren prustasi
Naren mengacak rambutnya prustasi, "babi babi, nyesel gue mau bantuin si Jean. Ini bahkan lebih ribet dari masalah percintaan gue anjir" monolognya sembari memeluk bantal, wajahnya tampak begitu masam
"ck apa gue to the point aja nanya sama si Shaka dia suka Jean apa enggak?" Naren lalu mengambil ponselnya
"eh tapi kesannya kaya gue lagi ngelabrak njir"
sungguh Naren tidak tau harus berbuat apa, ia bingung sangat bingung. Setelah beberapa menit berpikir, Naren akhirnya mendapatkan ide "hmm gini aja deh" ia lalu mulai mengirim pesan pada adik kelasnya itu
Naren tersenyum, senyuman yang sulit diartikan, "fiks inimah Jean langsung di tolak" monolognya dan langsung merebahkan diri, menatap langit-langit kamarnya
"kalo Shaka udah suka sama orang lain, dia ga bakal nerima Jean kan kalo nanti Jean confess?" gumam Naren yang masih setia menatap langit-langit kamarnya
"apa itu artinya gue masih punya kesempatan?"
***
"Seriusan itu bocil punya crush?" Tanya Harsa tak percaya
Naren mengangguk, "iya, semalem gue tanya dia suka sama siapa barangkali suka si Jean kan. Eh dia malah bilang suka sama anak seangkatannya"
"ngapain lo nanya begitu? Masih ngebantuin Jean?"
Naren kembali mengangguk, membuat Harsa memijat pangkal hidungnya. Ia tak habis pikir dengan temannya ini, kenapa ia masih membantu Jean padahal dia sendiri menyukai orang itu? Seperti ini lah kalau otak hanya dipakai ketika pembelajaran saja, dasar Naren.
pintar-pintar tapi bego
"bego" Harsa menyentil kening Naren, siapa tau otak sahabatnya itu sedang tidak berfungsi
"ck gue tau gue salah, tapi mau gimana lagi sa. Udah terlanjur" ucap Naren dengan mengusap keningnya
Harsa memutar bola matanya malas "ya siapa suruh lo ngebantuin Jean" sarkas Harsa kepada sahabatnya itu
"sa, kan si Shaka ga suka Jean. Apa gue masih punya kesempatan?"
"dari awal juga lo punya kesempatan, cuma lo nya aja yang bego. Make acara ga nyadar sama perasaan sendiri"
"yaudah sih, namanya juga remaja labil"
"terserah lo" Harsa kembali melanjutkan aktivitas menulisnya, ia sedang menyalin jawaban PR matematika dari buku milik Naren
Naren hanya memperhatikan tanpa niat menjelaskan karena ia tau tanpa dijelaskan pun Harsa pasti mengerti
"sa"
"lo ngomongin Jean lagi gue sumpel mulut lo pake kertas"
"hoo santai brodi, gue cuma mau nanya tapi lo jangan tersinggung ya?" Harsa mengangguk mengiyakan perkataan Naren agar cepat selesai, "bokap nyokap lo masih kaya dulu?" Tanya Naren dengan suara pelan, membuat Harsa yang sedang menulis langsung berhenti dan menatap Naren
"kalo gue bilang mereka berubah, lo percaya? enggak kan" sewotnya, semua bisa menanyakan apa saja pada Harsa kecuali mengenai kedua orangtuanya. Karena itu adalah pertanyaan yang sangat sensitif bagi lelaki manis itu
Meskipun dari luar Harsa itu sangat menyebalkan tapi sebenarnya ia menyimpan rasa sedih yang mendalam. Ia tak ingin semua orang melihatnya ketika sedang lemah, maka dari itu Harsa selalu bertingkah menyebalkan seolah tidak terjadi apa-apa pada dirinya
"kalo lo butuh tempat cerita, tenang aja Sa ada gue yang siap ngedengerin cerita lo. Mau panjang, pendek, sedeng, gue siap dengerin"
"thanks ya Na" ucap Harsa diiringi senyuman tipis
"no problem, lagian gue juga sering curhat sama lo hehe"
'tapi sorry Na, gue masih belum siap buat cerita ke siapa-siapa'
____________________
________________________________To be continued
zii🐝
________________________________
_____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan || Nomin
RomanceKetika lo ketemu mantan lo pas SD yang dulunya jamet+alay jadi ganteng, keren, kull. Itulah yang dialami oleh Naren ketika pindah ke sekolah barunya... "gimana ga kaget, ngeliat dia yang dulunya jamet sekarang malah jadi keren abis" - Naren "mantan...