chapter 22 || Confess

1.6K 93 1
                                    

Sebelumnya:

"benar. Tapi kalo kita ga ikut campur, Naren bisa dalam bahaya" - Harsa

"karena kak Lea?" Celetuk Shaka
________________________

Happy Reading
.
.
.
.
.

"kenapa?" Tanya Naren ketika Jean mengajaknya ke taman belakang sekolah, ah rasanya dejavu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kenapa?" Tanya Naren ketika Jean mengajaknya ke taman belakang sekolah, ah rasanya dejavu

Jean tersenyum, entah sudah berapa kali ia tersenyum di hadapan Naren, mungkin seribu? dua ribu? Atau lebih? Entahlah iapun tak tahu

"Na, gua tau lo belum yakin sama gua. Tapi, gua mau ngajak lo balikan," Naren terkejut bukan main, apa ini?!

"Jean confess ke gue!! serius ini bukan mimpi?"

Jean menggenggam tangan Naren, sekarang bisa Naren perbandingan antara tangannya dengan tangan Jean. Sangat berbeda jauh tidak seperti dulu saat mereka masih kanak-kanak.

"mau ya?"

Naren membulatkan matanya, kaget? Iya, salting? Iya, seneng? Iya. Tapi Naren masih belum yakin, entah apa yang membuatnya tidak begitu yakin. Hatinya mengatakan iya, tapi logikanya berkata jangan.

"emm gimana ya," Naren menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sebenarnya ia mau-mau saja. Cuma ia sedikit ragu, apalagi semenjak ia tau kalau Jean itu banyak yang suka.

Spek kaya Naren di suruh bersaing? Yang bener aja!

Lebih baik Naren tidur dan bermimpi

Tangan Jean kini terangkat guna merapikan anak rambut Naren yang sedikit berantakan karena tertiup angin, senyuman tulus terukir di wajah tampannya.

Naren melihat Jean, jantungnya berdegup kencang. Demi apapun Jean terlihat sangat tampan, "masih ragu? Takut aku cuma balas dendam sama kamu?" Tanya Jean mencoba menebak keraguan Naren.

"anjir anjir, aku kamu? ga kuat gue bangsat!"

Naren menghela nafas, ia mencoba menenangkan diri, Naren lalu mengangguk. Ia melihat Jean dengan matanya yang indah, "kalo dibilang suka, ya gue juga suka sama lo. Tapi, selain karena alasan yang lo sebutin tadi, gue juga males adu bacot sama fans lo itu." Ucapnya sedikit kesal.

Jean mengerutkan keningnya, "fans? Emang ada yang ngefans sama aku?" Balas jeno membuat Naren melongo mendengarnya, jadi selama ini si ketos paling sering di bicarakan tidak tahu kalau dirinya populer?

"Ini si Jean pura-pura gatau apa gimana. Masa iya dia gatau kalo dia terkenal"

Naren memijat pelipisnya, "ga habis pikir dah gue" gumamnya

Jean masih memperhatikan Naren, entah kenapa Naren terlihat sangat lucu, "Na, kalo emang alasannya begitu apa boleh buat. Tapi gua ga bakal nyerah, dan kali ini gua bakal pertahankan hubungan kita biar ga kaya dulu lagi." Ucapnya dengan penuh keyakinan.

Naren saja sampai terkagum, ia menatap mata Jean. Sungguh Naren tak menemukan kebohongan di mata Jean, sekarang ia tambah bimbang.

"je, gue...."

***

Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan, sudah setengah jam Naren pergi dengan Jean dan sampai saat ini masih belum kembali. Harsa dan Renal tampak begitu gelisah, berbeda dengan mereka Shaka justru tampak tenang, lelaki manis itu memang selalu tenang.

"Sa, gimana nih. Gue takut si Naren kenapa-kenapa," ujar Renal

Harsa melirik Renal, "sama, gue juga khawatir ren. Tapi mau gimana lagi? Kita cuma bisa bantu dikit." Balas Harsa dengan menggigit kuku-kuku jarinya.

"Kalian kenapa khawatir? Kan kak Naren cuma diajak pergi sama kak Jean. Sebelum bel masuk juga pasti dateng." Ucap Shaka dengan santai.

"Bukan masalah itunya shak, tapi ini masalah si Lea. Itu orang kan bener-bener obses sama Jean, malahan semenjak SMP. Tapi gobloknya si Jean malah ga peka." Ucap Renal emosi, ketika mengingat kejadian saat Jean mengantarnya pulang karena sakit.

Malamnya ia di teror pesan dari berbagai sosial medianya, banyak hujatan dan kata-kata yang kurang mengenakkan dari isi pesan tersebut. Awalnya Renal sempat bingung karena seingatnya ia tidak memiliki masalah dengan siapapun.

Sampai akhirnya ia tahu kalau yang mengirim adalah Kalea Clarissa, perempuan cantik yang dikenal ramah dan baik hati adalah si pengirim pesan tersebut.

Semenjak saat itulah ia tak percaya lagi dengan Lea, siapa sangka orang yang tampak begitu baik ternyata tidak sebaik yang ia bayangkan.

"Tapi kayaknya sih– Cok Naren dateng tuh!" Seru Harsa membuat Renal dan Shaka menoleh. Mereka lalu segera menghampiri Naren, pandangan lelaki itu tampak kosong, entah apa yang ada dipikirannya.

Harsa yang melihat itu lalu mengguncang tubuh Naren, "Na lo kenapa?! lo diapain sama Jean?" Tanyanya dengan khawatir. Sedangkan yang ditanya masih menatap kosong.

"Kak Naren, kakak kenapa?" Tanya Shaka dengan lembut, Naren lalu menatap Shaka, lali Renal dan berakhir menatap Harsa yang tampak begitu khawatir.

"gue..." Ia memotong ucapannya, membuat ketiganya penasaran, "gue apa?" Tanya Renal.

"gue jadian sama Jean!" Ucap Naren yang membuat Renal, Harsa dan Shaka terkejut. Bagaimana tidak? Baru saja mereka was was, eh malah kejadian.

Renal tersenyum, Harsa dan Shaka pun demikian.

"Cepat atau lambat, pasti bakal ada drama ala-ala drakor"





"Cepat atau lambat, pasti bakal ada drama ala-ala drakor"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


____________________
________________________________

To be continued
________________________________
____________________

Mantan || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang