chapter 14 || Bimbang

1.7K 118 0
                                    

Sebelumnya:

"andai lo tau Na, dari dulu gua selalu nungguin lo. Bukan cuma lo doang yang sakit, gua juga"

____________________________

Happy Reading
.
.
.
.
.

Pintu terbuka dengan tidak santainya, seisi kelas menoleh kearah pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu terbuka dengan tidak santainya, seisi kelas menoleh kearah pintu. Terlihat Naren dengan wajahnya yang begitu serius, "huaaa Harsaaa!!" Teriaknya, ekspresinya berubah seratus delapan puluh derajat

Harsa melihat Naren, "apalagi sih bocah" ucapnya. Naren langsung berjalan mendekati Harsa dengan Renal yang duduk di sampingnya, wajah lelaki manis itu tampak masam

Renal yang tadinya mengobrol dengan Harsa menatap bingung Naren. Ia melirik Harsa seolah meminta penjelasan

"mana gue tau" ucapnya

awalnya semua orang melihat kearah mereka bertiga, tapi karena merasa tidak ada hal yang menarik jadi semuanya kembali ke aktifitas masing-masing

"kenapa lo?" Tanya Renal namun tak di jawab Naren, membuat Renal kebingungan apalagi wajah Naren yang kusut. Ada apa dengan temannya ini?

Harsa menghela nafas, sepertinya ada yang baru saja terjadi pada Naren, "kemana aja lo? Mana hp abang gue?" Ucapnya mengalihkan topik

Naren menaruh ponsel Harsa di atas meja tanpa melihat kedua temannya. Harsa mengerutkan keningnya, rasanya tadi ia menitipkan ponsel Hendry. Lalu kenapa sekarang menjadi ponselnya

"kok hp gue ada di lo?" Tanya Harsa

Renal yang tidak tahu apa-apa lantas hanya menyimak saja, ia juga malas berbicara

akhirnya Naren menatap kedua sahabatnya itu, ia menghela nafas mencoba menenangkan diri

"Jadi tuh gini, tadi pas lo ke toilet gue liat bang Hendry lagi jalan. Karena gue kasian sama lo jadi gue yang ngebalikin hp nya. Dia juga ngasih hp lo, terus....." Diceritakannya semua kejadian tadi, dari mulai Jean yang ingin mengobrol berdua, sampai dimana Jean mengatakan bahwa ia menyukai Naren, bukan Shaka

"nah gitu ceritanya, kan gue kesel" Naren mengerucutkan bibirnya, saat ini ia benar-benar kesal

Harsa dan Renal mengangguk mengerti, sepertinya ini memang cukup rumit

"tapi lo masih suka sama Jean?" Tanya Renal penasaran

"masih lah"

"hadehh"

***

Hari sudah mulai gelap, dan Naren baru saja pulang. Lelaki manis itu berjalan memasuki pekarangan rumahnya dengan wajah masam

entahlah sejak ia mengobrol dengan Jean, moodnya langsung turun drastis.

"Naren pulang" ucapnya sembari berjalan masuk kedalam rumah. Wita yang sedang bersantai sembari menonton televisi pun melihat putra semata wayangnya yang baru saja pulang

ia mengerutkan keningnya, "muka mu kusut amat, abis dicopet kah?"

"tau ah, Naren cape" Naren berjalan menaiki tangga menuju kamarnya sedangkan Wita terus melihat sang anak, mulutnya tak berhenti mengunyah kue kering kesukaannya

Yuta datang dari arah dapur, "kenapa sayang?" Tanyanya pada Wita yang tengah melihat tangga

"itu anak kamu, pulang-pulang mukanya kusut kaya abis dicopet. Giliran ditanya malah sewot"

"mungkin dia lagi pengen sendiri"

"mungkin"

Yuta hanya bisa geleng-geleng kepala, ia lalu duduk disebelah Wita dan memeluk lelaki manis yang berstatus sebagai istrinya itu dari samping.

Sangat romantis pasangan satu ini, tidak seperti percintaan anaknya yang dramatis

Naren merebahkan tubuhnya, ia memikirkan perkataan Renal disekolah tadi

"kalo lo suka terus kenapa bilang gitu ke Jean?! Kan siapa tau dia bener-bener suka sama lo, bukan sama Shaka"

perkataan Renal masih membekas di benaknya, tapi apakah Naren harus percaya pada Jean?

bagaimana kalau semua ucapan Jean padanya itu hanya omong kosong, bagaimana kalau Jean hanya menjadikannya pelarian saja. Apakah ia harus kembali merasakan rasa sakit yang sama dan berpura-pura seolah semuanya baik-baik saja?

Naren benar-benar bimbang, disisi lain ia ingin percaya pada Jean namun disisi lainnya ia juga takut kecewa








"gue takut kalo dia cuma jadiin gue pelampiasan" gumamnya








"gue takut kalo dia cuma jadiin gue pelampiasan" gumamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_____________________
______________________________

To be continued

zii🐝
______________________________
____________________

Mantan || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang