chapter 13 || Hal yang tak terduga

2K 124 0
                                    

Sebelumnya:

'waduh, ini anak kenapa? Perasaan gue ga ngapa-ngapain' - Naren

_____________________________

Happy Reading
.
.
.
.
.

"Mau ngomong apa sih?" Ucap Naren yang sudah kesal karena Jean tak kunjung mengeluarkan sepatah katapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau ngomong apa sih?" Ucap Naren yang sudah kesal karena Jean tak kunjung mengeluarkan sepatah katapun. Disinilah mereka sekarang di perpustakaan sekolah, tempat yang begitu sepi dan sunyi

Jean mengajak Naren dari lapangan menuju perpustakaan dan pemuda itu hanya diam tak bersuara sehingga membuat Naren begitu canggung.

Jean menatap Naren, entah kenapa ia tak bosan-bosannya melihat wajah Naren yang tampak manis. Entah itu dari kejauhan ataupun dari dekat seperti ini

"lo tadi sama Hendry ngomongin apa sampe ketawa-ketawa begitu?"

"gue cuma mau balikin hp dia"

"balikin hp? Emang kalian tukeran hp?"

"apa sih je, kepo banget" Naren menatap kesal Jean, "lagian ngapain lo nanya begituan?" Jujur Naren sedikit heran apalagi nada bicara Jean terkesan seperti sedang mengintrogasi pacarnya yang ketahuan selingkuh

Jean bungkam, ia tak tau harus memberi alasan apa pada Naren. Ia sendiri bingung dengan perasaan yang tadi ia rasakan, "gua ga suka aja liatnya" ujarnya membuat Naren mengerutkan keningnya

"ga suka gimana?"

"gua ga suka ngeliat lo kaya tadi, apalagi sama orang yang baru lo kenal. Nanti kalo lo kenapa-kenapa gimana?"

"heh Jean, gue juga bisa ngebedain prilaku seseorang ke gue. Lagian bang Hendry juga temen lo, kenapa lo bisa berprasangka buruk sama dia?" Naren benar-benar tidak habis pikir dibuatnya

"gua cuma kepikiran Na"

Naren menghela nafas, ia lelah dengan perdebatan ini, "daripada mikirin kek gitu mending lo mikirin si Shaka. Kayanya dia suka sama temen lo yang tinggi itu" ucapnya mencoba mengalihkan topik pembicaraan

"kok nyambungnya ke Shaka sih"

"lo kan suka dia"

"tapikan kita ga lagi bahas Shaka"

"gue cuma ngasih tau, kan lo juga yang minta bantuan gue ya jadi gue kasih tau"

"gua gamau tau tentang itu dan gua mau bilang sama lo supaya jangan terlalu deket sama dominan di sekolah ini termasuk Hendry"

"kok lo ngatur sih"

"demi kenyamanan lo"

"kenyamanan apaan? Mending lo urusin noh Shaka sebelum kena tikung Andy Andy itu. Dan asal lo tau ya, gue cape banget ngebantuin orang yang gue suka deket temen gue sendiri. Sakit Je..." ucapnya lirih, rasanya hatinya seperti di tusuk ribuan jarum ketika Jean mendengar perkataan Naren

"dan mulai sekarang gue gamau bantuin lo lagi, berusaha sendiri. Gue ga ikut-ikutan" baiklah sudah cukup, ia harus pergi sebelum ia benar-benar larut dalam pembahasan ini. Namun Jean justru mencekal tangannya

"lo suka sama gua?"

"tadi iya, tapi sekarang enggak!!"

"kalo gitu gua bakal buat lo suka lagi sama gua"

"hah?" Naren terkejut bukan main, apa maksudnya ini? Jean ingin membuatnya kembali sakit atau ingin menjadikannya pelampiasan, apalagi setelah ia diberi tahu olehnya mengenai Shaka yang menyukai Andy salah satu teman dekat Jean.

Ia menepis tangan si ketua osis, "lo mau buat gue sakit buat yang berapa ke berapa lagi Je? Lo belum cukup buat gue kaya orang bego?"

"enggak Na, kali ini gua bener-bener mau serius. Gua sadar kalo orang yang gua suka itu lo, bukan Shaka"

Naren rasanya ingin tertawa mendengarnya. Lucu sekali, apakah Jean sedang bercanda?

"lawak banget Je, lo pikir gue bakal percaya? Lo inget kan sebelum minta bantuan ke gue? Apa yang lo lakuin" Naren menatap Jean tepat dimatanya, dapat Jean lihat mata Naren yang berkaca-kaca

"yap, ngedeketin gue sampe baper, tapi ternyata lo punya niatan lain. Gue gamau lagi percaya sama lo, percaya sama lo sama dengan cari penyakit" sarkas Naren yang berhasil membuat Jean diam apalagi suara Naren terdengar bergetar, sepertinya ia menahan untuk tidak menangis

Jean, sekarang kau mengerti kan apa yang dirasakan Naren selama ini?

bel pertanda pembelajaran akan segera dimulai berbunyi, Naren melihat Jean yang juga melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan, "gue pergi dulu" ucap Naren dan melangkah pergi meninggalkan Jean yang bergulat dengan pikirannya

Jean menatap kepergian Naren, tatapannya begitu sendu, ia benar-benar merasa sangat bersalah dengan 'teman' masa kecilnya itu. Juga, kenapa ia telat menyadari perasaan ini?

Jujur saja, Jean selalu menyukai Naren. Ia selalu menunggu lelaki manis kesayangannya itu, sampai dimana ia memutuskan untuk melupakan perasaannya pada Naren dengan cara menyukai orang lain yaitu Shaka.

ketika Jean sudah mulai menyukai Shaka, Naren justru datang kembali ke kehidupannya seolah-olah tidak membiarkan Jean untuk melupakannya. Benar-benar hal yang tidak terduga

"andai lo tau Na, dari dulu gua selalu nungguin lo. Bukan cuma lo doang yang sakit, gua juga" monolognya

yah sepertinya tempat ini akan menjadi saksi bisu kembali berakhirnya hubungan mereka















atau baru dimulai?














____________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________
_________________________________

To be continued

zii🐝
__________________________________
___________________

Mantan || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang