chapter 21 || Harsa dan Renal

1.5K 93 0
                                    

Sebelumnya:

Sebenarnya Jean serius atau tidak?

___________________________

Happy Reading
.
.
.
.
.

"gua beneran suka sama Naren, harus berapa kali gua bilang kalo gua bener-bener suka sama Naren!" Tegas Jean ketika dua pemuda manis dihadapannya ini terus-menerus menanyai hal yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"gua beneran suka sama Naren, harus berapa kali gua bilang kalo gua bener-bener suka sama Naren!" Tegas Jean ketika dua pemuda manis dihadapannya ini terus-menerus menanyai hal yang sama.

Mereka sedang berada di ruangan khusus ketua dan wakil ketua osis, saat Jean sedang sibuk dengan tumpukan kertas di mejanya, lalu datanglah kedua mahluk hidup tak di undang ini dengan tidak sopan nya.

Mereka adalah Harsa dan Renal, teman masa kecilnya

Renal menatap Jean mencoba meneliti guna mencari hal yang tampak mencurigakan dari sang ketua osis, "sial, dia jujur sa" ucapnya pada Harsa

Jean mengerutkan keningnya, "lah kenapa sial?" Tanyanya menahan emosi

Harsa menghela nafas, "yahh mereka bersatu lagi" belum juga mendapatkan jawaban, ucapan Harsa kembali justru kembali membuat tanda tanya besar bagi Jean

"lo berdua ga seneng kalo gua sama Naren balikan?"

"ga!!" Ucap mereka secara bersamaan, membuat Jean sedikit terkejut

"lah kenapa? Lo berdua suka sama gua?"

"dih sinting!!" Lagi-lagi keduanya berucap secara bersamaan, Jean tertawa pelan melihat ekspresi kedua temannya yang seperti menahan emosi

"terus alasannya apa?"

Mereka berdua diam, sebelum akhirnya Harsa berucap, "lo ga bakal ninggalin Naren kan?" Tanya Harsa

Jean mengerutkan keningnya, "emang gua pernah ninggalin Naren? Yang ada Naren yang ninggalin gua" Jean tersenyum tipis ketika mengingat saat Naren pindah ke luar negeri, mereka sempat bertemu dengan Naren yang meminta putus.

Jean tentu saja menolak, tapi Naren tetap kekeuh ingin putus meskipun Jean sudah memohon bahkan sampai menangis dihadapannya. Sakit memang mengingatnya, tapi itu semua hanya masa lalu. Lagipula dulu mereka masih terlalu muda untuk menjalin hubungan layaknya sepasang kekasih

"nah justru itu, gue takut lo balikan sama Naren terus lo ninggalin dia kaya waktu dia ninggalin lo" sahut Renal, ia takut jika Jean hanya ingin balas dendam

Harsa mengangguk setuju, "secara lo dulu katanya suka Shaka, kok lo tiba-tiba bilang suka sama Naren. Lo ga jadiin Naren pengalihan kan?" Tanya Harsa

Jean tertawa mendengar perkataan keduanya, mereka benar-benar tidak berubah. Masih saja protektif terhadap Naren

Jean mengacak rambut Harsa dan Renal, membuat keduanya memekik kesal, "rambut gue!!" Kesal Renal, oh ayolah ia sudah merapikan rambutnya dan Jean seenak jidat mengacak rambutnya

"lo berdua ga usah khawatir, gua ga lagi balas dendam sama Naren ataupun ngejadiin dia pengalihan. Gua bener-bener suka" ucap Jean meyakinkan

Harsa dan Renal terdiam, mereka menatap lekat Jean yang juga menatap mereka, "percaya sama gua ya?" Ucap Jean, kedua pemuda manis itu menghela nafas

Apa mereka harus percaya pada Jean?

***

"Dari mana aja kalian? Gue sama Shaka nyari-nyari kalian berdua" ujar Naren yang diangguki oleh Shaka yang duduk di depannya. Ini masih pagi sekitar pukul tujuh kurang, jadi kelas Naren dan Harsa tentu saja masih sepi

Harsa mengerutkan keningnya, "kok lu tau kalo kita berdua udah di sekolah? Stalker ya?" Balas Harsa secara asal, membuat Naren melempar bukunya pada Harsa, menimbulkan gelak tawa Renal dan Shaka

"sembarangan lo tai!"

"itu ada tas kak Harsa sama tas kak Renal di atas meja kakak, jadi kita tau kalo kalian udah dateng" jelas Shaka membalas ucapan Harsa

"btw kalian darimana? Tumben dateng pagi, biasanya juga siang" tanya Naren, pasalnya kedua temannya ini kalo tidak datang siang ya terlambat

Harsa dan Renal kalang kabut mendengar pertanyaan Naren, apakah mereka harus jujur?

"eeee kita dari—"

"mereka tadi abis ketempat gua, ruang osis" sambung Jean secara tiba-tiba, tunggu sejak kapan lelaki itu ada di sana?

Naren mengernyit bingung, "tunggu, apa?" Naren melihat kedua temannya yang menatap kesal Jean, sementara Jean kini mendekat kearahnya

tatapan mereka bertemu, Jean tersenyum manis pada Naren. Membuat Naren tersipu melihatnya, "Na, ikut gua yuk. Gua mau ngomong sama lo" ucapnya dengan lembut, tak ada seorangpun yang pernah mendengarnya berucap lembut seperti itu. Jean hanya melakukannya pada sang ibu, dan Naren

Naren melihat ketika temannya, Shaka tersenyum dan mengangguk sedangkan Harsa dan Renal tampak ragu, "boleh?" Tanya Naren pada keduanya

Mereka berdua menghela nafas dan mengangguk

Naren kembali melihat Jean, "yaudah ayok" ucap Jean dan menarik tangan Naren, sehingga membuatnya Naren terkejut sekaligus malu

Mereka keluar dari dalam kelas, Harsa, Renal, dan Shaka menatap kepergian mereka

"Sa, kita ga berhak ikut campur urusan mereka"

"benar. Tapi kalo kita ga ikut campur, Naren bisa dalam bahaya"

"karena kak Lea?" Celetuk Shaka




_________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________
______________________________

To be continued

zii🐝
______________________________
___________________

Mantan || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang