Bab 22: Drake pergi juga?

9 4 8
                                    

Sesaat setelah teror dari tombak.  Akhirnya Helen dan Victor pun memutuskan untuk memberitahu Sang Raja dan juga sang Panglima lainnya. Kemudian sang Panglima dan juga sang raja mendapat teror tombak yang sama. Para prajurit akhirnya dikerahkan untuk menuju ke lapangan yang luas banyaknya pasukan yang dituju ke sana. Untuk menguji coba mereka semua satu persatu. Dan akhirnya salah satu pasukan datang untuk memberitahu sang raja dengan berlari-lari dan berteriak-teriak dengan histeris.

Sang prajurit berlutut dan berbicara kepada Sang Prabu yang duduk di sana.
"Tuan raja, tuan raja, tolong, tolong, pasukan patiraga mengajak kerajaan kita untuk perang di sana tuan raja. "

Sang raja berdiri dan lantas memanggil seluruh pasukan untuk berkumpul di sebuah aula.
"Ayo kalian sebagai prajurit-prajurit. Lawan mereka, dan lindungi kerajaan kita. Aku tugaskan kalian semua untuk melawan mereka. Jangan biarkan mereka untuk melukai kita, jangan biarkan mereka untuk menghancurkan kita. Victor, Helen, Kenneth, Drake kalian juga boleh ikut tapi harus berjaga-jaga. Jangan sampai kalian terluka oke kalian harus berhati-hati ingat mereka itu bukan lawan yang mudah. Mereka itu adalah lawan tersusah yang pernah kalian lawan sebelumnya apalagi sang rajanya yang bernama 'Jugson' dia adalah salah satu kerajaan terkuat di sini maka dari itu tolong hati-hatilah selamat kalian."

"Baik sang raja, kami akan berusaha berhati-hati. Terima kasih atas ucapan selamat darimu raja Robbins. Aku harap ucapan selamat darimu menjadi berkah untuk dirimu sendiri. Terima kasih atas segalanya Raja Robins," ujar Victor memberi doa kepada Raja Robins.
"Dan tuan raja, segalanya ku ucapkan selamat kepadamu. Berkat dirimu, aku bisa selamat sampai di sini. Kalau bukan karena dirimu, mungkin aku tidak akan sampai di sini. Maka dari itu terima kasih aku Kenneth dan Helen juga Drake, akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kerajaan ini dengan segala kekuatanku dan kekuatan mereka juga aku pasti bisa memenangkannya demi kerajaan ini."

Dengan begitu mereka sudah siap untuk bertarung melawan sang pasukan raja dari patiraga yaitu jungson. Itu adalah salah satu raja paling kejam di antara banyaknya kerajaan sihir di dunia itu. Apalagi saking banyaknya dan saking kuatnya bahkan ketika beberapa pasukan menyerangnya ia tidak akan mati setelah mati ia akan bisa hidup lagi begitulah Raja jugson.

Helen dan yang lainnya pun berangkat melangkahkan kakinya dari kerajaan. Perlahan tapi pasti, mereka pun mulai mencari di mana lapangan yang katanya pasukan Patiraga dan pasukan Magadir sedang berperang. Namun, sampai sekarang belum terlihat. Suara-suara peperangan itu akhirnya mereka pun terus melangkah mengikuti pasukan yang lain juga.

Terdengarlah di sana suara-suara pedang yang bertabrakan dan saling serang menyerang satu sama lain. benar-benar, suaranya keras sekali dan juga suara-suara ledakan dan juga suara tombak-tombak yang berjatuhan dari mana-mana sudah mulai terdengar. Langkah demi langkah bahkan suara teriak-teriakan orang-orang pun sangatlah terdengar, suara-suara pasukan-pasukan yang telah gugur pun terdengar. Langkah demi langkah semakin terdengar dan semakin terdengar hampir dekat dan semakin dekat. Helen pun melangkahkan kakinya dengan perlahan dan juga takut bahkan tangannya berputar karena suara-suara yang membuat dirinya sedikit trauma akan hal itu namun ia akan tetap maju.

Sesampainya di sana ada seorang wanita yang mendorong Helen dengan kuat dengan sebuah yang sangatlah besar gagangnya. Akhirnya Helen harus melayani wanita ini dulu dengan cara melawannya dengan tangan kosong satu lawan satu. Tombak yang mendorong helm hingga menahannya menggunakan tangan kemudian Helen mendorongnya sekuat tenaga dan wanita itu pun tersungkur jatuh di atas tanah yang berdebu keras. Ketika wanita itu bangkit, dan menyerang hewan kembali kali ini ia membuang tombaknya tapi menyerang Helen dengan tangannya dan membuat Helen jatuh karena kakinya ditendang dari belakang oleh wanita itu dengan sangat kerasnya hingga terjatuh.

" keterlaluan beraninya main seperti ini Baiklah Ayo kita bertanding dengan lebih keras lagi dan kau dasar wanita murahan Lebih baik kau menyerah kau tidak ada gunanya melawan orang seperti aku karena kau tidak tahu siapa aku ," ledek sang wanita itu sembari melihatnya dari atas melihat Helen yang jatuh tersungkur dan sedikit sudah tidak berdaya dan wanita itu kemudian menendangnya dengan keras.

Bugh!!

"Apa? Kau yang mainnya seperti ini. " Helen lalu bangun dan menendang wanita itu lebih keras daripada dirinya namun wanita itu tidak jatuh ia menahan dirinya dengan tangannya hingga terseret jauh untuk menahan tubuhnya yang hampir saja jatuh karena tendangan Helen.

Terlihat dari sisi lain di sana ada Drake yang sedang berbincang dengan Rean yang kebetulan ikut perang dengan kami kami. Sekilas melihat Rean matanya Sayu dan dibawa kelopak matanya sedikit berwarna hitam tidak seperti awal pertemuan mungkin itu karena akibat sihir janji yang sewaktu itu pernah dilontarkan oleh sang Hakim pada saat ia dihakimi. Lihat juga di sana Drake yang menggunakan jubah berwarna hitam berjalan dengan gaya angkuhnya yang sangatlah berbeda dengan Drake yang biasanya dari sorot wajahnya saja terlihat sangatlah berbeda Apakah ini sebuah pengkhianatan fase kedua? tidak akan ada yang tahu kita lihat saja mereka berdua apa yang akan lakukan.

Akhirnya seseorang yang dilawan oleh Helen pun menyerah. Dan wanita itu pun pergi dengan membawa tombak yang awalnya dibuat untuk menyerang Helen. Namun, tidak semudah itu Helen dibohongi, akhirnya Helen pun membunuh wanita itu dengan sedikit tidak teganya dalam hatinya. Karena ia tahu bagaimana rasanya dibunuh namun harus ia lakukan karena dia takut kalau wanita itu akan berkhianat dan akan menusuknya lagi ketika ia berbalik badan maka dari itu ia membunuh duluan wanita itu agar wanita itu tidak berbuat seenaknya dan juga untuk berjaga-jaga dan menyelamatkan dirinya sendiri juga. akhirnya Helen pun pergi dari sana.

Helen hanya bisa mematung melihat Drake yang pergi bersama dengan Rean menggunakan jubah yang sama yaitu jubah berwarna hitam. Mau bagaimanapun Helen tidak bisa melakukan apapun. Begitu juga dengan Victor yang telah selesai melawan orang pun hanya bisa mematung diam tak bisa berkata-kata melihat Drake yang pergi dengan menggunakan jubah berwarna hitam. Ingin sekali dalam diri mereka untuk memanggil Drake dan juga Rean namun ia sadar bahwa itu bukanlah mereka yang dulu itu adalah mereka yang sudah berbeda mereka yang sekarang adalah mereka yang bukan temannya lagi mereka adalah mereka yang sudah berkhianat dan sudah menjadi lawan bukan teman.
.
.
.
Tbc
Tyyydaaakkk Drake, kamu mawu kemana? Drake Rean.

Rean:"Mau ngambil bansos thor, ikut enggak?"

Lah😭 emang di patiraga ada bansos rean?

Rean:"Banyak thor, tadi aja si Drake di ajak ngeburu bansos pas ketemuan mau dia"

Jadi kalian tadi ngobrolin bansos? 😭

Drake:"yoi thor, nanti Drake sama rean bawain deh bansos dari si Jungson"

Yang sopan, itu raja kalian😭

Yauda gess, jangan lupa vote sama komen ya,

Salam hangat dari rerileymttw

The Queen Of Magadir ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang