Bab 11: Helen sembuh

10 3 12
                                    

Helen membuka matanya perlahan, tiba-tiba, terlintaslah rasa sakit yang hebat dari kepalanya.
Rasanya, seperti terpental dan terbanting terlalu sakit untuk di jelaskan

"Helen, kau sudah sadar?" tanya Kenneth sembari memegang tangan Helen khawatir dengan kondisinya. Kenneth bergetar seluruh badannya karena melihat Helen se sakit ini.

"Memangnya aku kenapa?" lirih Helen seolah memaksa bibir manisnya untuk berbicara dengan sekuat tenaga.

"Kau pingsan karena ledakan pasukan Patiraga, sudahlah, kau jangan memaksakan dirimu untuk berbicara, ada baiknya kau istirahat,"

"Tapi, aku ingin-"

"Shuttt,, sudah. Kau harus istirahat, nanti Victor akan memarahiku karena dikiranya aku tak menjaga dirimu. Kau istirahatlah, aku akan menemanimu disini sampai sembuh," potong Kenneth.

Helen terharu, sampai air matanya menetes, matanya berkedip hingga satu air mata lolos dari pipinya tanpa permisi.

"Kau kenapa Helen? Ada yang sakit?" Kenneth mengecek seluruh badan Helen.
Lalu Helen menggelengkan kepalanya perlahan.

"Tidak," sahut Helen dengan perlahan.

"Kau serius Helen? Kenapa kau menangis? Sudah, kau istirahat ya, biar ku ambil minum untuk dirimu."

Kenneth lantas langsung berdiri dari duduknya, dan mencari minuman untuk Helen beserta obat dari perawat Kerajaan itu.

Perawat itu lantas memberikan Helen obat.
Kenneth lalu datang menghampiri Helen dengan membawa obat di tangannya beserta minum.

"Ini, kau minum ini. Bangunlah sebentar, biar ku oleskan minyak ini ke luka mu." Kenneth membantu Helen duduk dan melepas perban juga pakaian yang menutupi lukanya.

Helen merasakan sakit dan perih terasa di lukanya.

Helen meringis kesakitan.

"Sudah sudah, Terima kasih banyak Kenneth. Ini sangat perih," ringis Helen sembari memukul tempat tidur.

"Ini agar luka mu cepat sembuh Helen, tolong tahan lah." Kenneth mengobati Helen dengan minyak hingga membuat dirinya merasa bersalah.

"Helen, maafkan aku ya. Seharusnya aku menjaga dirimu saat itu. Aku telah lalai menjaga dirimu."

"Tak apa, ini sepenuhnya salahku, aku juga lalai menjaga diriku sendiri. Seharusnya aku tak merepotkan kau, Victor, Drake dan juga Rean," jelas Helen.

Tapi tetap saja, walau Helen mengakui hal itu, rasa bersalah yang berada dalam diri Kenneth masih tetap lah ada.

Bukan berarti dia tega meninggalkan Helen sendiri, tidak, karena ia sudah menganggap Helen sebagai sodaranya.

"Terima kasih Helen, karena telah bertahan sejauh ini, aku harap kau akan sehat selalu dan memenangkan semuanya. Ada satu permintaanku lagi, kau harus kuat ya, lawan semua rasa takutmu. Saat aku , Victor, Drake dan Rean tak ada di sampingmu entah kapan. Kau harus perjuangkan atas nama kami semua Helen. Tanggung jawab ada di tanganmu. Satu pesanku, jadilah wanita yang kuat. Perjuangan atas nama kami," pesan Kenneth.
Ia tak mau semua perjuangan Helen sia-sia kali ini. Ia, Victor Drake Rean hanya ingin melihat Helen bahagia.

"Bukan hal yang sulit bagiku," kata Helen sembari memegang kepalanya yang masih kesakitan.

"Alangkah baiknya kau istirahat, jangan pedulikan apapun yang ada di sekitarmu oke? Aku akan menjaga dirimu, Aku janji,"

Victor POV

"Jadi bagaimana kalian bisa sampai di sini?" tanya seorang penjaga pintu yang mengantarkan Victor.

The Queen Of Magadir ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang