Bab 12: Raja?

9 3 10
                                    

"Memang serius? Salah satu di antara kami adalah keturunan kerajaan ini?"

"Tepat sekali," sahut penjaga pintu yang saat ini masih bersama dengan Victor untuk berbincang-bincang.
Penjaga disini sangatlah ramah sekali, bahkan kalah ramah dengan penduduk di desa Victor. "Kenapa kau menanyakan hal itu nak?"

"Entahlah, aku hanya penasaran." Alasan Victor untuk menutupi semuanya, entah karena malu atau ada hal yang di sembunyikan dalam benaknya.

"Hanya? Pasti ada maksud tersendiri kenapa kau menanyakan hal itu,"

Helen POV:

Kini Helen sudah sembuh sepenuhnya.

"Kenneth," panggil Helen seraya memeluk Kenneth dengan kencang karena merindukan sahabat karibnya itu. "Kenneth, lihat, aku sudah sembuh, kepalaku, sudah tak berdarah lagi," kata Helen dengan kegirangan layaknya anak kecil yang mendapat nilai seratus.

"Syukurlah, pertahankan dirimu Helen, kita semua akan berjuang bersama," kata Kenneth sembari membalas pelukan Helen dengan hangat.

Di sisi lain, Rean memandang Kenneth itu sembari tersenyum senyum.

"Aku cinta pada kalian semua, Aku minta maaf, ini demi kebaikan kalian." Lalu Rean pun pergi dari tempat itu.

"Rean?" Kenneth memanggilnya sebelum Rean melangkahkan kakinya.

"Kau kenapa?"

"A-aku tidak apa apa, aku pergi dulu," sahut Rean sembari terbata-bata karena gugup atau mungkin rasa bersalah.

"Tenang Rean tenang, semua akan baik-baik saja kalau kau tenang, ini semua demi kebaikan bukan demi kejahatan," batin Rean dalam hatinya.

Lalu Rean pergi dari sana.

Perasaannya campur aduk, hatinya berisik, dan fikirannya di penuhi suara.

"Rean kenapa?" Tanya Helen kepada Kenneth karena penasaran dengan sikap Rean.

"Tidak tau, kemarin kita baik-baik saja kan? Apa kita punya salah padanya?" kata Kenneth bertanya balik kepada Helen. Memang benar, kemarin mereka baik-baik saja, namun, entah kenapa sikap Rean berubah. Begitupun semenjak awal kenal. Bukan gugup atau merasa canggung namun, ada yang lain dalam dirinya. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa memang sikap Rean sangatlah berbeda dengan yang lain untuk saat ini.

"Sepertinya? Seharusnya dia bilang pada kita kalau kita ada salah padanya, jadi kita bisa mengakui kesalahannya bukan malah menyembunyikannya." Helen tentu saja geram akan hal itu, apa yang Rean sembunyikan terhadap Kenneth dan dirinya sungguh berdampak besar pada pertemanan mereka. Padahal, dialah yang meminta kita semua untuk selalu berteman, tapi apa? Dirinya sendiri?

"Lantas apa yang harus kita lakukan?" Kenneth pun bingung.

"Kita temui Victor dan yang lain."
Helen langsung menarik tangan Kenneth dan membawa Kenneth ke tempat Victor berada.

Kenneth dan Helen menyusuri kerajaan sembari melihat lihat, karena pemandangan di kerajaan Magadir indah juga. Burung berterbangan sembari berkicauan, air mancur ke atas bagaikan air surga.

Terlihat dari mata Helen bahwa dia menikmati semuanya, kapan terakhir kali ia menikmatinya. Setelah sakit yang sangatlah panjang dan melelahkan juga membosankan menghantui dirinya walaupun, sebenarnya bukan karena keinginan dirinya. Setelah sakit itu akhirnya ia bisa menikmati semua yang ada di hadapannya termasuk sesuatu yang indah ini.

"Kau kenapa Helen? Kau kagum dengan air mancur ini?" Kenneth memerhatikan wajah Helen yang menatap air mancur dengan mata yang senang dari dalam hatinya setelah sekian lama melihat mata Helen sayu dan di penuhi air mata karena sakitnya luka yang berada di tubuhnya saat kemarin itu.

Tak bisa dipungkiri tatapan mata Helen saat menatap indahnya air mancur yang mengalir dengan tinggi itu sangatlah bahagia. Padahal itu hanyalah air mancur biasa yang mungkin semua orang selalu melihatnya di desa, tapi Helen? Wajar saja karena kondisi Helen tidak baik-baik saja saat ini, banyak fikiran yang menghantui dirinya.

"Emm, ini terlihat bagus Kenneth, yaudah ayo kita ke Victor dan Drake," ajak Helen.

Kenneth mengangguk dan membawa Helen pergi dari air mancur itu. Sekilas, Kenneth mengajak Helen ke sebuah lukisan lukisan yang Helen sangat suka, yaitu Semirealis. Terlihat dari sorot matanya bahwa Helen sangatlah bahagia, tidak seperti kemarin yang menangis hingga matanya memerah.
Namun, kali ini matanya sangatlah indah.

"Wah, bagus, bagus sekali Kenneth. Kenapa kau mengajakku kemari?" tanya Helen.

"Karena kau suka kan dengan lukisan Semirealis?" kata Kenneth bertanya balik.

Helen terkejut dengan pernyataan itu.

"Dari mana kau tahu?" Helen penasaran karena dia tak pernah memberitahu Kenneth tentang kegemarannya kepada lukisan.

"Dari Victor, dia yang memberitahu diriku," sahut Kenneth dengan jujurnya. Tak perlu berbohong kalau Kenneth tahu dari Victor saat itu. Dan memang Helen pernah cerita hal itu kepada Victor saat dahulu pertama mengenal Victor pertama kali ketemu denganya ia langsung percaya pada Victor dan menceritakan kegemarannya terhadap lukisan.

Kenneth membawa Helen ke ruangan yang cukup besar, disana ada Victor, Rean dan Drake yang tengah berbicara dengan Raja.

Saat menatap Helen, sang Raja turun dari singgasana dan menyambut Helen.

"Kau, kau Helen kan? Kemarilah Nak, marilah," ajak sang Raja.

Sang Raja itu ingin menyambut Helen dengan turun tangan karena memberi penghormatan kepada orang paling spesial di antara mereka semua.

Helen membungkukkan badannya dan ingin berlutut, namun, sang Raja malah mencekal Helen untuk tidak berlutut.

"Bangunlah Nak, bangun bangun, jangan merendahkan dirimu seperti ini Nak, aku tak pantas untuk kau berikan kehormatan dirimu." Sang Raja menahan tangan Helen yang hendak berlutut.
Helen lantas bangun dan menundukkan kepalanya sejenak.

Sang Raja sangat memberikan penghormatan kepada Helen, entah karena hal apa.

Sang Raja membawa Helen dan Kenneth ke tempat berkumpul.

Helen duduk di sebelah Victor dan Kenneth duduk di antara Rean dan juga Drake.Tentu saja Rean salah tingkah. Apalagi saat Kenneth tersenyum kepadanya.

"Perkenalkan namaku Raja Robins. Aku memerintah kerajaan Magadir sejak keturunan kuno menyerahkan hak singgasananya kepadaku."

Sungguh membuat prajurit dan penjaga didepan kagum atas sambutan yang di beri oleh sang Raja.

"Kalian memang aku perintahkan untuk datang kemari, aku ingin mencari siapa di antara Kenneth dan Helen yang menjadi penerus Magadir. Maka dadi itu, aku butuh bantuan kalian semua. Sebelum kita mengadakan pencarian ini, seperti yang kita tahu kalau kita sedang di jajah oleh kerajaan sebelah," jelas Raja Robins.

Dan jujur itu membuat Victor penasaran siapa yang akan menjadi penerus kerajaan, apakah Helen atau Kenneth.
Victor sudah berfikir bahwa Helen yang akan menjadi penerus disini namun, Victor tak bisa berfikir seperti itu.

"Dan pemilihan akan di lakukan setelah semua ini selesai, dunia tengah membutuhkan pasukan dari sini untuk melawan kerajaan Patiraga."
Raja Robins menjelaskan semuanya secara berkala, memberi tahu segala sesuatu yang ada di kerajaan ini, untuk pengetahuan mereka.

.
.
.
TBC
Kenneth masuk nominasi jadi ratu nih?
😉

Salam hangat dari rerileymttw.

The Queen Of Magadir ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang