Helen hanya menundukkan kepala pertanda kecewa. Di dalam hatinya masih terasa penasaran yang membara.
Helen menghembuskan napas pasrah."Kau kenapa Helen?" tanya Victor dengan lembut dan tatapan mata yang dalam peduli dari hatinya.
Helen menggelengkan kepalanya pelan dan berkata, "Aku tidak kenapa-napa Victor, tak perlu mengkhawatirkanku."
Walau Helen berkata seperti itu, namun, di hati Victor tetap saja khawatir.
"Helen, kau tak perlu kecewa, suatu saat, kita bisa mengetahuinya dari orang terpilih itu," ujar Victor.
"Iya, a-aku paham Victor," sahut Helen dengan lembut, benar-benar dari dalam hatinya dengan tulus.
Entah perasaan apa yang ada di dalam hati Helen kali ini perasaannya pada Victor berbeda sedari awal ketemu.
Darr!!!
Suara dentuman bom itu datang lagi.
Rambut Helen yang terurai itu di elus pelan oleh Victor kala itu. Mengobati rasa takut yang ada dalam diri Helen. Victor benar-benar memahaminya saat itu.
"Helen, ayo kali ini kau coba dengan kekuatan teleportasimu, aku tak bisa teleportasi," ujar Victor yang masih menaruh lengannya di pucuk kepala Helen.
"Tapi, kekuatan teleportasiku belum sempurna, terkadang aku masih terteleportasi ke asal tempat."
Jelas Helen, memang Helen masih asal teleportasi kemanapun seperti kemarin yang tiba-tiba berada di tempat yang tidak di kenali.
"Mungkin kau tak menggunakan tongkatmu, atau mungkin tongkatmu yang rusak. Mari, aku akan membawamu ke seseorang yang bisa membenarkan tongkatmu, dan barangkali dia akan ikut dengan kita. kita berjalan dari sini," jelas Victor.
Victor bangkit dari duduknya dan mempersilahkan Helen untuk duluan berada di depannya, Victor ingin menjaga Helen terlebih dahulu dan memastikan bahwa Helen baik-baik saja.
Mereka berjalan menyusuri tempat pengungsian yang sempit
Di sana ia menemukan seseorang yang sudah mereka cari sedari tadi.
"Di mana orang yang kau cari?"
"Di sini seharusnya aku bertemu dengannya kemarin di sini, dia menolongku, seharusnya di sini," ucap Victor.
Helen memegang tongkat yang ingin mereka perbaiki ke orang yang akan mereka temui.
Masih menunggu di mana dia.
Victor sudah berbicara dengan orang yang mereka cari.
"Helen, ini Kenneth, dia yang akan memperbaiki tongkat sihirmu, berikan kepadanya," kata Victor sembari menunjuk Kenneth.
Kenneth menatap Helen dengan tatapan lembut sembari mengangkat alisnya,"Wah, namamu Helen? Astaga berapa beruntungnya Victor memiliki kekasih seperti dirimu."
Pujian macam apa ini? Helen? Menjadi kekasih Victor? Yang benar saja?
"A-aku bukan kekasihnya," jawab Helen dengan gugup.
"Haha, kukira kau kekasihnya, habisnya, kau sangat cantik Helen. Kemari, akan kuperbaiki tongkat sihir milikmu," kata Kenneth sembari mengulurkan tangannya dengan lembut serta senyuman yang tulus.
Helen memberikan tongkatnya ke Kenneth dan membalas senyuman yang Kenneth berikan.
Kenneth memperbaiki tongkat sihir milik Helen dengan mantra yang entah apa Helen tidak tahu, yang jelas aura positif terpancar dari tongkat dan tangan Kenneth.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Of Magadir ✔
Acak"Kerajaan Magadir telah dijajah oleh pasukan Kerajaan Patiraga. Musuh yang harus dihadapi oleh Seorang wanita bernama Helen adalah Raja yang memiliki julukan The Blood Eyes. Bersama teman-temannya Helen berusaha melawan pasukan Patiraga."