Bab 8: Pergi ke Kerajaan

10 2 8
                                    

Semua persiapan telah selesai, setelah semua makan dan minum, mereka bergegas mengambil senjata ke tukang besi.

Tukang besi yang mereka datangi adalah teman mereka semua.
Mereka kenal tukang besi itu sejak lama.

"Permisi,Pak, pedang yang kemarin kami pesan sudah di buat 'kan?" Victor berbicara mewakili mereka semua.

Tukang besi itu lantas memberikan pedang ke Victor, "Ini, ambillah kesatria, terbuat dari kulit naga asli."

Victor tersenyum dan mengambil pedang miliknya.

Sementara pedang milik Helen terbuat dari kulit rusa, jadi masih ringan untuk Helen bawa. Begitu juga dengan Kenneth.

Tidak dengan Rean dan Drake, mereka memilih pedang yang terbuat dari sebuah kulit kuda.

Apalah daya, Helen merasa paling lemah di antara mereka semua.

"Helen kamu kenapa?" tanya Victor sembari menundukkan kepalanya.

"Aku tidak kenapa kenapa," sahut Helen.

Nyatanya, pikiran Helen sangatlah kacau, dia memikirkan di mana letak Kerajaan itu, setahu dirinya, Kerajaan Magadir sangatlah jauh dari tempat ia berpijak.

Bahkan terpikir dalam benaknya kalau tidak ada yang masih hidup di antara mereka semua ketika sampai di sana.
Namun, Helen menepis pikiran itu jauh jauh.

Entah apa yang berada di dalam benaknya, Victor juga gelisah.

Mereka sibuk dengan pikirannya masing masing.

Entah karena khawatir atau takut dan trauma.

"Satu pertanyaanku, kita pergi ke sana jalan kaki?" Drake bersuara sejak tadi dia mengheningkan diri.

"Iya," sahut Helen singkat.

Tidak ada yang tahu nasib mereka semua bagaimana, bisa saja, nasib mereka berubah.

"Kau yakin kita akan kesana sekarang? Di tengah ledakan ledakan seperti ini?" Kenneth akhirnya bertanya.

Helen menghembuskan nafasnya, "Lantas kapan lagi kita akan pergi?barangkali kita mati di sini tak ada yang tahu."

Kenneth menganggukkan kepalanya.

"Begini, Kerajaan Magadir itu sangat jauh dari sini. Maka dari itu, kita akan pergi ke sebuah pengungsian tenda kedua," jelas Victor dengan singkat.

"Kenapa tak menggunakan teleportasi saja? Kan lebih cepat dan mudah," kata Rean yang sok sok an memberi saran.

Victor melipat lengannya, "sekarang coba kau teleportasi."

Rean menundukkan kepalanya, dan mengucapkan mantra teleportasi.

Sress!!

Kemudian Rean pun menghilang.

"hey, kemana Rean pergi,"

Victor tersenyum, "Sekarang kalian hitung sampai dua."

"Satu." Helen hitungan pertama.

"Dua." Kenneth hitungan kedua.

Brugh!!

Rean jatuh dari atas tenda terhantam ke tanah.

"Aw, sakit sekali, apa yang?" Rean melirik Victor. "Hah?"

Victor tersenyum dan menaikan alisnya.

"Bagaimana teleportasinya? Sudah sampai mana?" tanya Victor dengan pedenya.

Membuat Kenneth Drake dan Helen menahan tawanya.

"Kenapa aku terjatuh?" Rean bertanya seolah tak tahu apa-apa.

The Queen Of Magadir ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang