09

7.6K 382 13
                                    

START!!
.
.
.
.
.
.
.
.
___________________________________________________

Saat Teo dan anak serta menantu nya asik sarapan dengan sedikit obrolan kecil di meja makan, tiba tiba saja mereka kedatangan tamu. Jevan menawarkan diri untuk membuka pintu, saat pintu terbuka ia mengernyit menatap seorang pria di hadapannya.

"Oh hai." Sapa pria tersebut.

"Siapa ya?"

"Say-"

"KAK GAMA!!"

Bhuk!!

Jevan terbelalak melihat sang istri yang tiba tiba memeluk pria asing di hadapan nya. Ah tida tidak, bukan asing. Ia pernah melihatnya tapi lupa, dimana?

Lebih kaget lagi saat dengan lancang nya pria yang ternyata adalah Gama itu mencium kening sang istri.

"Eh eh, apa apaan nih." Ucap Jevan yang menarik Jenan yang membuat pelukan sang istri terlepas.

"Kenapa?"

"Pakek nanya lagi, ni orang siapa. Lancang banget make nyium nyium segala, ga tau istri orang apa." Ucap Jevan dengan kesal.

"Lah, Jevan lupa? Kan gue udah kasi tau tadi siapa kak Gama. Gue kerjain aja kali ya." Batin Jenan yang mempunyai niat jahat terhadap sangs suami.

"Oh belum kenalan ya, kenalin gue Gama. Sep-"

".. Sepupunya Ajun sama Shua." Gama menatap penuh tanya pada Jenan yang mengedipkan sebelah matany. Gama mengangguk paham, seperti nya adik kecil nya inis sedang bermain main kecil dengan sang suami. Oke, ’aa Gama akan membantu.

"Ah iya itu, gue sepupu nya Junior." Beruntung Jenan menyebutkan nama orang yang Gama kenal. Jika tidak, ia sudah pastikan jika ia akan lupa menyebutkan nama itu kembali.

"Bukan siapa siapa kok main nyium istri orang sembarangan, mana depan suaminya lagi." Celetuk Jevan yang membuat Jenan mengatup bibirnya rapat rapat menahan tawa.

"Gue kesini mau ngucapin selamat buat pernikahan kalian, sekalian gue ngasih hadiah. Nih." Jenan segera merebut hadiah yang di taruh dalam sebuah paper bag berukuran kecil.

"Yaudah di ucapin kan, sekarang mau apa lagi?"

"Bisa kali gue nginep?" Pertanyaan itu membuat Jevan merasa ingin menyumpal mulut laki laki di hadapan nya ini dengan kaus kaki nya yang tidak dicuci selama berminggu-minggu.

"Siapa sih Na, No. Tamu nya kok ga di ajak masuk?" Baru saja Jevan ingin membuka mulutnya ingin menyaut permintaan Gama, sang Bubu tiba tiba datang dan mengacaukan.

"Halo Tante." Sapa Gama dengan tanpa dosanya.

"Iya halo." Balas Teo dengan senyum terbaiknya. Tuan rumah yang sangat ramah, bukan?

"Ayo bawa masuk tamu nya." Saat Jevan yang sibuk menatap tajam kearah Gama, Jenan mengambil kesempatan untuk membisikkan sesuatu ditelinga Teo.

Teo membulat kan mulut nya kemudian terkikuk pelan, ia merasa ide menantu nya ini sangat cemerlang. Teo yang masih sedikit kesal dengan sang putra pun menyetujui ajakan Jenan untuk mengerjai Jevan.

"Ayo kak masuk." Jevan terperanjat ketika Jenan menarik pergelangan tangan Gama dan melewati nya begitu aja.

Disofa juga Jevan menatap nyalang ke arah Jenan yang justru bermanja pada Gama dihadapan nya.
Sudah, ia sudah tidak tahan. Ia bukannya cemburu, melainkan merasa tidak di hargai karena biar bagaimanapun dia adalah suami Jenan, bagaimana bisa Jenan bertingkah manja pada pria lain di hadapan Suaminya sendiri.

Our Destiny || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang