13

8.3K 375 5
                                    

START!
.
.
.
.
.
.
.
.
___________________________________________________

Waktu berlalu begitu saja, Jevan sekarang tengah berjalan dengan malas di sebuah mall. Dengan tangan Caroline yang menyelinap pada pergelangan tangannya.

Jangan lupakan juga ada beberapa paperbag berbeda ukuran di kedua genggaman Jevan, itu membuat nya merasa seperti babu nya Caroline

"Eh aku udah bosen sama kalung ini, beli yang baru lagi yuk." Tanpa ba bi Bu lagi Caroline langsung menarik tangan Jevan untuk masuk kesebuah toko perhiasan.

"Wah bagus bagus banget, jadi pengen beli semuanya deh." Jevan tak menghiraukan ucapan Caroline, matanya justru menelisik ke setiap cincin yang terlihat cantik tersusun dengan apik pada tempat nya.

"Mau nyari apa kak?" Tanya sang pelayan toko.

"BERLIAN!!" Pekik Caroline dengan girang nya yang membuat Jevan justru mendelik kan matanya.

"Saya mau nyari cincin berlian, Mas. Ada pilihan ga?" Caroline yang tadi nya sibuk melihat lihat kalung berlian dengan binar di matanya pun menoleh ke arah Jevan dengan cepat kala mendengar Jevan yang ingin membeli cincin.

"Kok cincin sih sayang, aku kan mau nya kalung!"

Lagi lagi Jevan tidak menghiraukan Caroline, "eum ga papa deh aku juga bosen sama cincin ini. Beliin kalung nya juga ya? Kamu pilihin cincin, biar aku nyari kalung nya."

Jevan tidak perduli, selesai dengan acara memilih cincin berlian nya. Pilihan nya pun tertuju pada sebuah cincin yang menurut nya akan terlihat cantik melingkar pada jari manis Jenan. Iya,  dia ingin membeli kan cincin berlian untuk Sang istri yang tengah hamil.


"Yang ini aja deh mas."

Mendengar suara Jevan yang sepertinya sudah membuat keputusan pun membuat Caroline menoleh, matanya berbinar kala melihat cincin pilihan Jevan.

"Waaahhh bagus banget, itu pasti cocok deh di jari manis aku." Ucap Caroline sembari melayangkan tangan kirinya keudara membayangkan kala cincin itu yang akan melingkar pada jari manis nya.

"Aku masih bingung nih sayang milih kalung nya, bagusan yang mana ya?" Tanya Caroline dengan manjanya.

"Caroline, gue rasa udah cukup semuanya." Mendengar nada bicara Jevan yang berubah membuat Caroline menatap Jevan dengan alis yang bertaut.

"Kok jadi gue Lo? Itu juga maksud nya cukup, cukup apa? Kamu ga mau belanjain aku lagi?"

"Iya, dan setelah di pikir pikir. Gue orang terbodoh yang malah belanjain Lo disaat istri gue dirumah sedang hamil dan bahkan belum pernah gue belanjain sama sekali, yang mana seharusnya semua ini tuh buat dia."

"Kok kamu jadi gini sih? Sadar ga, sikap kamu belakangan ini tuh aneh banget tau ga. Kamu udah mulai cinta sama istri kamu itu?"

"Denger yah, yang harus nya sadar tuh Lo. Gue udah beristri, mulai sekarang stop ngejar gue. Cinta atau ga nya gue sama istri gue itu urusan gue, sekarang kita udah selesai. Gue minta stop gangguin gue."

"Nih belanjaan Lo." Jevan menyerah kan semua paper bag belanjaan Caroline yang tadi nya ia yang bawa.

"Lo beruntung karena gue ga minta ganti semua barang barang yang gue beliin buat Lo." Ucap Jevan sembari menatap jijik ke arah pakaian yang di pakai Caroline, yang mana dari rambut hingga ujung kaki semua nya tercium bau duit Jevan.

Our Destiny || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang