17

8.1K 348 11
                                    

START!
.
.
.
.
.
.
.
.
___________________________________________________

"Ish make apa ya yang bagus, ini apa ini? Ish bingung banget." Jevan merasa jengah dengan Jenan yang tak kunjung memakai pakaian nya sejak tadi, ia masih saja bingung harus mengenakan yang mana.

"Lo kenapa ribet banget timbang make baju celana doang sih, dasteran noh sekalian!" Ucap Jevan dengan malas nya.

"Yaiyalah harus nyari yang keren, ini mau pergi nonton loh."

"Kayak mau nonton bareng crush nya aja." Celetuk Jevan dengan pelan namun masih bisa di dengar oleh Jenan.

"Heh, ini lo cemburu lagi?" Tanya Jenan dengan melipat tangan didepan dada.

"Apa si pede banget, sama siapa juga gue cemburu." Elak Jevan.

"Bagus deh, kalo gitu jangan ganggu gue milihin baju. Oke!" Setelah Itu Jenan pun kembali dengan kesibukannya.

Sedangkan Jevan sibuk dengan pikiran nya sendiri, gerak gerik nya membuat Jenan salah fokus. "Lo kenapa sih, ada yang mau Lo tanyain?"

Jevan melirik Jenan entah kenapa ia malah merasa gugup dan bingung harus berkata apa. "Lo... S- suka sama seseorang?" Tanya Jevan tiba tiba yang membuat Jenan naikkan kedua alisnya.

"Kenapa tiba tiba nanya gitu?"

"E- enggak cuma-"

"Iya, gue suka sama seseorang. Kenapa hum?" Tanya Jenan tepat didepan muka Jevan, sengaja menggoda suaminya itu.

"S- siapa?" Tanya Jevan lagi, entahlah ia bingung kenapa jadi merasa gugup seolah sedang presentasi didepan para petinggi negara.

"Kok Lo kepo?" Jevan tercekat dan berusaha menetralkan degupan jantung nya yang menggila.

"Nanya doang ga boleh?!" Tanya Jevan yang malah meninggikan suaranya, oh ayolah ia benar benar gugup sekarang.

"Kok ngegas?!" Sarkas Jenan yang juga meninggikan suaranya.

"Udah deh, sana cepet make baju. Lama gue tinggal Lo." Jevan ingin keluar kamar namun mendengar sautan Jenan membuat nya kembali membalikkan tubuhnya ke arah Jenan.

"Tinggalin aja silahkan, gue punya Kak Mahe kali.  Kaka ipar yang penyayang."

Dengan cepat Jevan berjalan kearah Jenan kemudian menarik lengannya agar menghadap ke arah nya. Membuat tidak ada jarak diantara keduanya.

"Kenapa harus bang Mahe?" Tanya Jevan dengan suara berat nya membuat bulu kuduk Jenan merinding.

"A- apanya?" Tanya Jenan yang merasa bingung sekaligus takut dengan aura yang di keluarkan Jevan.

"Lo suka sama Abang gue?" Tanya Jevan yang masih mempertahan kan suara berat dan tatapan tajam nya.

"Ck, apaan sih lo. Ngaco deh!" Jenan mendorong tubuh Jevan agar menjauh, ia berusaha menyembunyikan debaran jantung nya ketika berada sangat dekat dengan Jevan. Saat hendak kembali keaktifitasnya mencari pakaian tiba tiba saja Jevan menarik tengkuk nya dan..

Our Destiny || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang