11

8.8K 465 22
                                    

START!
.
.
.
.
.
.
.
.
___________________________________________________

"Lo sakit? Yaudah kalo gitu hari ini Lo istirahat aja ya."

"Iya nih, btw gue kasi Lo cuti 3 hari. Soalnya gue kayaknya belum sehat selama 3 hari kedepan."

"Sakit apaan emang? Udah ke dokter?"

"Ah demam biasa aja kok, minum obat juga mendingan."

"Gue ke rumah ya jengukin."

"G- ga usah ga papa kok, Lo nikmatin cuti Lo aja."

Tidak mungkin Jenan membiarkan Junior berkunjung untuk menjenguknya, jika keadaan nya saja di penuhi dengan bercak merah tanda kepemilikan Jevan tadi malam. Ia sekarang tengah duduk menghadap cermin melihat pantulan dirinya, tangan kirinya memegang ponsel ketelinga dan tangan kanan nya bergerak memoles kissmark di leher nya.

"Ck, kenapa ga bisa ketutup sih!" Gerutu Jenan tanpa sadar.

"Apanya?" Jenan tersentak, ia baru menyadari jika ternyata telpon masih tersambung ke Junior.

"Ah g- gapapa kok beneran deh." Terdengar helaan nafas dari seberang sana.

"Yaudah, kalo gitu Lo istirahat aja yang cukup oke. Gue mau ke toko bunga Shua aja bantuin dia."

Setelah disetujui oleh Jenan, junior pun mematikan panggilan sepihak. Sementara Jenan kembali menatap dirinya pada pantulan cermin.

"Huh~ untung aja Ajun percaya." Gumam Jenan pelan.

Merasa haus ia pun beranjak begitu saja, seketika ia meringis. Pantat nya benar benar sakit, ia susah untuk berjalan. Tak mampu untuk melangkah kedapur, Jenan memilih kekasur dan melupakan rasa haus nya.

Sudah pukul satu siang, Jevan pasti sudah selesai dengan meeting nya. Jenan pun mengotak atik ponsel nya untuk menghubungi sang dominan yang sudah membuat nya tak bisa berjalan dan melewatkan pemotretan nya hari ini hingga 3 hari kedepan. Alay lu Na😌

"Hal-"

"Pulang!"

"Hah?"

"Pulang anjing Lo ga ngerti bahasa manusia?"

"Lo kenapa si sensi amat."

"Pala Lo sensi, pantat gue sakit. Gue haus ga bisa jalan kedapur njing, lo juga lupa kalo gue belum makan!"

Jenan mengernyit tidak suka kala mendengar suara kekehan dari seberang sana.

"Apanya yang lucu? Balik ga!"

"Iya iya gue balik, tunggu di rumah ya istriku~"

"Najis!" Jevan tertawa keras di seberang sana kala mendapat panggilan yang terputus sepihak, sudah dipastikan Jika Jenan sekarang tengah kesal.

Baru saja ia memegang knop pintu untuk membukanya, namun pintu sudah di buka lebih dulu. "HAI!" Seru Carolline dengan memekik kegirangan, ia lalu menubruk tubuh kekar Jevan dan memeluk nya erat.

"Aku kangen banget tau, padahal kan baru tadi malam kita ketemu."

Caroline sedikit heran mengapa Jevan tidak membalas pelukannya, biasanya pria itu pasti akan dengan senang membalas pelukan nya bahkan mengangkat tubuh nya untuk di bawa ke sofa, namun sekarang pria itu justru hanya berdiam diri.

Our Destiny || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang