05

10.1K 491 10
                                    

START!
.
.
.
.
.
.
.
_

__________________________________________________

"Jadi anak Cece bisa nih buat jadi BG anak aku?"

"Tadi aku udah nanyain ke anak nya dan katanya bisa, lagian kan kamu tau sesayang apa Gama sama Anak kamu, Nana. Padahal kan katanya mau istirahat dulu ga mau kerja satu bulan full ini, eh pas denger nama Nana. Dia langsung sumringah dan spontan ngeiyain."

Willi tertawa kecil mendengar cerita panjang lebar dari orang di seberang sana, ia tengah merencanakan untuk menyewa Bodyguard untuk Jenan. Ia tidak tega jika harus menyita waktu Jevan untuk membawa kemana pun Jenan mau.

Maka dari itu ia berinisiatif untuk menyewa Bodyguard yang merupakan anak dari Kaka perempuan nya yang berada di China.

"Baiklah Ce, kalo gitu aku tutup ya telpon nya."

Setelah mendapat jawaban dari orang di seberang sana, Willi pun mematikan panggilan dan beralih menatap sang suami yang berjalan ke arah nya.

"Siapa, sayang?" Tanya Yudha sembari mengusap pucuk kepala sang istri.

"Itu, yang kita bahas tadi malam." Saut Willi sembari membenarkan dasi sang suami.

"Tentang bikin adik buat Nana?"

Puk!

Tepukan manja di dapat oleh Yudha dari sang istri, "Ngomong sekali lagi ku tebas batang mu!"

.

Di sebuah koridor rumah sakit terdengar derap langkah kaki dari seorang pria yang tengah memeluk sebucket bunga Tulip indah di tangan kirinya, sementara tangan kanan nya membawa buah buahan.

Lalu memberhentikan langkah nya sembari menatap seseorang yang berjarak beberapa meter di hadapan nya. Ia tersenyum ketika melihat orang itu tengah mengomeli bawahan nya.

"Lo tuh gimana sih, ini tuh lagi jam kerja. Lo kenapa malah bersikap layak nya Lo itu adek gue."

"Emang gue adek Lo kan bang, sepupu juga adek kan?"

"Aish bego banget sih Lo, iya gue tau Lo sepupu gue. Tetapi di luar kerja, ini kan lagi jam kerja ya Lo harus nya bersikap layak nya asisten pada umum nya dong."

"Tolong dong, Bas. Lo baru kerja sebulan sama gue, harus belajar lebih profesional lagi. Kalo gini cara nya gue pulangin aja Lo Ke Canada."

"Ga ga ga, ga mau bang. Oke oke, gue bakalan kerja lebih profesional lagi."

"Awas aja kal-"

"Hey hey udah, kok pada ribut sih?"

Pria yang sedang mengomel itu. Jevan, melirik ke belakang di mana ia melihat sang Kaka yang tersenyum sembari merentang kan tangan nya.

"Come on, boy!" Jevan tersenyum sumringah dan baru selangkah ia ingin memeluk sang Kaka, Abas lebih dulu melewatinya.

"BANG MAHEE!!" Seru Abas sembari memeluk pria yang tak lain adalah Mahesa, Kaka dari Jevan.

"HUAAAA KANGEN BANGET GUE AMA LO BANG!! Bang Jevan ga seru bgt asli gue di marahin Mulu." Adu Abas yang mendapat kekehan dari Mahesa.

Lagi lagi Jevan di buat kesal oleh kelakuan Abas, baru beberapa detik lalu ia mengatakan dan berjanji akan berkerja lebih profesional lagi.

Our Destiny || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang