06

8.2K 412 19
                                    

START!
.
.
.
.
.
.
.
.
___________________________________________________

"Mbo, nanti kalo Nana udah pulang kasi tau kalo saya ada fot-

Brakk!!

"Astagfirullahaladzim, Na!" Sentak Willi kala mendengar suara pintu utama yang di buka dengan keras oleh anak bungsunya nya itu.

"Maaf nya, nyonya nonmus loh Nya."

"Eh iya lupa, maaf ya dewa." Setelah mengatakan itu Willi pun bergegas naik ke atas mengecek keadaan sang putra.

"Bukan nya penghuni rumah ini Kristen semua ya?" Gumam Mbo Asri dengan polos nya.

Tok!
    Tok!
  Tok!

"Nana, ini Buna sayang. Buka pintunya, Na."

Willi berusaha mengetok pintu sang putra kesayangan nya itu namun tak ada respon dari dalam. "Nana, sayang nya Buna jangan bikin Buna khawatir dong. Bukain pintu nya sayang, Nana kenapa nak."

"Ayo cerita sama Buna."

"Ini kok Nana pulang sendiri, Jevan man-

Ceklek!

"Stop nyebut nama bajingan itu depan Nana."

Willi begitu terkejut kala sang anak membuka pintu kamarnya. Bukan, bukan karena sang anak membuka pintu tiba tiba, tapi karena mata sembab dan air mata yang mengalir deras di pipinya.

"Sayang, kamu nangis?" Bukan nya menjawab Jenan malah kembali masuk dan mendudukkan dirinya di kasur king size kesayangannya.

Willi menyusul, menutup pintu sang anak kemudian duduk di samping Jenan menangis sesegukan. Willi tersenyum lalu mengangkat tangan nya menyentuh tangan anak bungsunya itu.

"Nana kenapa, hum? Cerita sama Buna." Seperti biasa, Willi berkata selembut mungkin kepada anak anak nya.

Jenan menatap manik Willi kemudian berhambur kepelukan Willi. Setelah puas menumpahkan semuanya di pelukan sang Bunda, Jenan pun mendongak kemudian melepas pelukannya.

"Cerita sama Buna, ada apa hum?"

"Buna, emang Buna ga bisa bujuk Ayah sekali lagi? Jenan ner bener ga mau nikah sama Jevan buna~" Tutur Jenan dengan sedikit rengekan di akhir kalimat membuat Willi menghela nafas.

"Buna udah nyoba beberapa kali sebelumnya buat bujuk Ayah kamu, sayang. Kamu tau sendiri kan Ayah orang nya gimana? Emang kenapa sih, segitu benci nya kamu sama Nak Jevan?"

"Buna.. Nana emang benci sama Jevan karena masa lalu kita dulu, tapi belakangan ini tuh Nana pertimbangin kalo Nana bakalan belajar buat nerima Jevan lagi kali ini bukan pacar tapi suami Nana."

"Tapi tadi, Buna tau?" Willi masih setia mendengarkan cerita putranya itu.

"Tadi Nana mergokin Jevan ngomong di telpon sama seseorang, ya Nana kira cuma rekan kerjanya. Eh taunya dia telponan sama Pacarnya, mana mesra banget."

Our Destiny || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang