01

15.4K 762 5
                                    

Apa tanggapan mu ketika orang tua mu menjodohkan mu, apalagi itu dengan mantan mu?
.
.
.
.

"Jenanta Orion samudera!!! Ayo cepat kita udah hampir telat ini.

Yang di panggil pun berjalan dengan lesu mengikuti sang Ayah yang sudah hampir tersulut emosi

"Ini kita mau kemana si yah?"

"Udah berapa kali kamu nanyain ini Na, udah ayah bilang ikutin aja ntar disana juga kamu bakal tau." Tekan seorang pria berkepala 4 dengan rambut blonde yang terlihat masih berkepala 3 itu.

"Buna~"

Kini Jenan beralih ke bundanya, namun dengan cepat bunda nya menggeleng kan kepala.
"No no no!" Lembut namun terkesan tegas.

"Kali ini denger apa kata ayah, oke?"

Jenan mendesah pasrah dan berjalan lesu mengikuti sang ayah dan bunda dari belakang.
Ia paling tidak mau di ajak ke acara acara seperti ini, sering kali ayah nya mengajak untuk makan malam bersama rekan kerja atau kerabat lama namun ia selalu menolak dan lebih memilih ke bar bersama teman teman nya.

Dan kali ini ia mau tidak mau harus menuruti keinginan sang ayah.

Lagian Jenan juga baru tiba dari Jepang beberapa jam lalu, ia rasa istirahat nya belum cukup namun sudah harus berangkat lagi entah kemana.

Sekarang sampailah ketiganya di sebuah restoran ternama di Jakarta.
Terlihat jika tujuan mereka adalah rooftof, disana terlihat juga sebuah keluarga yang sepertinya akan makan malam bersama keluarga samudera.

"Loh, kok kayak kenal. Tapi siapa ya?"

Itu suara hati Jenan yang  seperti mengenali dua orang yang sepertinya sebaya dengan orang tuanya tersebut.

"Maaf apa sudah lama menunggu?" Tanya Yudha Manggala Samudera ayah dari Jenan.

"Ga lama kok baru sampe 10 menit lalu, Lo ga usah formal segala lah kampret bukan masalah kerjaan juga." Saut Jeffrey Arkana Baskara. Sahabat Yudha.

Yudha terkekeh kemudian mereka pun duduk di depan Jeffrey dan istri.

"Eh ini Nana? Wah udah lama ga ketemu makin cantik aja ya wil anak Lo."

Jenan meringis mendengar pujian dari pria dewasa di hadapan nya yang ia yakini itu adalah istri dari Jeffrey.

"Gue cowo ye sat"

Ramah sekali nak😭 untung ngebatin.

"Siapa ya Bun?" Bisik Jenan pada William Samudera sang ibunda.

"Masa kamu lupa sih Na? Ini ounty Teo loh. Kasi salam dulu sama Ounty Teo dan Uncle Jeff." Saut Willi sembari menginterupsi sang anak.

"Halo ounty, uncle. Maaf ya Nana agak lupa, udah lama juga kan ga pernah ketemu lagi hehe." Ucap Jenan seramah mungkin.

"Ga papa Na, ounty maklum kok." Saut Mateo Baskara atau kerap di panggil Teo tersebut.

"Omong omong anak kamu mana ya Te? Kok ga ada." Tanya Willi yang di angguki oleh Yudha.

"Iya ya, kok dia ga ada disini."

"Oh itu, Vano ijin ke toilet tadi mungkin bentar lagi balik." Saut Teo sembari melirik ke arah toilet.

"Vano? Jangan bilang si kampret Jevano ya anjing. Tapi.. Ounty Teo? BANGSAT!!"

Jenan memekik dalam hati ketika tersadar akan sesuatu, dia sudah ingat sekarang jika orang yg dihadapan nya sekarang ialah orang yg sering ia sapa dengan sebutan camer dulu pas SMA.

Our Destiny || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang