ramein kalo mau up cepet.
enjoy...
•••
Mereka berdua pada akhirnya makan di pinggir sungai Han yang tidak terlalu ramai pengunjung. Mereka duduk di kursi yang berada di sana dan duduk bersampingan.
Spageti yang Jennie harapkan akan berlabuh pada perutnya kini hanya angan-angannya saja karena pada nyatanya yang masuk ke dalam perut adalah kimbap segitiga yang mereka beli di minimarket.
Taehyung memakan makanannya tanpa ingin melihat Jennie dan anteng melihat sungai Han yang nampak tenang di depan sana. Bukan tanpa alasan Taehyung melakukan itu, ia hanya merasa malu dan sesak saja. Rasanya menyedihkan sekali mereka.
"Kenapa kau harus marah? Kau tidak perlu marah, Taehyung. Toh, apa yang mereka ucapankan betul adanya. Aku hamil dan masa depanku hancur___"
"Justru itu aku marah!" Taehyung memotong ucapan Jennie dengan wajah mengeras. Lelaki itu menoleh tajam pada Jennie.
"Ucapan mereka benar dan menyakiti hatimu..." ucapannya kian lirih membuat Jennie menatap Taehyung sendu. Bohong jika Jennie tidak terluka mendengar penuturan wanita tadi, hatinya yang sudah terluka kembali tertoreh luka baru.
Jennie berusaha menampilkan senyum manis, "Aku baik-baik saja. Aku sudah terbiasa sejak dulu."
Mendengar itu rasanya Taehyung ingin marah. Kenapa Jennie tidak mengamuk saat ketiga wanita jahat itu membicarakannya? Bukankah itu sangat menyakiti hatinya?
"Maaf, kau tidak bisa memakan spagetimu dengan nyaman. Kau bahkan harus mendengar perkataan jahat itu..." suaranya mendadak bergetar.
Jennie mendekat dan mengusap bahu Taehyung halus, "Tidak perlu meminta maaf, kimbap bahkan lebih enak!" Jennie memamerkan senyumnya seraya mengacungkan kimbap yang tinggal setengah.
Bukannya merasa tenang, Taehyung malah menunduk dengan mata memerah.
Tidak lama isakan terdengar membuat Jennie tertegun.
"Taehyung, kau menangis?" Jennie terkejut bukan main.
Taehyung mengusap matanya yang basah, "Aku merasa diriku sangat menyedihkan. Aku tidak bisa melakukan apapun dengan baik. Aku bahkan tidak bisa menurutimu yang ingin memakan spageti..."
Perlahan usapan pada bahu Taehyung melambat. Jennie menatap Taehyung yang masih menunduk. Gadis itu memasang senyum tipis.
"Kendati begitu, anakmu pasti senang sebab ayahnya sudah berani mengambil jalan dengan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia pasti bangga memiliki ayah sepertimu, Taehyung," Jennie menarik tubuh Taehyung dan memeluknya untuk memberi ketenangan.
Jennie paham apa yang Taehyung rasakan. Bagaimana anak yang dulunya dipenuhi oleh harta dan kekuasan, kini berubah drastis dengan bekerja keras. Di usir dan tinggal di tempat kumuh pasti membuat mentalnya terguncang.
Taehyung menyandarkan kepalanya pada bahu Jennie. Usapan lembut pada punggungnya ia rasakan.
Tanpa Jennie duga Taehyung ikut memeluk tubuhnya dan keduanya saling berpelukan di dekat sungai Han.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT| taennie
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] _____________________________________________ 'Akankah denyut jantungku berdebar kencang tatkala kebersamaan kita yang tidak di rencanakan itu semakin membuat kita kian saling bergantungan?' "Kau mengandung anakku." "Tidak. Kar...