Chapter 11

730 113 39
                                    

votenya jangan lupa. Enjoy...

Happy Reading 💜

•••

"Taehyung, jika anak ini___"

"Anak kita, Jennie," ralat Taehyung cepat membuat Jennie ragu untuk melanjutkan ucapannya.

Taehyung menoleh hingga tatapan keduanya bertemu, "Ada apa dengan anak kita? Kau penasaran dengan jenis kelaminnya?" tanya Taehyung halus.

"Jika anak ini tidak terlahir sempurna bagaimana?"

Kernyitan lantas hadir di kening Taehyung saat ucapan Jennie terlontar, "Apa maksudmu? Kau mengutuk anakmu sendiri?"

Astaga, apa Jennie salah bicara? Menapa raut lelaki itu mendadak berubah?

"Ti-tidak, bukan begitu. Tadi... Saat di taman, aku bertemu anak kecil yang tuna rungu, aku kasihan padanya, bukankah itu bawaan sejak lahir? Aku khawatir hal itu terjadi pada an__"

"Sstttt! Itu tidak akan terjadi, aku akan menjaga kalian agar tetap aman dan sehat. Jadi, jangan lagi berpikir macam-macam, ya? Aku tidak suka mendengarnya," Taehyung mendekat dan merangkul bahu Jennie berniat menenangkan.

"Kalau begitu... Boleh aku meminta sesuatu?" Jennie menoleh pada Taehyung dengan puppy eyes nya. Taehyung mendadak cemas, melihat waktu yang sudah jam 10 malam membuat Taehyung takut Jennie akan meminta macam-macam.

"Apa itu?"

"Aku...." semejak kehamilannya yang menginjak usia 14 minggu, sikap Jennie kerap manja dan lebih sensitif dari biasanya. Taehyung maklumi itu, hanya saja ia masih belum terbiasa dengan semua ini.

Taehyung dengan sabar menunggu permintaan yang akan gadis itu katakan.

"Aku... Ingin jus apel, apakah boleh?"

Tuh kan!

Jam segini mana ada pasar buka? Ya, memang benar jika di supermarket pun apel akan ada, namun tentu harganya lah yang membuat Taehyung keberatan.

"Jika besok saja bagaimana? Meminum jus apel di pagi hari jauh lebih segar di banding mal___"

"Jadi, kau keberatan, ya?" Jennie mendadak murung dan mengusap perutnya, "Nak, Ayahmu sudah tak menyayangimu lagi padahal ini hari pertama kami menikah___"

"Ah! Baiklah! Apel merah atau hijau?" dengan gemas Taehyung bertanya, ternyata hari minggu bukanlah waktu senggangnya. Menyedihkan.

"Apel orange."

Memang tidak seharusnya Taehyung bertanya karena yang ada kepalanya malah bertambah pusing.

•••

Jennie menghentikan langkahnya kala Taehyung terus mengikutinya bahkan di lingkungan sekolah.

Bak seorang kacung, lelaki itu tak berkata apa-apa dan siap menerima permintaan istrinya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Mengawalmu."

Jennie menghembuskan napas kasar, "Aku baik-baik saja, untuk apa mengawalku? Aku bukan tuan putri yang patut kau lindungi."

"Tapi, kau istriku___"

"SSSSTTT!"

Taehyung terkejut saat Jennie berdesis cukup kencang.

HEARTBEAT| taennie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang