Apakah mereka?

50 9 2
                                    

Sesuai perkataan keluarga ndalem kemarin, bahwa mereka akan menemani aisyah untuk pergi ke kota untuk perihal restu. Sekarang mereka akan pergi ke kediaman keluarga aisyah dengan mengendarai mobil.

Aisyah sudah berada di dalam mobil yang di dalamnya ada bunda fatim, gus bagas, dan ning putri. Di mobil kedua, di isi kiyai muftar dan umi hajar. Sedangkan gus fathi bersama adiknya di mobil ketiga.

Selama di perjalanan mereka berpisah pisah. Dan di dalam mobil yang di isi oleh kiyai muftar terlihat tenang, begitupun di dalam mobil gus fathi. Sedangkan di mobil aisyah mereka banyak mengobrol dan terkadang mereka akan tertawa ketika obrolan mereka terlihat lucu.

"Kok bunda tiba tiba perasaannya gak enak ya"ujar bunda fatim tiba tiba.

"Itu mungkin hanya perasaan bunda saja, karena kita akan berkunjung ke kediaman aisyah jadi bunda perasaanya gak enak"jawab gus bagas yang berpikir positif.

"Tapi yah....."ujar bunda fatim yang langsung di sela sang suami.

"Sudahlah bun, insyallah tidak akan terjadi apa apa"jawab sang suami yang berusaha menenangkan sang istri.

"Bunda kepikiran sama anak kita yah, coba ayah telepon mereka. Perasaan bunda makin gak enak ni"ujar sang bunda yang mulai terlihat khawatir.

"Yaudah bentar kita cari tempat untuk berhenti lebih dulu"ujar sang suami yang lebih mengalah.

"Ada apa yah?"Tanya putri yang melihat ayahnya memberhentikan mobil.

"Tidak apa apa nak, kalian tunggu di sini sebentar ya. Ayah sama bunda mau telpon abang kamu dulu"ujar sang ayah dan putri menganggukan kepalanya.

Setelah itu bunda fatim dan gus bagas mencari tempat untuk duduk sebentar, yang tidak jauh tempatnya dari mobil mereka.

Drt drt drt

"Assalamualaikum nak"salam gus bagas.

"Waalaikumsalam, ada apa yah"Tanya gus fatih di seberang sana.

"Kamu baik baik saja nak? Mana abangmu?"Tanyanya.

"Abang lagi nyetir mobil, kami baik baik"ujar fatih.

"Yasudah ayah cuma mau memastikan kalian baik baik saja. Bunda kalian tadi khawatir sama kalian, jadi ayah telepon"ujarnya yang menjelaskan.

"Iya yah kami....."jawab fatih yang tiba tiba suaranya menghilang dan...

Brak

Duar

"Halo nak, kalian baik baik saja? Itu tadi suara apa?"Tanya sang ayah tapi tidak ada balasan dari seberang sana.

"Halo nak, hallo kalian baik baik saja?"Tanyanya lagi dan masih sama tidak ada jawaban di seberang sana, itu berhasil membuat dirinya khawatir dengan apa yang terlintas di pikirannya, apalagi ketika mendengar suara ledakan.

"Kenapa kok muka ayah pucat"ujar sang bunda ketika melihat sang suami tiba tiba seperti ketakutan.

"Mereka tadi bilang baik baik saja bund. Tapi...."ujarnya yang menjeda perkataannya.

"Tapi kenapa ayah, coba bilang sama bunda"ujar sang bunda yang merasa khawatir setelah melihat wajah pucat sang suami.

"Tadi ayah sudah menanyakan gimana kabar mereka, dan mereka bilang baik baik saja. Ayah tanya lagi untuk memastikan kan, ketika hendak menjawab pertanyaan ayah, ada suara ledakan. Dan itu bersamaan dengan ucapan yang terputus dari anak kita"jawab sang ayah yang nafasnya mulai tidak beraturan. Ia tengah takut dan khawatir.

"Astagfirullah ayah, apa jangan jangan...."ucap sang bunda yang sudah berpikiran buruk karena mendengar kata ledakan yang di ucapkan suaminya.

"Sudah bund, kita tenangkan diri kita dulu. Kita telepon abi untuk menyusul ke tempat anak kita berada"ujarnya yang berusaha berpikir positif walaupun sebenarnya gus bagas juga khawatir dan merasa takut. Bunda fatim menganggukan kepalanya dan mereka masuk ke dalam mobil kembali untuk memastikan apa yang sedang terjadi.

Sedangkan di sisi lain, seorang kakak dan sang adik sudah terkapar hebat. Mobil yang mereka tumpangi rusak parah. Karena sebab kecelakaan itu mereka terluka hingga darah bercucuran dimana mana.

"Dek abang minta tolong sama kamu, untuk mengantikan posisi abang untuk menikahi dia"ucapnya yang terbata karena menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Tapi bang, adek sudah punya wanita yang adek cintai sendiri. Bukan dia bang orangnya. Adek mohon tahan sebentar, adek akan cari bantuan dulu "jawabnya yang sambil melihat ke sana kemari dari tempat kejadian, berharap ada orang baik yang membantu mereka.

"Abang sudah tidak tahan dek, badan abang sakit semua. Abang gak sanggup lagi"ucap pria itu yang nafasnya mulai tidak beraturan.

"Adek mohon tahan sebentar lagi ya, kita tunggu mereka yang sedang menghubungi ambulance. Setelah ini kita ke rumah sakit"ujar sang adik yang mulai takut dengan pikiran yang sedang menghantuinya.

"Sembuhkan dulu lukamu. Jangan khawatirkan abang, abang sudah gak sanggup lagi"ujarnya yang menutup mata.

Deg

Pria itu seketika membeku di tempatnya melihat sang abang menutup mata, ia semakin takut dan berusaha membangunkan agar ia bangun dan tidak menutup matanya.

"Bang bangun. Ayo kita ke rumah sakit"ujarnya yang tidak ada jawaban karena pria itu sudah menutup matanya.

Sang adik terus membangunkan abangnya agar membuka mata. Tapi hasilnya tetap nihil, pria itu berteriak sambil menggoyangkan badan sang abang dengan harapan ia bangun.

Orang orang yang melihat teriakan adik dari korban tersebut. Segera bergegas membawa pria itu ke rumah sakit, sedangkan sang adik di tuntun oleh warga agar mengikuti sang abang di belakang.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang