Putri dan aisyah sebenarnya heran ketika melihat gus bagas dan bunda fatim seperti sedang mencemaskan sesuatu. Ketika di tanya mereka hanya menjawab sekedarnya, padahal di lihat dari wajah mereka terdapat wajah takut dan cemas.
Drt drt drt
"Assalamualaikum nak, kamu dimana?"Tanya kiyai di seberang sana.
"Bagas masih di jalan bi. Bagaimana? Apa benar kekhawatiran kita jadi kenyataan?"Tanya balik gus bagas yang berharap bahwa itu hanyalah mimpi semata.
"Abi akan bicara, tapi kamu tenang dulu. Setelah mendengar apa yang abi katakan kamu harus ke sini hati hati"nasihat sang abi.
"Iya bi, katakan apa yang terjadi di sana"ujarnya yang sudah tidak sabar.
"Mobil yang di kendarai kedua anakmu mengalami kecelakaan nak. Mobil yang mereka kendarai mengalami guncangan hebat ketika kejadian itu tiba, dan soal ledakan itu, itu adalah mobil yang bertabrakan dengan anak kita"ujar kiyai yang menahan tangisannya di sana.
Deg
Jantung gus bagas seperti di timpah sesuatu yang amat berat ketika mendengar cerita itu. Ia tiba bisa menahan tangisannya yang akhirnya keluar begitu saja. Bunda fatim, ning putri, dan aisyah menatap bingung ketika melihat gus bagas menangis sambil memegang ponsel.
Karena bingung akhirnya ning putri mengambil ponsel yang ada di tangan sang ayah.
"Halo abi, apa yang terjadi. Kenapa ayah menangis ketika menelpon abi?"Tanya putri yang mengloskpeker teleponnya agar mereka dapat mendengarkan suara dari seberang sana.
"Nak dengarkan abi. Abi ingin memberitahu bahwa kakakmu mengalami kecelakaan yang cukup parah. Dan kata orang setempat yang melihat kejadian, abangmu sekarang sudah di bawa ke rumah sakit terdekat. Jadi sekarang kalian tenangkan diri kalian. Bawa mobil dengan hati hati, dan lekaslah menyusul ke rumah sakit yang akan abi sharelock nanti"ujar panjang sang abi.
Deg
Mereka semua membeku di tempatnya ketika mendengar cerita sang abi.
"Hiks, hiks, hiks. Jadi abang kecelakaan bi"Tanya putri di sela sela tangisannya.
"A..pa..ja..di bene..r, abang kalian kece..laka..an"ujar sang bunda terbata yang tiba tiba jatuh pingsan ketika mendengar bahwa kedua anaknya mengalami kecelakaan.
"Bunda..."pekik mereka ketika melihat sang bunda tak sadarkan diri.
"Ada apa putri? Kenapa teriak, ada apa dengan bundamu?"Tanya kiyai yang mendengar pekikan mereka di seberang sana.
Mereka tidak ada yang menjawab dan hanya pokus membangunkan sang bunda agar segera sadar. Gus bagas terus membangunkan istrinya, sedangkan ning putri terus menangis.
"Halo nak, ada apa dengan kalian?"Tanya kiyai dan ketika mendengar suara itu aisyah terbangun dari lamunannya dan mengangkat telepon dari tangan ning putri.
"Assalamualaikum kiyai"salam aisyah.
"Waalaikumsalam nak, ada apa di sana? Abi tadi dengar pekikan mereka memanggil bunda fatim"ujar kiyai.
"Kiyai apa benar, mereka berdua mengalami kecelakaan?"Tanya aisyah yang tidak langsung menjawab pertanyaan kiyai.
"Iya nak, abi sekarang lagi di tempat waktu kejadian. Kata orang yang melihat kejadian, cucu abi sudah di bawa ke rumah sakit. Jadi sekarang abi akan pergi ke rumah sakit"jawabnya.
"Ja..di be..neran kiyai mereka kece..laka..an"ujar aisyah terbata yang tidak percaya bahwa ini adalah kenyataannya.
"Tenangkan diri kamu dan jangan salahkan kecelakaan ini sebab karena kamu ya, ini sudah jalan takdir kita. Abi minta sekarang kamu tenangkan diri dan menyusul lah ke rumah sakit"ujar kiyai.
"Baik kiyai, aisyah tutup dulu teleponnya"jawab aisyah yang mulai merasa takut dan khawatir.
Mereka mengakhiri teleponnya dan kiyai muftar langsung bergegas ke rumah sakit. Sedangkan aisyah berusaha menyadarkan bunda fatim, dan ketika sudah sadar. Mereka menenangkan diri mereka terlebih dahulu, baru setelah itu menjalankan mobil untuk menyusul ke rumah sakit.
Di sisi lain, yaitu di rumah sakit. Gus fathi sedang di tangani dokter. Sedangkan gus fatih sudah sadar lebih dulu, karena memang tidak terlalu parah yang ia alami, tidak seperti sang abang yang harus di larikan ke UGD.
"Dok jantungnya semakin melemah"ujar suster ketika melihat detak jantung gus fathi mulai melemah.
"Baik kita lakukan lagi defibrillatornya"ujar dokter.
Deg
Deg
DegSuara alat medis yang sedang di pakai dokter untuk menstabilkan irama jantung gus fathi agar kembali normal.
"Bagaimana suster?"Tanya dokter ketika sudah mengangkat alat itu.
"Sudah kembali normal dok"jawab suster yang mengembakikan alat itu di simpan, ketika kondisi jantung gus fathi sudah seperti semula.
Dokter beserta suster segera memberikan alat alat medis yang lain kepada gus fathi untuk kesembuhannya, setelah itu mereka keluar dari ruangan ketika sudah beres dengan memeriksa gus fathi.
Di luar sudah ada gus fatih yang sedang tidak karuan berjalan ke sana kemari menunggu hasil pemeriksaan sang abang.
Ceklek
Suara pintu di buka yang berhasil membuat gus fatih memberhentikan aksi berjalannya.
"Bagaimana dok keadaan abang saya?"Tanyanya ketika melihat dokter keluar dan segera menghampiri untuk menanyakan keadaan sang abang. Ia sudah tidak sabar ingin mendengarkan kabar terbarunya.
"Pasien sudah kembali stabil, walaupun tadi detak jantungnya sedikit melemah"ujar sang dokter.
"Terus sekarang bagaimana dok?"Tanyanya yang panik ketika mendengar jantung sang abang melemah.
"Kita akan pantau terus bagaimana keadaannya, jangan lupa untuk terus berdoa agar pasien segera sadar dari komanya"ujar dokter kembaki.
"Terima kasih dok, tolong lakukan yang terbaik untuk abang saya"jawab gus fatih.
"Baik kalau begitu kami permisi, anda tidak boleh masuk sebelum pasien kesehatannya stabil"ujar dokter yang langsung pergi setelah mengatakan hal itu.
Gus fatih menganggukan kepalanya dan duduk di kursi sambil menunggu keluarganya datang. Gus fatih terus menyalahkan dirinya karena tidak mampu menjaga abangnya sendiri. Soal mobil, mereka tidak terlalu penting karena mobil bisa di beli, sedangkan nyawa sang abang sedang bertarung melewati rasa sakitnya.
Gus fatih ingat betul sang abang memintanya untuk menggantikan posisi ia ketika kecelakaan itu, sekarang gus fatih dilema dengan ketakutan. Apa maksud dari amanat abangnya.?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah & Ujiannya[End]
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...