Chapter 40.

1.1K 162 15
                                    

. Happy Reading .

***

Pagi-pagi sekali Arsen dan Alena sudah terlihat rapi, mereka sudah ingin pergi ke acara yang di adakan oleh Pak Arif.

Mereka menggunakan bus menuju Bandung, namun semua karyawan Pak Arif harus berkumpul terlebih dahulu di rumah pemilik bengkel tersebut.

Menuju ke kediaman Pak Arif, Arsen menggunakan motor. Tidak terlalu membawa banyak pakaian, ia hanya perlu satu ransel yang dia taruh di atas tangki motornya.

Tadinya dia ingin memesan taksi online, ia takut Alena tidak nyaman ketika dia membawa tas cukup besar.

Tapi ternyata gadis itu justru menolak, selagi masih bisa menggunakan motor kenapa harus menggunakan mobil.

Semenjak bersama Arsen, Alena semakin pintar mengatur keuangan. Mungkin memang dasarnya dia sejak dulu bukan gadis yang suka membuang-buang uang, maka saat hidup sederhana bersama suaminya. Alena sama sekali tidak merasa kesulitan,

Pukul setengah tujuh Arsen tiba di rumah Pak Arif, semua karyawan sudah berkumpul bahkan bus yang akan membawa mereka sudah tiba.

Arsen menggandeng tangan Alena untuk menemui bosnya itu. "Assalamu'alaikum Pak, maaf telat." Ucap Arsen seraya menjabat tangan Pak Arif.

"Tidak masalah, toh kita juga masih menunggu beberapa orang lagi." Jawabnya, matanya melirik seseorang yang ada di belakang Arsen. "Dia istri kamu kan?" Tanyanya sambil menunjuk.

Arsen pun menoleh kebelakang, lalu menggeser posisinya dan memperkenalkan Alena pada Pak Arif. "Oh iya Pak, kenalin dia Alena istri saya. Sayang kenalin dia Pak Arif, pemilik bengkel."

Alena sempat menoleh pada Arsen sejenak, bukan karena apa. Hanya saja ia sedikit terkejut saat Arsen memanggilnya 'Sayang' .

"Alena," Ujarnya memperkenalkan diri kepalanya sedikit menunduk sambil menyalami tangan Pak Arif.

"Terima kasih ya kamu mau ikut, kalau sampai kamu nggak ikut. Arsen pasti tidak akan pergi, saya sangat berharap Arsen ikut di acara ini." Ucap Pak Arif di akhiri kekehan kecil.

Sekitar pukul tujuh akhirnya mereka bersiap untuk berangkat, satu persatu orang-orang mulai menaiki Bus tersebut.

Arsen tidak melepas tangan Alena sedetik pun saat mereka sedang antri untuk menaiki bus, sementara Alena tengah memperhatikan mereka yang masuk satu-persatu.

"Arsen." Panggil seseorang berjalan kearahnya. "Udah aku duga kamu ikut!" Pekiknya ia sangat terlihat senang, namun ketika melihat siapa yang sedang di gandeng Arsen.

Orang tersebut seketika berubah menjadi datar dan menatap Alena tajam. "Kamu ngapain ngajak dia?" Tunjuk orang itu pada Alena.

Arsen menghela napas sambil memijat pangkal hidungnya. "Kenapa harus ada dia," geram Arsen dengan bergumam sendiri, tapi masih bisa di dengar oleh istrinya.

"Lo lupa? Dia sekarang udah jadi istri gue, kalau gue pergi otomatis dia ikut pergi. Paham!" Ucap Arsen tegas bernada datar.

"Apa kita nggak usah pergi? Kita pulang aja." Ajak Arsen yang sudah terlanjur malas saat tau jika Erina ternyata ikut pergi.

Alena menahan lengan suaminya. "Jangan. Kamu bisa kecewain Pak Arif. Tadi kamu lihat kan? Beliau senang kamu ikut, masa cuma karena ada keponakannya kamu nggak jadi ikut?" Arsen memandang Alena beberapa detik.

Yang di pandang memasang wajah cantik lalu mengangguk sekali, memberi isyarat untuk mereka harus tetap pergi.

Lagi-lagi Arsen menarik napas panjang lalu di buangnya dengan kasar, tak ada pilihan lain akhirnya Arsen pun menarik pelan istrinya untuk menaiki bus.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang