Chapter 13.

1.2K 166 0
                                    

...

Seperti biasa jangan lupa vote ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa jangan lupa vote ya.. Thanks you 🙏🥰

Happy Reading 

*

**

"Jangan pergi, tetap di sini." Alena bimbang, yang satu  untuk tidak pergi, yang satunya lagi kini menatapnya seolah ingin mengusir.

Jika seperti ini ia harus bagaimana, namun niat awal datang kesini adalah bertemu dengan Arsen, bukan dengan perempuan berwajah galak dan seram.

Bagaimana tidak seram, Erina terus saja melihat kearah Alena dengan tatapan tajam.

"Ta.. Tapi gue nggak enak sama dia, kayanya dia nggak suka sama gue." kata Alena lirih.

Mengerti apa yang di katakan Alena, Arsen pun menyuruh gadis itu untuk menunggu sebentar, dan jangan kemana-mana, sementara Arsen menghampiri Erina dan terlihat mereka berdebat lagi.

Alena memperhatikan Arsen dan Erina berbicara, meskipun tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan.

Tapi Alena yakin jika mereka sedang bertengkar, ia menundukkan kepalanya. Menatap apa yang dia bawa, sepertinya dia salah datang ketempat Arsen hari ini.

"Alena.. Len?"

"Hah. Iya?" gadis itu tergagap ia melamun sampai tidak sadar kalau Arsen sudah ada di hadapannya.

"Lo nggak apa-apa?"

"Iya gue nggak apa-apa kok, eh iya gimana Erina?" Alena melihat keadaan sekitar, tapi gadis itu sudah tidak ada.

"Udah pergi, ngomong-ngomong ngapain kesini?" tanya Arsen mengalihkan topik.

Alena tersenyum tipis lalu mengangkat kantong berwarna coklat. "Gue datang kesini mau kembalikan kaos sama celana lo waktu itu, maaf ya baru gue balikin sekarang."

Arsen menerima kantong tersebut, membuka isinya yang memang ada kaos hitam miliknya dan juga celana training di dalamnya.

Namun keningnya berkerut ketika melihat ada lagi selain pakaiannya. "Ini apa?" Arsen mengambil kotak bersusun dua.

"Oh itu.. Makan siang buat lo, itung-itung tanda terima kasih dari gue, dan itu gue yang masak. Tadinya gue mau buatin lo masakan seafood, tapi takut lo alergi jadinya gue buatin itu aja." ucap Alena malu, ia enggan melihat kearah Arsen.

Sebab cowok itu tengah melihat kearahnya dengan senyum yang selalu membuat jantungnya berdebar.

"Selama ini apapun yang gue makan, alhamdulillah aman kok. Yuk duduk situ," ajak Arsen berjalan lebih dulu duduk di kursi biasa.

"Gue udah bilang kemarin, nggak usah di balikin nggak apa-apa,"

"Nggak enak ah, kan baju lo masih bagus. Sayang kalau di rumah nggak ada yang pake,"

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang