Chapter 61.

842 95 3
                                    



~ Happy Reading ~

***

Arsen keluar dari kantor, membawa dua map yang di berikan Pak Ari tadi. Sebelum pergi Arsen bertanya lagi kepada Pak Ari apakah dia tidak salah. Memberikan proyek ini kepadanya, dan Pak Ari sangat yakin beliau juga mengatakan jika Om nya tau dirinya yang mengerjakan proyek tersebut.

Om Tio bakalan sangat senang, dan Pak Ari juga sempat membujuk Arsen untuk pulang dan bertemu keluarganya, bahkan Pak Ari berharap Arsen mau mengatakan sejujurnya pada Pak Kusuma.

Sudah tidak ada lagi yang perlu di tutupi, cepat atau lambat Pak Kusuma pasti tau, dan Pak Ari tidak ingin jika orang tua Alena justru mengetahui Arsen siapa dari orang lain.

Pak Ari berharap mereka tau dari Arsen sendiri.

Arsen duduk di atas jok motor, terlalu sibuk dengan Pak Ari dia sampai tidak mengecek ponselnya.

Tadinya Arsen ingin mengirim pesan pada temannya yang ingin dia temui, tapi saat membuka kunci ada notif pesan dari nomer yang tidak dia kenal.

Arsen langsung membuka pesan tersebut, dan tulisannya membuat Arsen memejamkan mata sambil menghela napas.

Pesan itu dari Alena, istrinya memberi kabar jika Papanya sudah membuat surat perceraian, Alena memohon kepadanya untuk mencari cara agar mereka tidak bercerai, Alena tidak ingin berpisah dengannya.

Arsen pun juga tidak mau berpisah dengan Alena, sudah susah payah selama ini dia mencari.

Setelah sudah menemukan dan mendapatkan wanita itu, mana bisa Arsen melepaskannya begitu saja.

Arsen mencoba menelpon nomer tersebut, tapi tidak di angkat. Ia berulang kali mencoba tapi tetap tidak di angkat.

Karena tidak kunjung diangkat, Arsen pun memasukan benda pipih tersebut kedalam saku. Ia bergegas menemui temannya.

..

Di rumah sakit, Alena masih sendiri. Wanita itu termenung di atas tempat tidur.

Sebenarnya dia melihat ponselnya Mamanya berkedip seperti ada yang menelpon, namun untuk bergerak mengambil benda itu rasanya berat.

Tubuhnya terlalu lemas, kepalanya pun berdenyut kembali, apalagi sedari tadi dia terus menangis memikirkan nasib rumah tangganya.

"Alena!" Liana terkejut ternyata putrinya sudah sadar, buru-buru wanita itu menghampiri Alena lalu memeluknya dengan erat.

"Alhamdulillah Nak, kamu sudah sadar Mama khawatir sama kamu." Ujarnya sambil mengusap punggung dan juga kepala putrinya.

Dalam hati Alena meringis, khawatir. Apa iya Mamanya khawatir sementara dia di tinggal sendiri bahkan cowok brengsek seperti Bryan bisa masuk.

"Maafin Mama ya, tadi Mama pergi sebentar ngurus perawatan kamu selama di sini. Tadinya Papa yang mau ngurus tapi tiba-tiba di telpon sama orang kantor." Ucap Liana seolah menjelaskan.

Padahal Alena sama sekali tidak bertanya, bahkan wanita itu sama sekali tidak mengeluarkan suaranya.

Liana menangkup wajah Alena, di pandanginya wajah pucat dan tirus putrinya itu. "Maafin Mama juga ya sayang, kemaren Mama nggak percaya kalau ternyata beneran hamil."

Pandangan Alena yang sedari tadi lurus kedepan dan kosong, kini bergulir menatap Mamanya. "Mama sudah tau kan kalau aku hamil, tolong bujuk Papa supaya jangan pisahin aku sama Arsen Ma." Mohon Alena sangat pelan.

"Alena benar-benar mencintai Arsen Ma. Alena nggak bisa hidup tanpa Arsen, apalagi sekarang dia mau jadi Ayah dari anak aku. Aku nggak sanggup jauh dari Arsen Ma.." pertahanan Alena pun runtuh, wanita itu akhirnya menangis lagi.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang